Abstrak
Penelitian ini menganalisis utilisasi pelayanan kesehatan mental depresi di fasilitas kesehatan pada peserta JKN tahun 2023. Desain penelitian ini non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta memanfaatkan pelayanan kesehatan mental depresi dengan frekuensi kunjungan yang rendah atau 1-3 kali kunjungan dalam satu tahun, yaitu sebanyak 70.351 (88,3%) peserta. Faktor-faktor yang menunjukkan hubungan yang signifikan yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, segmentasi peserta, jenis fasilitas kesehatan, kepemilikan fasilitas kesehatan, dan wilayah fasilitas kesehatan. Determinan utama adalah umur, dengan peserta yang berumur 45-54 tahun memiliki peluang tertinggi untuk berada pada kategori frekuensi kunjungan yang tinggi (OR: 2,583; 95% CI: 2,042-3,268). Temuan ini menunjukkan bahwa diperlukan edukasi, intervensi, peningkatan kualitas layanan dan tenaga kesehatan, serta pemerataan fasilitas dan tenaga kesehatan.


This study analyzes the utilization of mental health services for depression at healthcare facilities among JKN participants in 2023. The research design is non-experimental with a cross-sectional approach. The results show that the majority of participants utilized mental health services for depression with a low frequency of visits, ranging from 1 to 3 visits per year, totaling 70,351 (88.3%) participants. Factors that showed significant associations include age, gender, marital status, participant segmentation, type of healthcare facility, ownership of healthcare facility, and facility location. The main determinant is age, with participants aged 45-54 having the highest likelihood of being in the high-frequency visit category (OR: 2.583; 95% CI: 2.042-3.268). These findings indicate the need for education, interventions, improvement in service quality and healthcare providers, as well as the equitable distribution of healthcare facilities and workforce.