Abstrak
Gizi lebih adalah kondisi timbunan lemak berlebih yang menimbulkan risiko kesehatan (WHO, 2024). Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan prevalensi gizi lebih anak dan remaja secara signifikan. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dan 2018 serta Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi kejadian gizi lebih anak dan remaja pada seluruh kelompok usia di provinsi DI Yogyakarta lebih tinggi daripada prevalensi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian status gizi lebih pada remaja (10-19 tahun) di Provinsi DI Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi status gizi lebih pada remaja adalah 22.5%. Analisis bivariat menunjukkan terdapat dua variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap kejadian status gizi lebih, yaitu wilayah tempat tinggal dan status penerimaan bantuan (p-value<0.05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa wilayah tempat tinggal merupakan faktor dominan terhadap kejadian status gizi lebih pada remaja (p-value<0.001; OR=1.897; 95% CI: 1.321 - 2.724).

Overnutrition is a condition characterized by excessive fat accumulation that poses health risks (WHO, 2024). The Special Region of Yogyakarta is one of the provinces in Indonesia experiencing a significant increase in the prevalence of overnutrition among children an adolescents. Based on data from the 2013 and 2018 Basic Health Research surveys and the 2023 Indonesia Health Survey, the prevalence of overnutrition among children and adolescents in all age groups in this province is higher than the national prevalence. This study aims to analyze teh dominant factor associated with the incidence of overnutrition among adolescents (aged 10-19 years) in the Special Region of Yogyakarta. The research design employed a cross-sectional study using secondary data from the 2023 Indonesia Health Survey. Data analysis included univariate analysis, bivariate analysis using the chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that the prevalence of overnutrition among adolescents was 22.5%. Bivariate analysis indicated that two variables—region of residence and assistance status—were significantly associated with overnutrition (p-value<0.05). Multivariate analysis identified region of residence as the dominant factor associated with overnutrition among adolescents ((p-value<0.001; OR=1.897; 95% CI: 1.321 - 2.724).