Gangguan muskuloskeletal pada fisioterapi dapat menyebabkan hilangnya hari kerja hingga pergantian pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan frekuensi jenis serta tingkat keluhan gangguan muskuloskeletal, dan faktor risikonya pada fisioterapis di Rumah Sakit X Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif deskriptif. Data diperoleh dari 14 responden dengan menggunakan kuesioner nordic body map, REBA, dan focus group discussion (FGD). Kemudian data dianalisis dengan menggunakan spss untuk data kuantitatif dan transkrip FGD untuk data kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa keluhan gangguan muskuloskeletal pada fisioterapis dirasakan paling banyak pada bagian pinggang berupa pegal (42.9%) dan nyeri (14.3%). Hampir semua responden (92.9 %) mempunyai keluhan ringan. Dilihat dari faktor risiko, keluhan gangguan muskuloskeletal terjadi pada semua responden usia ≤35 tahun perempuan, ukuran tubuh normal, kegemukan, obesitas, mantan perokok, olahraga kurang dari atau sama dengan 2 kali seminggu, bekerja kurang dari 5 tahun, menangani ≥10-20 pasien per hari. Keluhan juga tinggi pada semua spesialisasi dan kegiatan fisioterapi. Berdasarkan perhitungan skor REBA, keluhan muskuloskeletal dirasakan pada risiko ergonomi rendah dan tinggi 100%. Disarankan instansi dapat memberikan pelatihan ergonomi agar dapat diterapkan oleh pekerja dan melakukan istirahat dengan peregangan. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam upaya pencegahan gangguan muskuloskeletal pada fisioterapis serta lebih waspada dalam bekerja.