Latar belakang: Manajemen keuangan merupakan salah satu komponen dasar yang harus dikelola secara profesional oleh pihak manajemen rumah sakit. Salah satu sumber pendapatan yang terbesar berasal dari pasien jaminan pihak ketiga, dimana sayangnya piutang tersebut tidak seluruhnya dapat berhasil ditagih yang sisanya ditagih kemudian. Karena itu manajemen piutang perlu mendapat perhatian khusus. Data keuangan RS Bhakti Mulya Jakarta tahun 2002 ? 2004 menunjukan pendapatan jaminan pihak ketiga meningkat berturut ? turut dari 13,88 %(2003) dan 38,85 % (2004) yang diikuti naiknya piutang jaminan pihak ketiga yang lebih besar 33,90 % (2003) dan 44,96 % (2004).

Tujuan: Diperolehnya gambaran penatalaksanaan piutang jaminan pihak ketiga serta mengindentifikasi hambatan?hambatan yang ada dalam siklus piutang diRS. Bhakti Mulia

Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis penatalaksanaan piutang jaminan pihak ketiga yang sedang berjalan. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud dilakukan wawancara mendalam, pengamatan terhadap proses yang sedang berjalan dan telaah dokumen.

Hasil: Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penyebab tingginya piutang karena belum diterapkan sanksi kepada debitur yang terlambat bayar, kurang selektifnya pemberian piutang, kurangnya dana penagihan, kurang tegasnya protap penagihan, kurang akuratnya pembebanan biaya dan terlambatnya pembuatan surat tagihan.

Kesimpulan: Saran yang diusulkan untuk meningkatkan efektifitas manajemen piutang yaitu menerapkan sanksi lebih tegas kepada debitur yang telat bayar, mempertegas protap penagihan piutang dan membuat protap penutupan rekening, meningkatkan peran tim verifikasi, pelimpahan wewenang dan menyediakan anggaran yang cukup untuk penagihan serta membentuk tim khusus untuk menangani piutang yang macet.

Kata kunci (keywords) : Piutang, Jaminan Pihak Ketiga, Penataan rekening

---

Background: Finance management forms one of the crucial aspects that should be professionally managed by the hospital management. One major revenue derives from patients under the third person?s guarantee despite failure of collecting this type of account receivable all at once while balance of which will be collected later on. Therefore, account receivable management needs a special attention. Financial data of the Bhakti Mulia Hospital Jakarta in 2002-2004 presents revenue drawn from the third person?s guarantee that grows sequentially; 13.88% (2003) and 38.85% (2004) and then greater increase in the accounts receivable from the third person?s guarantee; 33.90% (2003) and 44.96% (2004). Moreover, there is a term balance due over 90 days per December 31, 2004; 48.16% of the total accounts receivable derived from the third person?s guarantee-based revenue and that it needs analyzing this type of account in the hospital.

Objective: Describing administration of the third party guarantee-based account receivable and identifying the existing barriers in the cycle of accounts receivable of RS Bhakti Mulia in order to improve its efficient and effective management in the same hospital

Methods: Using quanLitative approach, by structured interview, observation of the undergoing process and document analysis

Results: Results of research makes one come to a conclusion that greater accounts receivable result from such reasons as non-enforcement of penalty against default debtor, non-selective provision of the accounts receivable, insufficient funds of claims, imprecise term of collection, inaccurate allocation of cost and delayed submission of invoice.

Conclusions: Suggestions to recommend for increasing effective management of the accounts receivable are impose apparent penalty to default debtors, determine term of account collection and provide account closing system, increase roles of verification team, delegation of authority and sufficient budgeting for collection and establish special team for handling bad accounts receivable.

Keywords : Account receivable, third party guarantee-based, Account collection