Perawatan BBLR yang optimal dan keberlanjutan dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK) di rumah sangat diperlukan untuk menjaga agar suhu bayi tetap stabil dan menghindari terjadinya gangguan kesehatan pada bayi khususnya neonatus. Namun perbedaan kondisi antara rumah sakit dan rumah akan berpengaruh pada praktek PMK ibu di rumah, dimana praktek PMK di rumah tidak seberhasil praktek PMK di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendampingan kader kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktek PMK pada ibu dengan BBLR. Penelitian dilakukan terhadap 100 ibu yang mempunyai BBLR paska perawatan RSUD Koja, Jakarta Utara dengan pendekatan kuasi eksperimen (50 ibu kelompok intervensi dan 50 ibu kelompok kontrol). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Di kelompok intervensi ibu BBLR mendapatkan booklet dan memperoleh pendampingan PMK 3 kali oleh kader kesehatan berupa kunjungan rumah yang diberikan pada 3 hari setelah BBLR keluar dari RS, minggu ke-2, dan ke-3. Sedangkan di kelompok kontrol, ibu BBLR hanya mendapatkan booklet dari kader kesehatan pada saat kunjungan akhir di rumah. Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran sebanyak 4x yaitu sebelum pendampingan 1, setelah pendampingan 1, setelah pendampingan 2, dan setelah pendampingan 3. Pengumpulan data kualitatif dilakukan untuk melengkapi informasi hasil kuantitatif yang didapatkan dalam penelitian. Analisis bivariat dilakukan dengan independent t-test dan paired t-test, serta analisis multivariat dilakukan dengan General Linear Model-Repeated Measure untuk menganalisis pengaruh pendampingan kader kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktek PMK ibu dengan mempertimbangkan faktor confounding. Hasil memperlihatkan bahwa pendampingan PMK oleh kader kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan PMK sebesar 12% (pengukuran 2), 3% (pengukuran 3), dan 1,67% (pengukuran 4). Pengaruh pendampingan terhadap sikap ibu terhadap PMK adalah sebesar 8,13% (pengukuran 2); 14,06% (pengukuran 3); dan 2,37% (pengukuran 4). Pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan praktek PMK ibu sebesar 4,92% (pengukuran 2) dan 1,29% (pengukuran 3). Kesimpulan: Pendampingan PMK oleh kader kesehatan melalui kunjungan rumah selama 3 kali dalam 3 mingggu dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek PMK pada ibu. Disarankan pelibatan kader kesehatan dalam pendampingan dan pemantauan PMK di rumah dimasukkan dalam kebijakan pemantauan BBLR. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek PMK ibu BBLR di rumah pasca rawat rumahsakit.