Abstrak
ODS seringkali mendapatkan stigmatisasi dan perlakuan diskriminatif dari masyarakat. Perlu adanya upaya untuk memahami faktor-faktor yang menjadi sumber stigma supaya intervensi anti-stigma dapat lebih efektif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dilakukan dengan wawancara mendalam ke 6 orang informan utama (ODS) dan 4 orang informan kunci (tenaga kesehatan RSJ X yang terdiri dari psikiater, psikolog dan perawat serta Dirkeswa Kemenkes RI). Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui secara mendalam gambaran dinamika stigma pada Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dengan pendekatan “What Matters Most” di RSJ X Kota Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai atau norma-norma yang dijunjung tinggi di masyarakat secara umum adalah penerimaan sosial, produktivitas dan pernikahan. Manifestasi stigma yang dialami ODS terdiri dari stigma diri dan stigma publik. Stigmatisasi dan perilaku diskriminatif terjadi di rumah, tempat ibadah, fasilitas kesehatan dan fasilitas umum seperti pasar maupun sekolah. Model eksplanatori gangguan mental terdiri dari keyakinan kausal, istilah stigmatisasi, hubungan gejala dengan peningkatan stigma dan interseksionalitas. Hambatan yang dialami ODS berasal dari aspek pendidikan dan pekerjaan. Kurangnya ketersediaan sumber daya kesehatan mental dan infrastruktur pada fasilitas kesehatan menjadi faktor pendukung stigma. Stigma pada ODS memengaruhi pencarian pengobatan alternatif, konsistensi pengobatan, dan penyembunyian diagnosis.
People with Schizophrenia (PwS) often receive stigmatization and discriminatory treatment from society. Understanding the factors that are the source of stigma is needed, so that anti-stigma interventions can be more effective. This thesis discusses the description of the "What Matters Most" factors: the dynamics of stigma among PwS at RSJ X Bogor City. This research is a qualitative research with a case study design which was conducted using in-depth interviews with 6 main informants (PwS) and 4 key informants (RSJ X health workers consisting of psychiatrists, psychologists and nurses as well Directorate of Mental Health, Ministry of Health of the Republic of Indonesia). The general aim of this research is to find out the description of the "What Matters Most" factors that can influence the dynamics of stigma in PwS at RSJ X Bogor City. The research results show that the values or norms that are upheld in society in general are social acceptance, productivity and marriage. The manifestations of stigma experienced by PwS consist of self-stigma and public stigma. Stigmatization and discriminatory behavior occurs in homes, places of worship, health facilities and public facilities such as markets and schools. Explanatory models of mental disorders consist of causal beliefs, stigmatization terms, the relationship of symptoms to increased stigma and intersectionality. The obstacles experienced by PwS come from educational and employment aspects. The lack of availability of mental health resources and infrastructure in health facilities is a contributing factor to stigma. The stigma of PwS influences the search for alternative treatment, consistency of treatment, and concealment of diagnosis.