Abstrak
Berdasarkan cakupan Indeks Ketimpangan Gender, Provinsi Banten dan Bengkulu memiliki cakupan IKG yang sama. Namun capaian penggunaan MKJP berdasarkan SDKI berbeda di Provinsi Banten memiliki capaian penggunaan yang konsisten rendah dan Provinsi Bengkulu memiliki capaian penggunaan konsisten tinggi. Sehingga terdapat faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP di kedua wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi antara Provinsi Banten dan Bengkulu. Sampel yang dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 319 di Provinsi Banten dan 254 di Provinsi Bengkulu. Hasil studi ini menunjukkan bahwa proporsi penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi sebesar 20,5% di Provinsi Banten dan 31% di Provinsi Bengkulu. Faktor yang paling dominan mempengaruhi penggunaan MKJP di Provinsi Banten adalah sumber pelayanan KB, wanita yang pelayanan KB-nya dilakukan di sektor pemerintah memiliki risiko 7 kali lebih tinggi untuk menggunakan MKJP (PR 7,05 95% CI 4,60-10,8). Faktor yang dominan mempengaruhi penggunaan MKJP di Provinsi Bengkulu adalah tempat tinggal, wanita yang tinggal di perkotaan memiliki risiko 1,8 kali untuk menggunakan MKJP dibandingkan wanita yang tinggal di pedesaan (PR 1,88 95% CI 1,34-2,64).
Based on the coverage of the Gender Inequality Index, Banten and Bengkulu provinces have the same coverage. However, the achievement of LACM utilization based on the IDHS is different in Banten Province has a consistently low utilization rate and Bengkulu Province has high consistent usage achievements. Therefore, there are factors that influence the use of LACM in these two regions. This study aims to determine the differences in the influence of factors affecting the use of LACM in women who do not want more children between Banten and Bengkulu Provinces. The samples analyzed in this study were 319 in Banten Province and 254 in Bengkulu Province. The results of this study showed that the proportion of LACM use among women who did not want more children was 20.5% in Banten Province and 31% in Bengkulu Province. The most dominant factor influencing the use of LACM in Banten Province was the source of family planning services, women whose family planning services were conducted in the government sector had a 7 times higher risk of using LACM (PR 7.05 95% CI 4.60-10.8). The dominant factor affecting the use of LACM in Bengkulu Province is place of residence, women who live in urban areas have a 1.8 times risk of using LACM compared to women who live in rural areas (PR 1.88 95% CI 1.34-2.64).