Abstrak
Keluhan muskuloskeletal umumnya dirasakan oleh pekerja sektor informal, termasuk di dalamnya para pengrajin tenun sulam tapis. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi Gangguan Otot dan Rangka karena pekerjaan di Indonesia mencapai 7,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian Gangguan Otot dan Rangka pada pengrajin tenun sulam tapis di Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menganalisis faktor-faktor risiko individu (seperti usia, pendidikan, status pernikahan, kebiasaan berolahraga, status gizi, anemia, kesehatan reproduksi, dan masa kerja), pekerjaan (seperti masa kerja, durasi kerja, dan postur kerja), dan lingkungan (seperti pencahayaan dan suhu). Populasi penelitian ini adalah seluruh pengrajin tenun sulam tapis di Negeri Katon, dengan jumlah sampel sebanyak 162 pengrajin yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) diukur menggunakan standar SNI 9011:2021, sementara postur kerja dinilai dengan menggunakan lembar observasi Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Hasil analisis menggunakan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian Gangguan Otot dan Rangka adalah postur kerja (p value = < 0,001), durasi kerja (p value = 0,017) dan masa kerja (p value = 0, 024).
Musculoskeletal complaints are commonly experienced by workers in the informal sector, including artisans involved in weaving traditional cloth called "sulam tapis." Based on the Riskesdas data from 2018, the prevalence of Musculoskeletal Disorders (MSDs) due to occupational factors in Indonesia reaches 7.9%. This study aims to identify the contributing factors to the occurrence of Musculoskeletal Disorders among sulam tapis weavers in Negeri Katon District, Pesawaran, Lampung. The research employs a cross-sectional design, analyzing individual risk factors (such as age, education, marital status, exercise habits, nutritional status, anemia, reproductive health, and duration of employment), occupational factors (such as tenure, work duration, and working posture), and environmental factors (such as lighting and temperature). The study population consists of all sulam tapis weavers in Negeri Katon, with a sample size of 162 weavers meeting the predetermined inclusion and exclusion criteria. Musculoskeletal Disorders are assessed using the SNI 9011:2021 standard, while working posture is evaluated using the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) observation sheet. The results of the analysis employing multiple logistic regression reveal that significant variables contributing to the occurrence of Musculoskeletal Disorders include working posture (p-value < 0.001), work duration (p-value = 0.017), and tenure (p-value = 0.024).