S2 - Tesis

Skoring prognostik cedera otak traumatika berat

Farid Yudoyono; Pembimbing : Ratna Djuwita; Penguji : Bambang Sutrisna, Asri C. Adisasmita, M.Zafirullah Arifin (FKM-UI, 2015)

Abstrak

Latar Belakang: Cedera otak traumatika akibat kecelakaan lalu lintas masih merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Cedera otak sekunder dideskripsikan sebagai konsekuensi gangguan fisiologis, seperti iskemia, reperfusi, dan hipoksia pada area otak yang beresiko, beberapa saat setelah terjadinya cedera awal (cedera otak primer). Cedera otak sekunder sensitif terhadap terapi dan proses terjadinya dapat dicegah dan dimodifikasi. Metode: Penelitian kohort retrospektif dengan data primer rekam medis. Data yang terdiri dari beberapa variabel yang dikumpulkan secara retrospektif dari catatan medis pasien. RS. Hasan Sadikin, Bandung Jawa Barat, Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada 2011-2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 647 pasien. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan analisis multivariate cox proportional hazard dengan model matematis yang selanjutnya akan dibuat model skoring. Analisis roctab digunakan untuk menentukan nilai cut-off setiap variabel numerik. Hasil: Variabel perdarahan otak, tingkat kesadaran, dan edema serebri merupakan faktor resiko outcome, sedangkan variabel peningkatan tekanan intrakranial, kadar elektrolit natrium dan klorida, serta terapi diuretik merupakan faktor resiko untuk terjadinya outcome kematian pada pasien ensefalitis anak. Berdasarkan hasil analisis multivariat skoring didapatkan urutan faktor prognostik yang dominan menyebabkan kematian, yaitu Variabel usia memilik HR sebesar 1,00, natrium mempunyai HR 0,8, Perdarahan otak pada CT Scan kepala mempunyai HR sebesar 1,73, edema serebri mempunyai HR 2,53, hipoksia mempunyai HR sebesar 2,13, farktur maksillofascial mempunyai HR sebesar 0,6, hipotensi memiliki HR 0,7 dan pembedahan/trepanasi mempunyai HR 0,388 Berdasarkan analisis tersebut maka natrium, GCS, hipotensi, pembedahan dan MFS fraktur merupakan faktor proteksi outcome sedangkan usia, perdarahan otak pada CT Scan, edema serebri, hipoksia merupakan faktor resiko terjadinya outcome kematian pada pasien cedera kepala berat. Dari hasil mulitvariat yang telah dilakukan sebelumnya apabila skor -69 s/d -47 mengalami resiko rendah untuk mengalami kematian, skor -46 s/d -20 mengalami resiko sedang untuk terjadinya kematian dan skor >-19 akan mengalami resiko tinggi terjadinya kematian. Kesimpulan: Model skoring prognosis yang telah terbentuk ini mampu memprediksi sebesar 84,75 % faktor faktor yang berhubungan dengan prognosis cedera otak traumatika berat. Apabila ada 100 pasien cedera kepala berat dengan adanya semua variabel maka 76 pasien akan meninggal dan bila 100 pasien cedera kepala berat tanpa adanya semua variabel maka 25 pasien akan meninggal. Kata Kunci : Skoring, Model Prognosis, Cedera Otak Traumatika Berat

Metadata

Jenis Koleksi : S2 - Tesis
No. Panggil : T-4523
Pengarang :
Nama badan : Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Epidemiologi
Program Studi/Peminatan : Epidemiologi
Promotor/Pembimbing :
Ko-Promotor/Penguji :
Subjek :
Penerbitan : Depok : FKM-UI, 2015
Kode Bahasa : ind
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xviii, 60 hlm, il; 30cm
Departemen-Jurusan : Epidemiologi
Kata Kunci : Skoring; Model prognosis; cedera otak traumatika berat
Lembaga Pemilik : Pusinfokesmas FKM UI

File Digital: 1 

Shelf
 Farid Yudoyono-Tesis-FKM-Full Text.pdf ::
 
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Menu Anggota Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan Lokasi
T-4523 T-4523 TERSEDIA Lantai 5 / Annex
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 120624

Sampul

cover

Lihat juga:

:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive