Abstrak
Latar belakang: Lama hari rawat (LHR) di RS adalah salah satu indikator efisiensi pemberian layanan kesehatan, juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi biaya pengobatan pasien rawat inap TB. Implementasi clinical pathway (CP) adalah rencana tatalaksana pasien berupa standarisasi langkah-langkah penanganan pasien mulai masuk RS sampai dengan keluar RS yang telah dikembangkan dengan tujuan mengurangi variasi pelayanan termasuk untuk mengontrol LHR di RS. Sebagai upaya mewujudkan layanan TB yang berkualitas RSPG sudah menerapkan CP dalam tatalaksana pasien rawat inap dengan TB Paru tetapi LHR pasien dengan TB Paru masih bervariasi, bahkan ada kasus dengan LHR yang memanjang, oleh sebab itu penelitian terkait analisis implementasi CP terhadap LHR pasien dengan diagnosis TB Paru perlu untuk dilakukan untuk melihat hubungan implementasi clinical pathway terhadap LHR di RSPG. Tujuan Penelitian: analisis hubungan implementasi CP terhadap LHR pada pasien rawat inap dengan TB Paru di RSPG. Metode:Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain cross-sectional, variabel independen adalah implementasi CP, karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, kelas rawat inap, tipe pasien) dan kondisi klinis (diagnosis utama, severity level, pemeriksaan HIV dan penyakit DM), dan variabel dependen adalah LHR. Penelitian menggunakan data sekunder, metode pengumpulan data melalui telusur rekam medik dengan jumlah sampel 456 yang diambil secara acak sederhana, kriteria inklusi pasien yang dirawat di RSPG tahun 2023 dengan diagnosis utama TB Paru sensitif obat, dan kriteria eksklusi pasien rawat inap TB Paru dengan cara keluar dari RS atas permintaan sendiri, dirujuk, atau meninggal. Analisis data dengan menggunakan software SPSS. Hasil: Rata-rata LHR dari 456 sampel penelitian adalah 6,13 hari (95% CI: 5,84-6,42 hari), 54,8% pasien dengan LHR ≤ 5 hari. kepatuhan implementasi baik 37,7%, proporsi LHR ≤5 hari pada CP baik adalah 75,5% sedangkan pada CP tidak baik 42,3%. Implementasi CP memiliki hubungan yang signifikan dengan LHR (P-value 0,0001), implementasi CP yang tidak baik memiliki risiko sebesar 4,91 kali lebih tinggi untuk terjadi LHR lebih lama dari standar (LHR > 5 hari) dibandingkan implementasi CP yang baik setelah dikontrol variabel kelas rawat dan tipe pasien. Kesimpulan: Implementasi CP, usia, pemeriksaan HIV dan penyakit DM berhubungan signifikan terhadap LHR setelah dikontrol variabel kelas rawat dan tipe pasien, variabel yang paling dominan mempengaruhi LHR adalah implementasi CP (OR 4,91).
Background: Length of hospital stay (LOS) is a key indicator of healthcare service efficiency and a major factor influencing the treatment costs for inpatient tuberculosis (TB) patients. The implementation of clinical pathways (CP) is a standardized patient management plan designed to reduce service variations and control LOS. Despite the implementation of CP for inpatient management of pulmonary TB at RSPG, LOS for TB patients still varies, with some cases exhibiting extended stays. Thus, analyzing the impact of CP implementation on the LOS of patients diagnosed with pulmonary TB is necessary to understand its effectiveness at RSPG. Research Objective: This studi aims to analyze the relationship between CP implementation and LOS among inpatient pulmonary TB patients at RSPG. Methods: This quantitative research, a cross-sectional design. The independent variables include CP implementation, patient characteristics (age, gender, class of inpatient care, patient type), and clinical conditions (primary diagnosis, severity level, HIV test, and diabetes mellitus). The dependent variable is LOS. Secondary data was collected through medical record reviews of a randomly selected sample of 456 patients. Inclusion criteria were patients admitted to RSPG in 2023 with a primary diagnosis of drug-sensitive pulmonary TB, while exclusion criteria were pulmonary TB patients discharged against medical advice, referred out, or deceased. Data analysis was performed using univariate, bivariate, and multivariate methods with SPSS software Result: The average LOS for the 456 studi samples was 6.13 days (95% CI: 5.84-6.42 days), with 54.8% of patients having an LOS ≤ 5 days. Good compliance with CP implementation was observed in 37.7% of cases. The proportion of LOS ≤ 5 days was 75.5% in patients with good CP compliance, compared to 42.3% in those with poor CP compliance. CP implementation was significantly associated with LOS (P-value 0.0001), with poor CP implementation resulting in a 4.91 times higher risk of extended LOS (>5 days) compared to good CP implementation, after controlling for class of inpatient care and patient type. Conclusion: CP implementation, age, HIV testing, and diabetes mellitus are significantly associated with LOS after controlling for the variables class of inpatient care and patient type. The most dominant factors influencing LOS is the CP implementation (OR 4.91).