ABSTRAK Emotional Eating atau perilaku makan emosional merupakan perilaku meningkatkan konsumsi makanan sebagai respon terhadap emosi-emosi negatif, di mana emotional eating memiliki sifat obesogenic yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan dan obesitas. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, ditemukan peningkatan angka kegemukan dan obesitas pada remaja setiap tahunnya, dengan angka prevalensi tertinggi berada di provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku emotional eating dengan indeks massa tubuh remaja, menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 50 remaja berusia 15-18 tahun di SMA Charitas Jakarta. Hasil diperoleh responden sebagian besar terdiri dari perempuan (54%), berusia 16 tahun (52%), serta berasal dari siswa kelas XI jurusan IPA (34%) dan IPS (24%), sebagian besar responden memiliki IMT/U dengan kategori normal (68%), dan responden yang memiliki perilaku makan dengan kecenderungan emotional eating cukup tinggi (48%). Variabel emotional eating dengan indeks massa tubuh siswa menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p = 0,145; α = 0,05). Dapat disimpulkan melalui penelitian ini bahwa emotional eating tidak memiliki pengaruh yang dominan terhadap kondisi indeks massa tubuh siswa SMA Charitas Jakarta. Kata kunci: Indeks Massa Tubuh, Emotional Eating, Remaja Emotional Eating is a behavior of increasing food consumption in response to negative emotions, where emotional eating has obesogenic traits that contribute to weight gain and obesity. Based on Riskesdas year of 2013,in each year has been found an increase in overweight and obesity rate in adolescents, with the highest prevalence rate in the province of DKI Jakarta. This study aims to determine the relationship between emotional eating behavior with adolescent body mass index, using cross sectional design with a sample of 50 adolescents aged 15-18 years in Charitas Senior High School Jakarta. The results of the study were mostly female (54%), 16 years old (52%), and came from grade XI students in science (34%) and IPS (24%), most of them had BMI/Age with normal category (68%), and respondents who had eating behavior with emotional eating tendency was quite high (48%). The emotional eating variable with student body mass index showed no significant relationship (p = 0,145; α = 0,05). It can be concluded through this research that emotional eating does not have a dominant influence on the body mass index condition of Charitas Senior High School Jakarta students. Key words: Body Mass Index, Emotional Eating, Adolescents