Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi, asupan gizi, dan kelelahan kerja pada petani padi sektor informal di Desa Batujaya, Kabupaten Karawang. Petani di sektor ini bekerja dengan intensitas fisik tinggi, namun sering menghadapi keterbatasan dalam asupan nutrisi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 45 responden melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk asupan gizi, pengukuran indeks massa tubuh (IMT) untuk status gizi, serta kuesioner IFRC untuk kelelahan kerja. Hasil analisis inferensial menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa asupan gizi (p = 0,003), status gizi (p = 0,001), masa kerja (p = 0,012), keluhan sakit (p = 0,000), dan beban kerja (p = 0,000) memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kelelahan kerja. Sementara itu, variabel usia dan jenis kelamin tidak berhubungan signifikan. Petani dengan asupan dan status gizi yang buruk cenderung mengalami kelelahan kerja lebih tinggi. Temuan ini menegaskan pentingnya pemenuhan gizi yang memadai serta pengelolaan beban kerja untuk mencegah kelelahan kerja dan meningkatkan produktivitas. Diperlukan intervensi berupa edukasi gizi, akses pangan bergizi, serta penguatan program kesehatan kerja berbasis komunitas di sektor informal pertanian.
This study aims to analyze the relationship between nutritional status, nutrient intake, and work fatigue among rice farmers in the informal sector in Batujaya Village, Karawang Regency. Farmers in this sector engage in high-intensity physical labor but often face limitations in nutrient intake. This research employed a cross-sectional design involving 45 respondents selected through purposive sampling. Data were collected using the Food Frequency Questionnaire (FFQ) for nutrient intake, Body Mass Index (BMI) measurements for nutritional status, and the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire for work fatigue. Inferensial analysis using the Chi-Square test showed that nutrient intake (p = 0.003), nutritional status (p = 0.001), years of service (p = 0.012), reported illness (p = 0.000), and workload (p = 0.000) had a statistically significant relationship with the level of work fatigue. In contrast, age and gender were not significantly associated. Farmers with poor nutritional intake and status tended to experience higher levels of work fatigue. These findings underscore the importance of adequate nutritional fulfillment and workload management to prevent work fatigue and enhance productivity. Interventions are needed in the form of nutrition education, improved access to nutritious food, and the strengthening of community-based occupational health programs in the informal agricultural sector.