S1 - Skripsi

Analisa Hubungan Indoor Air Quality dan Gejala Sick Bualding Syndrome pada Karyawan pt x Tahun 2017

M. Imam Alvianto; Pembimbing : Erwandi, Dadan / Penguji : Hendra ; Martha, Amalia (FKM-UI, 2017)

Abstrak

Organisasi Kesehatan WHO pada tahun 1984 dalam EPA 1991 menyatakan bahwa 30% bagunan baru dan sedang dalam renovasi diseluruh dunia menyebabkan adanya keluhan pekerja terkait dengan kualitas udara dalam ruangan/Indoor Air Quality (IAQ). Lingkungan kerja yang buruk dapat menimbulkan gangguan Sick Building Syndrome (SBS) yang disebabkan kualitas dalam ruangan yang buruk seperti, ventilasi yang buruk, kelembaban yang teralalu rendah atau tinggi, suhu rungan yang terlalu panas atau dingin, debu, jamur, bakteri, bahan kimia pencemar udara dan lain sebagainya. Variabel yang diukur adalah Temperatur, Kelembaban, Pencahayaan, debu total dan Mikrobiologi dan Karakteristik Personal.metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melihat berdasarakan univariat dan bivariate. Dari hasil analisa didapatkan hasil Temparatur (73 titik), Debu total (8 titik) dan Mikrobiologi (11 titik) telah memenuhi standar Permenkes No 48 tahun 2016, sedangkan kelembaban dari 73 titik hanya lantai 6 yang tidak memenuhi standard an Pencahayaan dari 73 titik, hanya 8 titik yang memenui standar. Berdasrkan hasil analisa bivariate variable IAQ dan Karakteristik personal tidak memiliki hubungan dengan gejala SBS pada karyawan PT X tahun 2017. Kata kunci: Indoor Air Quality, Sick Building Syndrome The WHO Health Organization in 1984 in EPA 1991 stated that 30% of new and under-renovated buildings around the world caused worker complaints related to Indoor Air Quality (IAQ). Poor work environment can cause Sick Building Syndrome (SBS) impairment due to poor indoor quality such as poor ventilation, low or high humidity, overheated or cold temperatures, dust, fungi, bacteria, pollutants Air and so forth. The variables measured were Temperature, Humidity, Lighting, Total Dust and Microbiology and Personal Characteristics. The method of this study used cross sectional approach by looking at univariate and bivariate. From the analysis results obtained Temperature (73 points), Total dust (8 points) and Microbiology (11 points) have met the Permenkes No. 48 of 2016, while humidity from 73 points only 6th floor that does not meet the standard of lighting from 73 points only 8 points that meets the standards. Based on the result of IAQ variable bivariate analysis and personal characteristics have no relation with SBS symptom on PT X employees in 2017. Key words: Indoor Air Quality, Sick Building Syndrome

Metadata

Jenis Koleksi : S1 - Skripsi
No. Panggil : S-9567
Pengarang :
Subjek :
Penerbitan : Depok : FKM-UI, 2017
Kode Bahasa : ind
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xv, 88 hlm, llh 30 cm
Departemen-Jurusan :
Kata Kunci : Indoor quality; sick building syndrome; indoor air quality; sick buiding sindrome
Lembaga Pemilik : Pusinfokesmas FKM UI

File Digital: 2 

Shelf
 digital_2017-9_127956-M. Imam Alviyanto-Skripsi-Fulltext-FKM-2017.pdf ::
 Naskah Riangkas_M. Imam Alviyanto_1406648142.docx ::
 
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Menu Anggota Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan Lokasi
S-9567 S-9567 TERSEDIA Lantai 5 / Annex
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 127956

Sampul

cover

Lihat juga:

:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive