Abstrak
Berdasarkan data United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), terdapat 540.000 orang hidup dengan HIV di Indonesia pada tahun 2023, dengan 26.000 kematian terkait HIV dan 24.000 kasus baru ditemukan pada tahun yang sama. Dengan tingginya tingkat prevalensi HIV di Indonesia, pengobatan antiretroviral (ARV) menjadi sangat penting dalam upaya penanggulangan. Namun, data WHO menunjukkan bahwa hanya sekitar 50% pasien penyakit kronis, termasuk HIV, yang patuh terhadap pengobatan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepatuhan terhadap pengobatan ARV dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di UOBK dr. Slamet tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode potong-lintang (cross-sectional). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat untuk melihat hubungan antara kepatuhan minum obat ARV dan kualitas hidup ODHA. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa mayoritas responden dengan kepatuhan tinggi terhadap pengobatan ARV memiliki kualitas hidup yang baik sebesar 91,7%. Sebaliknya, mayoritas responden dengan kepatuhan rendah terhadap pengobatan ARV memiliki kualitas hidup yang buruk sebesar 69,1%. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup ODHA di UOBK dr. Slamet Kabupaten Garut, dengan nilai Prevalence Ratio (PR) 1,328 (95% CI 1,091 – 1,618) dan 2,964 (95% CI 2,150 – 4,085). Artinya, responden dengan kepatuhan minum obat ARV sedang dan rendah memiliki kemungkinan 1,328 dan 2,964 kali lebih besar secara berurutan untuk memiliki kualitas hidup yang buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki kepatuhan tinggi terhadap pengobatan ARV. Kepatuhan terhadap pengobatan ARV memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup ODHA. Peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan ARV diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA di UOBK dr. Slamet Kabupaten Garut.

According to the United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), there were 540,000 people living with HIV in Indonesia in 2023, with 26,000 HIV-related deaths and 24,000 new cases discovered in the same year. With the high prevalence of HIV in Indonesia, antiretroviral (ARV) treatment plays a crucial role in managing the epidemic. However, WHO data indicates that only about 50% of patients with chronic diseases, including HIV, adhere to the prescribed treatment. This study aims to analyze the relationship between adherence to ARV therapy and the quality of life of people living with HIV/AIDS (PLWHA) at UOBK dr. Slamet in 2024. This study is an observational analytic study conducted using a cross-sectional method. Data analysis was performed univariately and bivariately to examine the relationship between adherence to ARV medication and the quality of life of PLWHA. The analysis found that the majority of respondents with high adherence to ARV therapy had a good quality of life, accounting for 91.7%. Conversely, the majority of respondents with low adherence to ARV therapy had a poor quality of life, accounting for 69.1%. There was a significant relationship between adherence to ARV medication and the quality of life of PLWHA at UOBK dr. Slamet, Garut Regency, with a Prevalence Ratio (PR) of 1.328 (95% CI 1.091 – 1.618) and 2.964 (95% CI 2.150 – 4.085). This indicates that respondents with moderate and low adherence to ARV therapy were 1.328 and 2.964 times more likely, respectively, to have a poor quality of life compared to respondents with high adherence to ARV therapy. Adherence to ARV therapy is significantly associated with the quality of life of PLWHA. Improving adherence to ARV therapy is expected to enhance the quality of life of PLWHA at UOBK dr. Slamet, Garut Regency.