Abstrak
Di beberapa negara, pekerjaan di bidang pertambangan dianggap sebagai salah satu pekerjaan yang paling berisiko sehingga dapat membuat pekerja rentan mengalami burnout. Laporan Future Forum Pulse Report Winter 2022 – 2023 menyatakan 42% pekerja mengalami burnout. Berdasarkan data statistik kecelakaan tambang 2019, terdapat 116 kecelakaan dengan 18 diantaranya menyebabkan kematian. Sebagian besar (70%) angka kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh kurang diterapkannya perilaku keselamatan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan burnout dan pengetahuan keselamatan dengan perilaku keselamatan tambang PT. ABC project Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling yang diikuti sebanyak 211 responden dengan mengisi kuisioner tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara burnout dengan perilaku keselamatan (p-value 0,016). Adanya hubungan yang lemah antara client related burnout dengan perilaku keselamatan (r=-0,137).  Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan keselamatan dengan perilaku keselamatan (p-value 0,251). Variabel pengetahuan keselamatan bukan merupakan confounding terhadap hubungan burnout dengan perilaku keselamatan (perubahan OR <10%), namun terdapat efek interaksi antara burnout dengan pengetahuan keselamatan terhadap perilaku keselamatan (p-value test of homogeneity = 0,017). Pekerja dengan tingkat burnout yang tinggi dan memiliki pengetahuan kurang baik berisiko 15,2 kali untuk memiliki perilaku keselamatan negatif.  Berdasarkan hasil penelitian, maka Perusahaan perlu melakukan monitoring burnout secara berkala, menambahkan jenis pelatihan terkait manajemen stres, problem solving dan lain sebagainya, memaksimalkan berbagai media kampanye K3 sebagai media promosi nomor telepon keadaan darurat lingkungan, mengadakan latihan tanggap darurat lingkungan, menyusun evaluasi pelatihan untuk mengukur keefektifan pelatihan dan kemampuan pekerja sebelum dan sesudah mendapatkan pelatihan.

In some countries, mining activity is considered as one of the riskiest jobs that put workers getting vulnerable to be burnout. The Future Forum Pulse Report Winter 2022 - 2023 stated that 42% of workers experience burnout. Based on statistical data on mining accidents in 2019, there were 116 accidents with 18 of them causing death. Most (70%) of the accident rate in Indonesia is caused by the lack of safety behavior implementation. Therefore, this study was conducted to determine the relationship between burnout and safety knowledge with mining safety behavior at PT. ABC project Sumbawa, West Nusa Tenggara. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study. Sampling was carried out using the total sampling technique which was followed by 211 respondents by filling out a written questionnaire. The results of the study showed that there was a relationship between burnout and safety behavior (p-value 0,016). There is a weak relationship between client related burnout and safety behavior (r=-0.137). There was no relationship between safety knowledge and safety behavior (p-value 0,251). The safety knowledge variable did not confound the relationship between burnout and safety behavior (change in OR <10%). However, there was an interaction effect between burnout and safety knowledge on safety behavior (p-value test of homogeneity = 0,017). Workers with high levels of burnout and poor knowledge are 15,2 times more likely to have negative safety behavior. Based on the research results, the Company needs to conduct regular burnout monitoring, adds various trainings related to stress management, problem solving and so on, maximizes various Health and Safety Campaigns as media to promote environmental emergency telephone numbers, conducts environmental emergency response drill, prepares training evaluations to measure the effectiveness of training and workers' abilities before and after receiving training.