Energi berfungsi sebagai sumber energi untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu, dan aktivitas fisik. Dihasilkan dari zat gizi makro yang pada anak pemenuhan energinya dapat tergantung dari ketepatan pemberian makannya. Jika asupan energi di bawah kebutuhan normal anak, anak dapat menderita kekurangan energi kronis (KEK) yang dapat jatuh pada kondisi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan asupan energi pada anak usia 25-30 bulan di Gambir dan Sawah Besar, Jakarta Pusat tahun 2019. Penelitian menggunakan data sekunder dari penelitian case control dari penelitian sebelumnya. Total sampel sebanyak 107 anak. Analisis data menggunakan uji korelasi, uji T dan regresi linier ganda. Hasil Penelitian: rata-rata asupan energi 1057,6 kkal (<80%AKG), terdapat korelasi sangat kuat pada rata-rata asupan energi dengan asupan protein (nilai r=0,781, p=0,0005), lemak (nilai r =0,816, p=0,0005) dan karbohidrat (nilai r=0,881, p=0,0005). Hasil uji T diperoleh berbeda secara bermakna rata-rata asupan energi pada variabel asupan minimum yang dapat diterima (p = 0,024), jumlah konsumsi susu (p = 0,0005), berat badan lahir (p = 0,045) dan jumlah anggota keluarga (p=0,023). Faktor dominan adalah asupan karbohidrat dengan nilai koefisien beta =0,557. Kesimpulan: Dinas Kesehatan, posyandu, ibu balita sebaiknya lebih memperhatikan pemenuhan asupan energi sesuai kebutuhan zat gizi makro usia anak.
Energy works as an energy source for metabolism, growth, temperature regulation, and physical activity. Produced from macronutrients in children whose energy fulfillment can depend on the accuracy of feeding. If the energy intake is below the normal child's needs, the child may suffer from chronic energy deficiency (KEK) which can lead to stunting. This study aims to determine the dominant factors associated with energy intake in children aged 25-30 months in Gambir and Sawah Besar, Central Jakarta in 2019. This study uses secondary data from case control studies from previous studies. The number of samples is 107 children. Data analysis used correlation test, T test and multiple linear regression. Research results: the average energy intake is 1057.6 kcal (<80% RDA), there is a very strong correlation on the average energy intake with protein intake (r value = 0.781, p = 0.0005), fat (r value = 0.781), = 0.816, p = 0.0005) and carbohydrates (r value = 0.881, p = 0.0005). The results of the T test were obtained that the mean energy intake was significantly different in the variables of acceptable minimum intake (p = 0.024), the amount of milk consumption (p = 0.0005), birth weight (p = 0.045) and the number of family members (p = 0.045). = 0.023). Dominant is carbohydrate intake with beta coefficient = 0.557. Conclusion: The Department of Health, Posyandu, mothers of children under five should pay more attention to nutrition, fulfilling energy intake according to the macronutrient needs of the child's age.