World Health Organization mengakui distres sebagai penyakit epidemiologi abad 21. Distres pada dosen menjadi isu yang sering dibahas. Tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi membuat dosen menghadapi beban kerja berat sehingga menyebabkan distres, kecemasan, dan gangguan tidur. Penelitian Carroll tahun 2022 menunjukkan lebih dari 50% tenaga pengajar di Australia mempertimbangkan untuk meninggalkan profesinya karena merasakan distres yang sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat distres, faktor risiko distres, dan menganalisis hubungan faktor-faktor risikonya terhadap distres pada dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas A tahun 2025. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan cross-sectional. Faktor risiko yang diteliti meliputi faktor di arena pekerjaan (beban kerja, tekanan waktu, long-working hours, ambiguitas peran, hubungan interpersonal, jabatan akademik); faktor di arena rumah (work-family conflict dan status pernikahan); faktor di arena sosial (dukungan sosial), dan faktor di arena individu (usia dan jenis kelamin). Analisis data meliputi analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif mengungkapkan 68% dosen mengalami distres ringan, 30.9% dosen mengalami distres sedang, dan 1% dosen mengalami distres berat. Analisis inferensial mengungkapkan tekanan waktu (p = 0.000; OR = 10.4; 95% CI = 3.513-30.789), ambiguitas peran (p = 0.001; OR = 5.031; 95% CI = 1.950-12.984), hubungan interpersonal ke rekan kerja (p = 0.014; OR = 3.033; 95% CI = 1.235-7.452), work-family conflict (p = 0.000; OR = 19.456; 95% CI = 5.942-63.709), dan dukungan sosial (p = 0.004; OR = 3.675; 95% CI = 1.487-9.082) berhubungan signifikan dengan distres pada dosen FMIPA Universitas A. Universitas A disarankan untuk memperkuat sosialisasi layanan konseling, menyusun SOP yang jelas, serta menyediakan pelatihan dan dukungan teknis untuk mengurangi risiko distres pada dosen.