Abstrak

ABSTRAK Rumah sakit sebagai organisasi kesehatan harus mengembangkan budaya keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanannya untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan. Untuk mengetahui tingkat budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam dilakukan pengukuran dengan tool Manchester Patient Safety Framework ( MaPSaF) yang dipublikasilkan oleh National Patient Safety Agency (NPSA). Penelitian ini merupakan jenis studi observasional dengan menggunakan desain semikuantitatif. Dari hasil penelitian diperoleh Dimensi Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit St. Elisabeth Batam menurut tool MaPSaF berada pada tingkat antara Birokratik dan Proaktif. Rumah sakit sudah memiliki sistem untuk keselamatan pasien dengan memiliki kekuatan pada 5 dimensi yaitu komitmen, prioritas, kesalahan sistem, evaluasi insiden serta pendidikan dan pelatihan. Sebaliknya ditemukan kelemahan sistem pada beberapa dimensi yang menunjukkan bahwa keselamatan pasien belum dilaksanakan secara komprehensif. Dengan adanya kelemahan sistem budaya keselamatan di rumah sakit maka perlu dilakukan pengembangan pada dimensi-dimensi yang menjadi tulang punggung keselamatan pasien yaitu pada dimensi perekaman insiden, pembelajaran dan perubahan perilaku, komunikasi, manajemen kepegawaian serta kerjasama tim keselamatan pasien.

ABSTRACT Hospital as a healthcare organization must develop a culture of patient safety in an effort to improve the quality of service in order to prevent the occurrence of adverse event. Measurement tool to determine the level of patient safety culture in Santa Elisabeth Batam Hospital is the Manchester Patient Safety Framework ( MaPSaF) which is published by the National Patient safety Agency (NPSA).This research is an observational study using a design semiquantitatively. The result showed Dimensional Patient Safety Culture in St. Elisabeth Batam Hospital according to MaPSaF tool is at level between Bureaucratic and Proactive. Hospital already has a system for patient safety by having strenght on the dimension of commitment to continuos improvement, priority given to patient safety, system errors and individual responsibility as well as staf education and training of personal about patient safety. Instead discovered weakness in the system on several dimensions indicate that patient safety has not been comprehensively implemented. With the weakness of the system of safety culture in hospital it is necessary to develop the dimensions of the backbone, namely the dimension of recording incidents and best practice, learning and effecting change, communication about safety issues, personnel management and safety issues as well as teamwork patient safety.