Abstrak
Rentang perilaku pacaran mulai dari berciuman bibir hingga hubungan seks pranikah merupakan tahapan dari kontak seksual yang menyebabkan remaja untuk melakukan perilaku seksual berisiko bersama pacar sehingga dapat menyebabkan remaja yang baru mengenal pacaran untuk memiliki perilaku pacaran yang berisiko (BKKBN, 2018). Menurut SKAP KKBPK tahun 2019, terdapat 3,8% remaja pria dan 1% remaja wanita di DKI Jakarta yang mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah ketika berpacaran. Hal ini menyebabkan daerah perkotaan memiliki tantangan yang lebih besar dalam menghadapi masalah perilaku seks pranikah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola pacaran berisiko remaja adalah pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap permisif, dan pergaulan teman sebaya. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan mengetahui peran pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap permisif serta faktor pergaulan teman sebaya dengan pola pacaran remaja SMA di DKI Jakarta pada tahun 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 dan 11 di SMAN 38 Jakarta dan SMAN 90 Jakarta dengan pengambilan sampel secara stratified proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap pola pacaran beresiko remaja. Selain itu, peran sikap permisif terhadap pola pacaran remaja juga tidak memiliki hubungan yang signifikan. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya terhadap pola pacaran remaja. Oleh sebab itu, disarankan bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan pendekatan dan pemahaman kepada siswa terkait pergaulan yang negatif guna mencegah siswa memiliki pola pacaran berisiko.
The range of dating behavior from kissing on the lips to premarital sex is a stage of sexual contact that causes teenagers to engage in risky sexual behavior with their boyfriends, which can cause teenagers who are new to dating to have risky dating behavior (BKKBN, 2018). According to the SKAP KKBPK 2019, there were 3.8% of male teenagers and 1% of female teenagers in DKI Jakarta who admitted to having had premarital sexual relations while dating. This causes urban areas to have greater challenges in dealing with the problem of premarital sexual behavior. Factors that can influence teenagers' risky dating patterns are reproductive health knowledge, permissive attitudes, and peer interactions. The design of this research is quantitative, analytical research with a cross-sectional approach which aims to determine the role of reproductive health knowledge, permissive attitudes and peer interaction factors in the dating patterns of high school teenagers in DKI Jakarta in 2023. The population in this study is 10th and 11th grade students at SMAN 38 Jakarta and SMAN 90 Jakarta using stratified proportional random sampling. The results of the study showed that there was no significant relationship between reproductive health knowledge and risky dating patterns among adolescents. Apart from that, the role of permissive attitudes on adolescent dating patterns also does not have a significant relationship. However, there is a significant relationship between peer interactions and adolescent dating patterns. Therefore, it is recommended for educational institutions to improve their approach and understanding of negative relationships with students in order to prevent students from having risky dating patterns.