Kecelakaan berkendara diprediksi akan menjadi penyebab kematian tertinggi ke 5 di dunia pada tahun 2030 (WHO, 2009). Di Indonesia sepanjang tahun 2017 terjadi 98.419 kasus kecelakaan di jalan, dengan jumlah meninggal dunia 25.859 jiwa, luka berat 16.159 jiwa (BPS, 2018), dan mobil merupakan salah satu moda transportsi darat yang menyumbang korban. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran pengemudi di jalan raya, khususnya pengemudi angkutan umum yang masih berperilaku berisiko di jalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku berisiko pada pengemudi angkutan umum di jalan Margonda Depok khususnya angkot KWK T 19, M 04 dan 112 dengan melibatkan pengemudi angkutan umum sebanyak 16 orang sebagai responden menggunakan metode purposive sampling berbasis teori saturation, berhenti mengumpulkan data jika tidak ada lagi informasi yang baru (Mack, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemudi angkutan umum sudah mengetahui teknik mengemudi dan berkendara aman dengan baik dan pemahaman tentang bahaya yang terjadi apabila berperilaku berisiko, namun mereka masih berperilaku berisiko saat berkendara dengan alasan harus memenuhi setoran yang dibayarkan kepada pemilik mobil dan target uang harian harus terpenuhi. Karena itu sosialisasi dan pelatihan keselamatan berkendara perlu dilaksanakan agar mereka lebih memahami pentingnya berkendara aman di jalan dan menjauhi perilaku berisiko
Deaths from driving accidents are predicted to be the fifth highest cause of death in the world in 2030 (WHO, 2009). In Indonesia there were 98,419 cases of road accidents in 2017, with 25,859 deaths, 16,159 serious injuries (BPS, 2018), cars being one of the transportation modes that contributed to the victims. This indicates that driver awareness on the road is still low, especially public transport drivers who are still risky on the road. This study uses qualitative methods, aiming to determine the risk behavior factors in public transport drivers on the Margonda Depok road, especially KWK T 19, M 04 and 112 public transportation by involving 16 public transport drivers as respondents using purposive sampling method based on saturation theory, stop collecting data if there is no new information (Mack, 2005). The results showed that public transport drivers were well aware of safety driving techniques and understand the dangers that occur, but they still behave at risk when driving that they must meet the payment paid to car owners and target daily money must be met. Therefore, socialization and safety driving training need to be carried out for better understanding the importance of driving safely and avoiding at-risk behavior