Abstrak
Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber dayamanusia Indonesia masa mendatang. Pulau Jawa merupakan pusat industri danpertumbuhan ekomoni di Indonesia, namun berdasarkan Riskesdas 2010 prevalensistunting masih tergolong tinggi (31%). Studi ini bertujuan untuk menilai hubunganfaktor-faktor sosio-ekonomi dan lingkungan dengan kejadian stunting pada balita 10-59bulan di Pulau Jawa Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010dengan disain penelitian cross sectional dan jumlah sampel 6.869 orang. Studi inimenggunakan uji statistik Chi-square dan Regresi Logistik sederhana. Hasil penelitianini menemukan prevalensi stunting pada balita 10-59 bulan sebesar 40,6% dengan hasilmenunjukkan adanya hubungan bermakna antara umur ibu (OR=1.2; 95%CI:1,0-1,4),wilayah tempat tinggal (OR=1.3; 95%CI:1,2-1,4), pendidikan ibu (OR=1.6; 95%CI:1,5-1,8), pengetahuan ibu (OR=1.2; 95%CI:1,1-1,3), status ekonomi (OR=1.5; 95% CI:1,3-1,6), jarak kelahiran (OR=1.2; 95%CI:1,0-1,5), and sanitasi dasar (OR=1.3; 95%CI:1,1-1,4) dengan kejadian stunting. Saran dari studi ini adalah memberikan intervensi berupa promosi kesehatan tentang pengetahuan tentang stunting dan faktor yang berhubunngan dengan melibatkan kader, ibu-ibu yang mempunyai balita dan tokoh masyarakat untuk menurunkan prevalensi stunting di masa mendatang.Kata kunci : Stunting, balita 10-59 bulan, Pulau Jawa