Abstrak
Kelelahan bukan sekadar merasa kantuk dan lelah, dapat juga kelelahan mental dan/atau fisik yang mengurangi kecakapan seseorang melakukan pekerjaan secara efektif dan aman. ILO memperkirakan 2,3 juta pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit terkait pekerjaan dan 313 juta pekerja menderita cedera kerja non-fatal setiap tahun. NSC menyatakan bahwa kelelahan menyumbang 13% dari cedera, terutama pada lingkungan kerja yang beroperasi 24 jam. Industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan industri yang kegiatan produksinya dilakukan secara terus menerus selama 24 jam tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, industri migas juga dikenal sebagai industri yang berisiko tinggi dimana suatu keselahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar. Tujuan penelitian ini melihat faktor hubungan terkait pekerjaan dan tidak terkait pekerjaan dengan kelelahan kerja di PT XYZ. Penelitian ini menggunakan analisis analitik dengan desain crosssectional dan menggunakan analisa data univariat, bivariat. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi pekerja pengelasan PT XYZ berjumlah 104 pekerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor risiko individu yaitu usia (PR= 1,590; 95% CI: 1,080 – 2,341), dan kualitas tidur (PR= 1,608; 95% CI: 1,064 – 2,431) serta faktor risiko terkait pekerjaan yaitu tuntutan pekerjaan (PR= 1,650; 95% CI: 1,060 – 2,567) berhubungan signifikan dengan kelelahan pada pekerja. Sarna yang diberikan keperusahaan berupa rekomendasi program manajemen kelelahan khususnya pekerja diatas 35 tahun, evaluasi jam, shift dan durasi kerja yang dominan melebihi ketantuan yang berlaku, kajian lebih lanjut terkait kualitas lingkungan kerja, peningkatan kesadaran terkait pengelolaan tuntutan kerja, konflik dan stres, kebiasaan olahraga dan istirahat, serta fasilitas pendukung yang memperhatikan aspek ergonomi pekerja.
Fatigue is not just feeling sleepy and tired, it can also be mental and/or physical fatigue that reduces a person's ability to do work effectively and safely. The ILO estimates that 2.3 million workers die from work-related accidents or diseases and 313 million workers suffer non-fatal work injuries each year. The NSC states that fatigue contributes to 13% of injuries, especially in 24-hour work environments. The oil and gas industry is an industry whose production activities are carried out continuously for 24 hours non-stop to meet the needs of the community. In addition, the oil and gas industry is also known as a high-risk industry where a small mistake can cause a major accident. The purpose of this study was to examine the relationship between work-related and non-work-related factors with work fatigue at PT XYZ. This study used analytical analysis with a cross-sectional design and used univariate and bivariate data analysis. The number of samples in this study was the entire population of PT XYZ welding workers totaling 104 workers. The results of the study showed that individual risk factors, namely age (PR = 1.590; 95% CI: 1.080 - 2.341), and sleep quality (PR = 1.608; 95% CI: 1.064 - 2.431) and work-related risk factors, namely job demands (PR = 1.650; 95% CI: 1.060 - 2.567) were significantly related to fatigue in workers. The advice given to the company was in the form of recommendations for fatigue management programs, especially for workers over 35 years old, evaluation of hours, shifts and duration of work that predominantly exceeded applicable provisions, further studies related to the quality of the work environment, increasing awareness related to the management of work demands, conflict and stress, exercise and rest habits, and supporting facilities that pay attention to the ergonomic aspects of workers.