Kelainan bawaan yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah defek kongenital traktus gastrointestinal atau saluran pencernaan. Defek kongenital traktus gastrointestinal yang cukup sering dijumpai adalah gastroskisis dan omfalokel. Hingga saat ini penelitian mengenai kesintasan neonatus dengan abdominal wall defects belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan pada neonatus dengan abdominal wall defects, secara khusus pada gastroskisis dan omfalokel, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Indonesia. Penelitian kohort retrospektif ini melibatkan pasien yang dirawat di NICU RSAB Harapan Kita pada tahun 2015-2019. Data diambil dari rekam medis pasien dan meliputi usia ibu, usia kehamilan, gravida, berat bayi lahir, kelainan kromosom, kelainan jantung, komplikasi sepsis, metode lahiran bayi, tempat lahir dan operasi koreksi defek. Analisis data dilakukan secara bivariat melalui uji log-rank dan dilanjutkan dengan analisis multivariat cox regression. Sebanyak 85 subjek terlibat dalam ini, yang terdiri atas 62 subjek omfalokel dan 23 subjek gastroskisis. Median kesintasan dari subjek pada penelitian ini adalah 27 (13-41) hari, dengan median kesintasan pada kelompok omfalokel adalah 31 (22-40) hari sementara bayi kelompok gastroskisis adalah 8 (0-19) hari. Secara keseluruhan, adanya kelainan jantung merupakan faktor yang memengaruhi kesintasan pada seluruh subjek dengan defek dinding abdomen (HR 2,68; IK95% 1,38-5,18; p=0,003). Gravida pertama menjadi faktor risiko kematian subjek dengan gastroskisis (HR 4,2; IK95% 1,07-16,55; p=0,040) dan komplikasi menjadi faktor protektif terhadap kematian pada subjek dengan gastroskisis (HR 0,15; IK95% 0,03-0,54; p=0,011). Sementara itu, BBL
Gastrointestinal tract birth defects are commonly found in newborn babies. Omphalocele and gastroschisis are the two most common digestive tract birth defects. To this point, no study has previously analysed the survival of neonates with abdominal wall defects in Indonesia. This present study aims to explore the survival of neonates with abdominal wall defects, particularly in gastroschisis and omphalocele, along with their associated factors in Indonesia. This retrospective cohort study involves patients admitted to NICU of RSAB Harapan Kita during the period of 2015-2019. Data were collected from their medical records which include maternal age, gestation age, gravida status, birth weight, chromosome anomalies, cardiac anomalies, sepsis, mode of delivery, place of birth, and surgical correction of defect. Bivariate analysis was performed with log-rank test, followed by multivariate cox regression survival analysis. Eighty-five subjects were involved in this study, consisting of 62 patients with omphalocele and 23 patients with gastroschisis. Median survival of all subjects in this study was 27 (13-41) days, while the median survival of those with omphalocele was 31 (22-40) days and those with gastroschisis was 8 (0-19) days. Overall, cardiac anomalies adversely affected the survival of patients with abdominal wall defects (HR 2,68; 95% CI 1,38-5,18; p=0,003). Primigravida was a risk factor for mortality in patients with gastroschisis (HR 4,2; 95% CI 1,07-16,55; p=0,040) and sepsis was found to be protective of mortality in gastroschisis patients (HR 0,15; IK95% 0,03-0,54; p=0,011). Meanwhile, birth weight of less than 2,500 gram and the presence of cardiac anomalies were found to be risk factors for mortality in patients with omphalocele. Primigravida and sepsis were factors affecting survival in gastroschisis, while low birth weight and cardiac anomalies were factors affecting survival in omphalocele