Abstrak
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan komponen penting dalam pemenuhan gizi optimal dan pencegahan stunting. Di UPTD Puskesmas Limo, cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) telah mencapai 100% pada tahun 2024, namun capaian ASI eksklusif justru mengalami penurunan dari 83,6% (2023) menjadi 81,47% (2024). Meskipun angka ini melebihi target nasional, tren penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan dalam mempertahankan praktik menyusui secara eksklusif. Salah satu faktor yang diduga berkontribusi adalah rendahnya partisipasi ibu dalam kelas ibu hamil, yang hanya mencapai 33,2% dari total sasaran. Kelas ibu hamil merupakan sarana edukatif yang penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapan ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelas ibu hamil dengan keberhasilan ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Limo Depok. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini melibatkan 205 ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat, bivariat (uji chi- square), dan multivariat (regresi logistik) untuk melihat asosiasi Odds Ratio (OR) dengan interval kepercayaan 95%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap (p-value 0,000), promosi susu formula (p-value 0,000) dan dukungan tenaga kesehatan (p-value 0,016) dengan keberhasilan ASI eksklusif. Faktor lain seperti dukungan suami dan IMD merupakan variabel confounding dalam penelitian ini. Partisipasi dalam kelas ibu hamil tidak terbukti memiliki hubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif. Namun, partisipasi ibu hamil masih tergolong rendah dalam mengikuti kelas ibu hamil. Diperlukan upaya perluasan akses dan pelaksanaan kelas ibu hamil di tingkat jejaring pelayanan untuk memperkuat intervensi edukasi menyusui di wilayah kerja UPTD Puskesmas Limo.

Exclusive breastfeeding is a critical component in achieving optimal nutrition and preventing stunting. At UPTD Puskesmas Limo, the coverage of Early Initiation of Breastfeeding (EIB) reached 100% in 2024; however, the exclusive breastfeeding rate declined from 83.6% in 2023 to 81.47% in 2024. Although this figure exceeds the national target, the downward trend indicates challenges in maintaining exclusive breastfeeding practices. One contributing factor is the low participation of pregnant women in antenatal classes, which reached only 33.2% of the target population. Antenatal classes serve as an important educational platform to improve mothers’ knowledge and readiness for breastfeeding. This study aimed to examine the relationship between antenatal class participation and the success of exclusive breastfeeding at UPTD Puskesmas Limo Depok. This quantitative research employed a cross-sectional design involving 205 mothers with infants aged 6–12 months. Data were collected through structured interviews using a questionnaire and analyzed using univariate, bivariate (chi-square test), and multivariate (logistic regression) analyses to determine the Odds Ratio (OR) with a 95% confidence interval. The multivariate analysis revealed a significant relationship between maternal attitude (p-value 0.000), formula milk promotion (p-value 0.000), and support from health workers (p-value 0.016) with the success of exclusive breastfeeding. Other factors, such as husband’s support and EIB, were identified as confounding variables. Participation in antenatal classes was not found to be significantly associated with exclusive breastfeeding success. However, the participation rate remains relatively low. Therefore, expanding access and implementing antenatal classes at the community service level is essential to strengthen breastfeeding education interventions in the working area of UPTD Puskesmas Limo.