Abstrak
Prevalensi HIV pada ibu rumah tangga di Indonesia terus meningkat. Ibu dengan HIV menghadapi tekanan psikologis dan sosial yang kompleks selama kehamilan dan setelah melahirkan. Penelitian ini bertujuan menggali strategi coping yang digunakan oleh ibu dengan HIV dalam menghadapi stresor internal dan eksternal, merujuk pada Transactional Model of Stress and Coping oleh Lazarus dan Folkman (1984). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan lima informan utama dan sejumlah informan kunci dari keluarga, tenaga kesehatan, serta Dinas Kesehatan dan KPA Provinsi DK Jakarta. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk menelaah pengalaman informan. Hasil menunjukkan bahwa ibu menghadapi stresor seperti stigma internal, ketakutan penularan vertikal, rasa bersalah, tekanan sosial, dan kesulitan ekonomi. Sumber daya coping berkembang seiring proses penerimaan diri dan adanya akses informasi kesehatan. Adapun dukungan pasangan, keluarga, dan lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membangun Strategi coping yang digunakan mencakup problem-focused coping (kepatuhan ARV, mencari layanan kesehatan dan bantuan) dan emotion-focused coping (misalnya penerimaan diri, pendekatan religius, afirmasi positif, dan aktivitas rekreasi). Penelitian ini menekankan pentingnya sistem dukungan psikososial dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dengan HIV. Adapun hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan intervensi dukungan psikososial bagi ibu dengan HIV.
The prevalence of HIV among housewives in Indonesia continues to rise. Mothers living with HIV (MLWH) face complex psychological and social pressures during pregnancy and postpartum. This study aims to explore the coping strategies employed by MLWH in dealing with internal and external stressors, drawing on the Transactional Model of Stress and Coping by Lazarus and Folkman (1984). A qualitative case study approach was used, involving five primary informants and several key informants, including family members, healthcare providers, and representatives from the Jakarta Provincial Health Office and AIDS Commission (KPA). Thematic analysis was applied to examine informants’ experiences. The findings reveal that mothers experience a range of stressors such as internalized stigma, fear of vertical transmission, guilt, social pressure, and economic hardship. Coping resources evolved alongside self-acceptance and access to health information. Support from partners, family, and the social environment plays a crucial role in developing coping, which include both problem-focused coping (e.g., adherence to ARV therapy, seeking healthcare services and assistance) and emotion-focused coping (e.g., self-acceptance, religious approaches, positive affirmation, and recreational activities). This study highlights the importance of psychosocial support systems in enhancing the well-being of MLWH and may inform the development of psychosocial support interventions for MLWH.