Abstrak
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan utamanya menyerang paru-paru yang dikenal sebagai TB paru. Kota Bogor mengalami peningkatan kasus TB sejak 2020 dan di tahun 2022, TB menduduki peringkat ke-7 dalam data 10 penyakit terbesar di Puskesmas Cipaku Kecamatan Bogor Selatan. Tingginya kejadian TB di Puskesmas Cipaku dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan masyarakatnya yang 68% tinggal di daerah padat hunian karena dapat memperbesar risiko penularan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor risiko rumah sehat, karakteristik individu, dan perilaku hidup sehat terhadap kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Cipaku Kota Bogor tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan total sampel 84 responden kasus dan kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran lingkungan. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat, dan analisis multivariat dengan regresi logistik berganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian TB paru adalah usia, jenis kelamin, status gizi, riwayat kontak dengan penderita TB paru, etika batuk dan bersin, status merokok, kebiasaan membuka jendela, kepadatan hunian, ventilasi, suhu, kelembapan, dan pencahayaan. Selain itu, diketahui 77,4% tempat tinggal responden merupakan rumah tidak sehat, sehingga status rumah sehat menunjukkan hubungan signifikan terhadap kejadian TB paru.
Tuberculosis is an infectious disease caused by a bacterial infection of Mycobacterium tuberculosis and primarily attacks the lungs, known as pulmonary TB. Bogor City has experienced an increasing in TB cases since 2020, and in 2022, TB ranked seventh among the top 10 diseases at Cipaku Health Center South Bogor District. The high incidence of TB in Puskesmas Cipaku may be influenced by the environmental conditions of the community, 68% of whom live in densely populated areas, which can increase the risk of transmission. This study aims to analyze the effect of healthy home factors, individual characteristics, and health behaviors on the incidence of pulmonary TB in the working area of Cipaku Health Center, Bogor City, in 2024. This study used a case-control study design with a total sample of 84 case and control respondents. Data were collected by interview and environmental measurement. Data analysis included univariate analysis, bivariate analysis using the chi-square test, and multivariate analysis using the multiple logistic regression risk factor model. The results showed that the variables significantly associated with the incidence of pulmonary TB were age, gender, nutritional status, history of contact with people with pulmonary TB, coughing and sneezing etiquette, smoking status, habit of opening windows, occupancy density, ventilation, temperature, humidity, and lighting. In addition, healthy housing status showed a significant association with the incidence of pulmonary TB. In addition, it was found that 77.4% of respondents residences were unhealthy homes, so that healthy home status showed a significant association with the incidence of pulmonary TB.