Abstrak
WHO dan UNICEF merekomendasikan agar bayi diberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya karena ASI mengandung berbagai nutrisi lengkap dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan gizi bayi. Namun, cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Jombang belum mencapai target nasional dan mengalami penurunan pada tahun 2024, sebesar 67,97%. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Jombang Kota Cilegon tahun 2025. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 88 ibu diambil sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan wawancara menggunakan instrumen kuesioner. Uji statistik menggunakan SPSS versi 25 dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian mendapatkan sebesar 70,5% ibu memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan uji statistik, diketahui pendidikan (p= 0,002), sikap (p< 0,001), IMD (0,014), dan dukungan suami (p= 0,034) memiliki hubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Namun, usia (p= 0,337), pekerjaan (p= 0,875), paritas (p= 1,000), pengetahuan (p= 0,573), promosi susu formula (p= 0,709), dan dukungan tenaga kesehatan (p= 0,516) tidak memiliki hubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Diperlukan berbagai upaya yang dapat mendukung peningkatan cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Jombang, seperti penguatan edukasi sesuai dengan kebutuhan ibu dengan metode yang menyesuaikan tren saat ini, pelibatan suami dalam program kesehatan ibu, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, dan optimalisasi koordinasi serta pemantauan program ASI eksklusif.
WHO and UNICEF recommend exclusive breastfeeding for the first six months of life, as breast milk contains complete nutriens and adapts to the baby’s needs. However, the coverage of exclusive breastfeeding at Jombang Health Center declined in 2024 to 67,97%, below the national target. This study aimed to identify determinants of exclusive breastfeeding behavior in the working area of Jombang Health Center, Cilegon City, in 2025. This research used a quantitative method with a cross-sectional study design. A total of 88 mothers were selected as samples using purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria. Data collection was conducted primarily through interviews using a questionnaire instrument. Statistical analysis was performed using SPSS version 25 with bivariate analysis through the Chi-Square test. The results showed that 70,5% of mothers exclusively breastfed. Based on statistical tests, education (p= 0,002), attitude (p< 0,001), early initation of breastfeeding (p= 0,014), and husband support (p= 0,034) were found to have a relationship with exclusive breastfeeding behavior. However, age (p= 0,337), occupation (p= 0,875), parity (p= 1,000), knowledge (p= 0,573), formula milk promotion (p= 0,709), and health worker support (p= 0,516) had no significant relationship with exclusive breastfeeding behavior. To improve exclusive breastfeeding coverage in the working area of Jombang Health Center, efforts such as strengthening education tailored to the needs of mothers using methods aligned with current trends, involving husbands in maternal health programs, increasing the capacity of health workers, and optimizing coordination and monitoring of exclusive breastfeeding programs are recommended.