Abstrak
Akses terhadap air seharusnya dijamin bagi setiap individu, namun penyediaan akses air minum layak yang mencakup semua lapisan masyarakat merupakan salah satu isu yang paling kompleks untuk diselesaikan. Kebutuhan akan air minum di DKI Jakarta yang terus meningkat dikarenakan pertumbuhan penduduk tetapi tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya air perpipaan yang memadai sebagai akses air minum layak sehingga menyebabkan terbatasnya akses air minum layak di Kampung Muka, Jakarta Utara. Desain studi penelitian adalah deskriptif dan cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 91 penduduk yang mewakili populasi penduduk Kampung Muka. Hasil analisis univariat akses air minum pada penduduk Kampung Muka sebagian besar masih tidak layak (72,5%), berbeda dengan capaian akses air minum layak di DKI Jakarta secara umum menurut Badan Pusat Statistik tahun 2024 (99,96%). Rata-rata kebutuhan air penduduk Kampung Muka telah memenuhi standar, yaitu sebesar 208 liter/orang/hari. Analisis bivariat menunjukkan bahwa usia (p=0,004) dan pengeluaran (p=0,000) memiliki hubungan signifikan terhadap akses air minum. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel usia (p=0,022; 95% CI: 0,097–0,834) dan pengeluaran (p=0,001; 95% CI: 0,049–0,472) berpengaruh secara simultan terhadap akses air minum pada penduduk Kampung Muka Jakarta Utara tahun 2025.
Access to water should be guaranteed for every individual; however, providing safe drinking water access that reaches all levels of society remains one of the most complex issues to address. In DKI Jakarta, the increasing demand for drinking water due to population growth is not matched by the availability of adequate piped water resources as a source of safe drinking water, leading to limited access to safe drinking water in Kampung Muka, DKI Jakarta. This study employed a descriptive cross-sectional design with 91 respondents representing the residents of Kampung Muka. Univariate analysis showed that most residents in Kampung Muka still lack access to safe drinking water (72.5%), which contrasts with the overall safe drinking water access coverage in DKI Jakarta reported by BPS in 2024 (99.96%). Meanwhile, the average water consumption for domestic purposes met the standard, reaching 208 liters per person per day. Bivariate analysis indicated that age (p=0.004; OR=0.237; 95% CI: 0.087–0.648) and expenditure (p=0.000; OR=0.134; 95% CI: 0.044–0.403) were significantly associated with drinking water access. Multivariate analysis confirmed that age (p=0.022; 95% CI: 0.097–0.834) and expenditure (p=0.001; 95% CI: 0.049–0.472) simultaneously influenced access to drinking water among the residents of Kampung Muka, North Jakarta, in 2025.