Pembangunan infrastruktur dan kegiatan konstruksi menjadi salah satu cara bagi pemerintah Indonesia untuk membangun perekonomian nasional. Namun disisi lain proses kerja kegiatan konstruksi memiliki bahaya dan risiko, salah satunya bahaya fisik yang menjadi bahaya paling tinggi salah satunya adalah unsafe condition seperti lingkungan kerja panas yang merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan udara, dan suhu radiasi. Apabila kombinasi tersebut dihubungkan dengan produksi panas tubuh maka akan menyebabkan tekanan panas (heat stress). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan tekanan panas (heat stress), dan faktor individu (usia, indeks massa tubuh, riwayat keturunan hipertensi, dan status hidrasi) dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada Agustus-Desember 2021 pada pekerja konstruksi proyek Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek Jatimulya, Jawa Barat. Pendekatan menggunakan kuantitatif observasional deskriptif analitik dengan studi cross sectional dan melibatkan 185 responden yang diambil menggunakan cluster proporsional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 67% pekerja mengalami tekanan panas, 69,7% berusia < tahun, 76,8% memiliki IMT tidak berlebih, 73% tidak memiliki riwayat keturunan hipertensi, 91,9% mengalami dehidrasi tidak berat. Berdasarkan hasil analisis, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi adalah variabel tekanan panas (heat stress), usia, dan riwayat keturunan hipertensi (P value= 0,05)