Abstrak
Pendahuluan: Dampak kesehatan akibat pajanan pelarut organik cukup serius baik yang bersifat akut maupun kronis. Pengendalian lingkungan kelja dan pemantauan kesehatan pekerja harus dilakukan sedini mungkin. Penggantian bahan pelarut organik dengan bahan lain yang lebih aman adalah pilihan terbaik untuk mengurangi dampak pada kesehatan pekelja. Namun pcnggantian bahan pelarut dengan bahan lain dapat berdampak pada proses produksi maupun mutu produksi. Oleh karena itu analisis dampak kesehatan pekelja sedini munglcin menjadi bagian yang sangat penting, sehingga ganggllan kesehatan pekcrja dapat diketahui secara dini untuk dilakukan penanganan. Metode: Menggunakan metode penelitian potong lintang (Cross-Sectional study). Variabcl bebas adalah kadar MBK di udara tempat kexja dan kadar MEK di dalam air seni. Variabel terikat berupa gangguan kesehatan {penyakit lculit, saluran napas, iritasi mata dan gejala dini gangguan sistem sarat), Data penelitian adalah data primer dan sekunder dari hasil pengukuxan, pemeriksaan dan catatan medis. Hasil: Kadar MEK di tempat kexja textinggi adalah 249 ppm, sedangkan pajanan terendah adalah 103 ppm. 30,2% responden ditemukan terpajan di alas NAB. Kadar IPB di dalam air scni tcrtinggi adalah 5,21 mg/1, sedangkan hasil terendah adalah 0,01 mg/l. Sebanyak 27,9% responden di atas IPB. Prevalensi gangguan kesehatan peke1ja akibat pajanan pelarut organik MEK adalah: penyakit kuiit (34,9%); penyakit saluran napas (55,8%); iritasi mata (4,7%); dan gejala dini gangguan sistem saraf (44,2%). Prevalensi gangguan kesehatan lebih banyak ditemukan pada pekerja yang terpajan MEK di atas NAB dibandingkan dengan di bawah atau sama dengan NAB. Kesimpulanz Hasil analisis muitivaliat membuktjkan adanya hubungan yang bermakna antara kadar MEK di udara tcmpat kcrja, kadar MEK di dalam air seni, status gizi dan lama kerja dengan gejala dini gangguan sistem sarai