Abstrak
Kombinasi dari temperatur lingkungan kerja, panas metabolik dari tubuh pekerja,pakaian kerja, dan faktor individu dapat menimbulkan tekanan panas (heat stress)bagi pekerja di area peleburan, proses sekunder, dan pengecoran SSP PT KrakatauSteel. Tekanan panas berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan (heat-relateddisorders) yang diawali dengan berbagai respon fisiologis tubuh (heat strain)berupa gejala-gejala atau keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh pekerja.Penelitian dilakukan pada 51 orang responden dengan desain studi cross sectional deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami tekanan panas adalah 36 orang dari 51 responden (70,6%) di area peleburan danproses sekunder. Seluruh responden merasa bahwa suhu lingkungan kerja mereka panas dan 74,5% responden merasa tidak nyaman (terganggu) dengan kondisi panas tersebut. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pengendalian dari segiteknis, administratif, maupun penyediaan alat pelindung diri untuk meminimalisasi risiko timbulnya keluhan yang dirasakan pekerja akibat tekanan panas.
Kata kunci : Tekanan panas, keluhan subjektif.