Sejak ditemukannya kasus pertama HIV/AIDS pada tahun 1987, mulai saat itu seluruh dunia berupaya untuk menekan penyebarannya. HIV/AIDS menimbulkan dampak yang tidak hanya mempengaruhi individu juga mempengaruhi masyarakat dan juga pembangunan ekonomi, karena mempengaruhi produktifitas. Meskipun HIV/AIDS belum bisa disembuhkan, namun infeksi ini dapat dikendalikan dengan pengobatan ARV (Anti Retroviral Virus). Pasien dengan tes HIV positif dapat diupayakan untuk diperpanjang umur harapan hidupnya melalui penggunaan ARV. Adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat serta adanya efek samping ARV ini yang menghalangi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mengkonsumsi ARV. SUFA (Strategic Use Of ARV) merupakan strategi dalam pengobatan ARV, dimana SUFA menggunakan prinsip TOP (Temukan, Obati, Pertahankan). Dalam perkembangannya WHO pada tahun 2014 mengeluarkan kebijakan tentang target 90-90-90 pada tahun 2020. Penjabaran target ini adalah 90 % diagnosed, 90 % on treatment, 90 % virally suppresed atau 90 % populasi kunci terdiagnosa, 90 % yang terdiagnosa melakukan pengobatan dan 90 % yang melakukan pengobatan bertahan sehingga penyebaran HIV dapat ditekan. Dalam menjalankan SUFA diperlukan kelengkapan mulai dari sarana, logistik dan tenaga kesehatan, pelatihan agar dapat memenuhi target yang ditetapkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya beberapa kekurangan dalam pelaksanaanya. Adanya kekurangan stok ARV di tingkat Kementrian Kesehatan pada saat ini menjadi kendala utama dalam pelaksanaan SUFA. Selain itu kesenjangan keterampilan atau pelatihan dalam menjalankan pelayanan juga menjadi kendala. Kemudian keadaan sarana konseling yang kurang memadai saat ini dikarenakan Puskesmas Kecamatan Koja saat ini sedang mengontrak juga menjadi kendala dalam hal pelaksanaan SUFA. Saran dari penelitian ini adalah penyelesaian dengan segera masalah stok ARV dengan melengkapi seluruh laporan kebutuhan ARV, adanya pelatihan-pelatihan bagi petugas baru yang belum mendapatkan pelatihan, dan cepat tersedianya sarana konseling yang memadai.
Kata kunci : SUFA, Anti Retroviral Virus, HIV/AIDS