Seorang bayi membutuhkan nutrisi terbaik pada awal kehidupannya dan ASImerupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang. Disisi lain, walaupun beberapa keunggulan ASI telah diketahui, para ibu memilikikecenderungan untuk tidak menyusui bayinya secara eksklusif semakin besar.Sehingga menyebabkan menurunnya pemberian ASI eksklusif sehingga capaianASI eksklusif di Indonesia rendah dan belum mencapai target pemerintah.Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional menggunakan datasekunder Riskesdas Tahun 2013 dengan populasi adalah wanita usia subur 15-49tahun yang memiliki bayi usia 6-24 bulan. Sampel penelitian ini adalah sampelyang tercakup dalam Riskesdas 2013. Tujuan penelitian ini untuk menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Indonesia.Pemberian ASI eksklusif di Indonesia merujuk pada hasil publikasi BadanLitbangkes yaitu sebesar 38%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa adaempat variabel yang berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif,yaitu pendidikan ibu,(OR=1,449), IMD (OR=1,65), kunjungan ANC (OR=1,215),dan konseling pasca persalinan (OR=1,137). Sedangkan, faktor yang palingdominan dalam pemberian ASI eksklusif adalah IMD. Pendidikan ibu, IMD,Kunjungan ANC, dan konseling pasca persalinan menjadi faktor penentukeberhasilan pemberian ASI eksklusif. Sehingga, pemerintah perlu mewajibkantenaga kesehatan untuk melakukan IMD, mensosialisasikan kunjungan ANClengkap dan konseling pasca persalinan untuk keberhasilan pemberian ASIeksklusif pada seribu hari pertama kehidupan.