Abstrak
Ketepatan waktu merupakan kinerja utama dari sistem surveilans. Pencegahan dan pengendalian TBC memerlukan pelaporan yang lengkap dan tepat waktu agar dapat dilakukan investigasi kontak dan pengobatan. Pada penelitian ini ketepatan waktu pelaporan digambarkan dengan interval tanggal register pasien TBC saat menjadi terduga TBC dengan tanggal input pelaporan TBC di SITB dengan batas waktu 7 hari. Berbagai penelitian menunjukkan sejumlah faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, seperti jenis fasilitas kesehatan, kepemilikan fasilitas kesehatan, karakteristik pasien, dan beberapa faktor lainnya yang digambarkan oleh Donabedian (1988) sebagai faktor input, proses, dan output. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan pendekatan mixed method sequential design diawali analisis kuantitatif data SITB di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 dan 2022 dengan uji chi square dan uji regresi logistik ganda, dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Proporsi laporan TBC tepat waktu di Jawa Barat meningkat dari 46,7% (2021) menjadi 56,7% (2022). Hasil uji chi square menunjukkan waktu register pasien TBC, jenis faskes yang melapor, kepemilikan faskes yang melapor, riwayat penyakit TBC pasien, jenis kasus TBC, volume kasus di kabupaten/kota, status kerja sama faskes dengan BPJS Kesehatan, usia, dan jenis kelamin pasien berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan TBC di 2021 dan 2022. Setelah dikontrol variabel lainnya, analisis multivariat menyimpulkan jenis faskes merupakan faktor yang paling berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan TBC di Jawa Barat. Odss tertinggi pada lapas rutan (2021=10,6 CI : 6,9-16,4; dan 2022=5,4 CI=3,8-7,6) dengan rentang confident interval yang cukup besar, dan BP4/BBKPM/BKPM (2021=3,4 CI:3,1-3,5 dan 2022=4,6 CI: 3,2-3,9) dibandingkan dengan Puskesmas. Hasil penelitian kualitatif menjelaskan keterkaitan kompetensi petugas, kebijakan, infrastruktur, persepsi manfaat, dan persepsi penggunaan sistem informasi dengan ketepatan waktu pelaporan TBC. Dengan demikian, intervensi untuk meningkatkan kualitas data TBC memperhatikan jenis fasilitas kesehatan, mendorong kebijakan yang meningkatkan keterlibatan fasilitas pelayanan kesehatan swasta, mengoptimalkan mekanisme umpan balik pelaporan TBC, serta memperkuat sistem informasi elektronik TBC yang mendukung output operasional penggunanya di faskes sangat penting.
Timeliness of report is one of the key metrics in surveillance system. Prevention and control of Tuberculosis requires complete and timely reporting so that contact investigations and treatment can be carried out immediately. In this study, the timeliness of reporting is described by the interval between the date of registration of a TB patient when as suspected TB and the date of input registration input into TB Information system (SITB). The categorization of timely report determined by 7 days of interval, which is also referred to by the Ministry of Health in the Zero Reporting intervention. Various studies show factors related to the timeliness of reporting, i.e., type of health facility, type of provider, patient characteristics, and other factors described by Donabedian (1988) as input, process and output factors. This study using mixed method sequential design with quantitative research using SITB data continued with qualitative research. The chi square test to analyze qualitative data continued with logistic regression. The proportion of timely TB reports in West Java increased from 46.7% to 56.7%. The chi-square test shows registration time for TB patients, type of reporting health service facility, type of provider, TB patient treatment history, type of TB case, TB case volume in the districts, cooperation status with BPJS Kesehatan, patient age, and patient gender is related to the timeliness of TB reporting in 2021 and 2022. After controlling other variables, the multivariate analysis concluded that the type of health facility is the most related factor to the timeliness of TB reporting in West Java in 2021 and 2022. The highest odds were in prisons (2021=10.6 CI: 6.9-16.4; and 2022=5.4 CI=3.8-7.6) with a large confidence interval range, and BP4/BBKPM/ BKPM (2021=3.4 CI:3.1-3.5 and 2022=4.6 CI: 3.2-3.9) compared to Puskesmas. The results of qualitative research explain the relationship between officer competency, policy, infrastructure, perceived of benefits, and perceived of information systems usefulness with the timeliness of TB reporting. Thus, interventions to improve the quality of TB data by looking at the type of health facility, encouraging policies that increase the involvement of private provider, optimizing the feedback mechanism for TB reporting, and strengthening the electronic TB information system that supports the operational output of its users in health facilities are imperative.