S2 - Tesis

Analisis Kerugian RSU XYZ Karena Pemberian Obat Kepada Pasien BPJS Tahun 2017

Dian Putri Susanti; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Anhari Achadi, Ede Surya Darmawan, Lely Nurlely Setiawan, Suharno (FKM-UI, 2019)

Abstrak

ABSTRAK Peresepan merupakan pelayanan kesehatan yang paling penting di rumah sakit. Dimana rumah sakit harus bisa mengatur dan mencatat penyimpanan antara obat-obat Fornas dan non Fornas. Obat Fornas diberikan hanya untuk pasien BPJS, sedangkan obat non Fornas diberikan kepada pasien non BPJS. Obat-obat non Fornas merupakan salah satu sumber pemasukan keuntungan bagi rumah sakit. Penelitian dilakukan di RSU XYZ Depok menggunakan rancang desain studi kasus dengan metode kualitatif. Penelitian dilakukan dengan survei dan penelusuran laporan penggunaan obat-obatan non BPJS menggunakan data sekunder yang tersedia di RSU XYZ tahun 2017. Selain itu untuk memperkuat validasi hasil dilakukan metode kualitatif menggunakan wawancara mendalam dengan sejumlah informan yaitu direktur, manajer pelayanan medis, manajer penunjang medis, kepala unit farmasi, staf penagihan tarif dan dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis saraf, dokter spesialis paru yang memberikan resep kepada pasien BPJS di RSU XYZ yang telah bekerja sejak atau sebelum Januari 2017. Hasil penelitian didapatkan dari 1243 obat yang telah tersedia dan terpakai untuk peresepan pasien BPJS terdapat 954 jenis obat me-too yang tercampur yang menyebabkan kerugian terdiri 1.281.843 obat dari keseluruhan jumlah kuantitas jenis obatnya yang setelah dikalikan HNA-nya sebesar Rp. 5.787.688.612,-. Dan dari 289 jenis obat generik Fornas terdiri 1.696.241 obat dari keseluruhan jumlah kuantitas jenis obatnya yang setelah dikalikan HNA-nya sebesar Rp. 4.776.490.372,-. Nilai kerugiannya adalah Rp. 436.618.392,- dari 34% keseluruhan jenis obat me-too yang tercampur. Nilai kerugian dari keseluruhan biaya obat me-too yang viii Universitas Indonesia tercampur adalah 7.5%. Dan nilai kerugian dari seluruh total biaya peresepan obat untuk pasien BPJS adalah 4%. Berdasarkan total pemakaian dari jenis obat me-too yang ada substitusi penggantinya di generik Fornas maka nilai kerugiannya adalah Rp. 1.949.913.662,- yaitu 37,7% dari keseluruhan nilai biaya obat me-too yang tercampur dalam peresepan kepada pasien BPJS. Dan 18,5% dari keseluruhan total biaya peresepan obat untuk pasien BPJS. Dari pemilahan dengan Formularium Nasional berdasarkan kelas dan subkelasnya maka didapatkan obat yang paling banyak menimbulkan kerugian adalah dari kelas larutan, elektrolit, nurisi dan lain-lain yang berpotensi rugi Rp. 665.503.771,- terdiri 146.099 obat dari keseluruhan jumlah kuantitas jenis obat dari 36 jenis obatnya. Setelah dilakukan analisis dari wawancara mendalam maka didapatkan penyebab terjadinya kerugian karena dilihat dari faktor pemesanan yang masih manual sehingga tidak diketahuinya harga obat JKN kemudian dari faktor penyimpanan obat belum menerapkan sistem locking pemisahan obat Fornas dan non Fornas sehingga banyak terjadi pencampuran obat me-too dan generik sehingga menyebabkan pada faktor pemakaian obat terjadi kesalahan peresepan obat me-too diberikan kepada pasien BPJS dan obat generik diberikan kepada pasien non BPJS yang berpotensi menyebabkan kerugian RSU XYZ tahun 2017. Hal ini juga disebabkan karena tidak kompetennya peran direktur, manajemen dan staf rumah sakit dalam menjalankan peraturan kebijakan pelayanan kesehatan BPJS sebagai kendali mutu kendali biaya. Kata kunci : Peresepan, generik, me-too, kerugian. ABSTRACT Prescribing is the most important health services in hospitals. Hence, hospitals must be able to organize and record the storage of Fornas and non-Fornas medicines. Fornas medicine only can be given for BPJS patient, whereas non-Fornas medicine is for non-BPJS patient. Non-Fornas medicines are one of the source of income for hospitals. This research was conducted at XYZ General Hospital Depok by using case study design with qualitative methods. The research was conducted with a surveys and by tracking medicines usage reports with secondary data which available in XYZ General Hospital in 2017. In addition to strengthening the validation of the result, qualitative methods were conducted using in-depth interviews with a number of informan that is director, medical support manager, medical service manager, billing staff and internal doctors, obstetrician and gynecologist doctors, neurologyst doctor, pulmonary doctors who gave a prescriptions to BPJS patients at XYZ General Hospital who have been working since or before January 2017. The research results obtained from 1243 medicines that were available and used for prescribing BPJS patients, there were 954 types of me-too mixed medicines which had the potential loss is consist of 1.281.843 medicines of the total quantity of the type of medicines after multipied by the HNA is Rp. 5.787.688.612,- and 289 types of Fornas generic medicines consist of 1.696.241 medicines of the total quantity of the type of medicines which after multiplied by the HNA is Rp. 4.776.490.372,-. x Universitas Indonesia The value of the loss was Rp. 436.618.392,- from 34% of the total medicines me-too mixed. Value of loss from the overall cost of the medicines me-too mixed is 7.5%. And the loss value of all BPJS pastients is 4%. This could illustrate the loss of prescribing BPJS patients at XYZ General Hospital in 2017 for prescribing medicines. Based on total usage of the type of me-too medicines which has substitution in Fornas generic, the value of the loss is Rp. 1.949.913.662,- which is 37,7% of the total cost of me-too medicines that mixed in prescribing BPJS patients and 18,5% of total cost of prescribing medicines for BPJS patients. After sorting with the National Formulary based on class and subclass, it was found that the most prevalent medicines was from the electrolites, nutritions and fluids which had the potential to lose Rp. 665.503.771,- which consists of 146.099 quantities of the type of medicines from 36 tyoe of medicines.. After analysis with in-depth interview, we found that the cause of the loss was seen from the manual ordering factor so that the JKN medicines price was not known and the medicines storage factor had not yet applied the locking system for Fornas and non Fornas so that me-too and generic medicines that cause of use occur errors in prescribing me-too medicines given to BPJS patients and generic medicines given to non BPJS patients that have the potential to cause losses to the XYZ General Hospital in 2017. This is also due to incompetence of the role of director, management and all staff that carrying out BPJS health service policy regulations as cost quality control. Keywords : Prescribing, generik, me-too, losses

Metadata

Jenis Koleksi : S2 - Tesis
No. Panggil : B-2064
Pengarang :
Nama badan : Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Program Studi/Peminatan : Kajian Administrasi Rumah Sakit
Promotor/Pembimbing :
Ko-Promotor/Penguji :
Subjek :
Penerbitan : Depok : FKM-UI, 2019
Kode Bahasa : ind
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xvii, 233 hlm. Il; 30 cm
Departemen-Jurusan : Kajian Administrasi Rumah Sakit
Kata Kunci : Peresepan, Generik, Me-too, Kerugian
Lembaga Pemilik : Pusinfokesmas FKM UI

File Digital: 2 

Shelf
 DIan Putri-Tesis-FUllteks-FKM-2019.pdf ::
 Dian Putri Susanti-Naskah Ringkas-FKM-2019.docx ::
 
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Menu Anggota Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan Lokasi
B-2064 B-2064 TERSEDIA Lantai 5 / ANNEX
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 131164

Sampul

cover

Lihat juga:

:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive