Stunting adalah permasalahan gizi yang ada di Indonesia yang masih terjadi di seluruhwilayah Indonesia. Hal tersebut mendorong pemerintah Indonesia melakukan berbagaiupaya menekan angka stunting. Beberapa dampak stunting adalah meningkatkankematian anak, perkembangan kognitif motorik dan bahasa pada anak yang menurun danperawakan pendek saat dewasa. Pemberian makan baduta yang tepat menjadi salah satufaktor yang dapat mempengaruhi status gizi baduta. Penting bagi ibu untuk melakukanpemberian makan baduta yang sesuai ajaran WHO/DEPKES. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui gambaran perilaku ibu dalam pemberian makan pada baduta stuntingusia 6-24 bulan dan faktor yang berperan terhadap perilaku ibu dalam pemberian makanbaduta stunting meliputi faktor predisposisi, penguat dan pemungkin.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus denganteknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam secara daring dantelaah dokumen. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kampung melayu daribulan Maret-Juli 2020. Sampel dipilih secara purposive sesuai kriteria inklusi daneksklusi. Informan penelitian terdiri dari lima ibu yang memiliki baduta stunting usia 6-24 bulan, lima informan dari keluarga dan tiga informan kunci (Kepala PuskesmasKelurahan Kampung Melayu, Staf puskesmas bagian gizi dan kader posyandu). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa belum ada ibu baduta yang melakukan pemberian makankepada baduta secara menyeluruh sesuai WHO. Pengetahuan, dan tradisi (Faktorpredisposisi) berperan terhadap perilaku ibu dalam pemberian makan baduta stunting.Selanjutnya faktor penguat yang berperan adalah dukungan keluarga dan kader posyandu,sedangkan sebagai pendorong yang berperan adalah daya beli keluarga.
Kata kunci:baduta ; perilaku ibu ; pemberian makan ; stunting