S1 - Skripsi

Hubungan Asupan Energi, Zat Gizi Makro dan Faktor Lainnya dengan Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada Siswi SMK Informatika Bina Generasi 3 Kabupaten Bogor

Elisabet Anggita Siregar; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Rahmawati (FKM-UI, 2023)

Abstrak

Risiko kekurangan energi energi kronik (KEK) merupakan situasi dimana remaja putri mempunyai kecenderungan menderita KEK. Kategori risiko kekurangan energi kronik (KEK) di Indonesia didasari pada hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari atau sama dengan 23,5 cm atau pada pita LILA bagian berwarna merah, jika hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak ada risiko menderita KEK. Kekurangan energi kronik (KEK) yang terjadi pada remaja merupakan suatu masalah gizi yang harus segera diatasi, mengingat dampak KEK pada remaja putri dapat berkelanjutan hingga usia dewasa dan dapat berdampak buruk pada saat hamil serta melahirkan bayi yang stunting. Prevalensi risiko (KEK) pada sekolah ini lebih besar dari prevalensi nasional. Remaja putri dipilih karena prevalensi kurang energi kronik (KEK) pada wanita usia subur tertinggi di usia 15-19 tahun. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional/ potong lintang dan metode pengambilan sampelnya dengan simple random sampling pada siswi SMK Informatika Bina Generasi 3 Bogor yaitu kelas 10 - 12 periode 2022/2023. Pengolahan data untuk mengetahui asupan energi dan asupan gizi makro dengan menggunakan program nutrisurvey. Analisis frekuensi makan, kebiasaan sarapan pagi, citra tubuh, pengetahuan gizi remaja, uang saku, dan pekerjaan ibu dengan kejadian KEK analisis univariat dan analisis bivariat yaitu menggunakan analisis statistik chi-square. Sebanyak 53,3% siswi SMK Informatika Bina Generasi 3 berisiko KEK dan 47,8% tidak berisiko KEK. Berdasarkan data hasil analisis univariat didapatkan bahwa resiko KEK tertinggi terdapat pada responden yang memiliki asupan energi kurang (85%), asupan karbohidrat kurang (89,4%), asupan lemak kurang (78,8%), asupan protein kurang (81,4%), frekuensi makan kurang (57,5%), jarang sarapan pagi (69,9%), pengetahuan gizi kurang (78,8%). Adanya hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, frekuensi makan, dan pengetahuan gizi dengan risiko kurang energi kronik (KEK) pada siswi SMK Informatika Bine Geberasi 3 Kabupaten Bogor Tahun 2023. Asupan energi merupakan faktor dominan terjadinya risiko KEK pada siswi SMK Informatika Bine Geberasi 3 Kabupaten Bogor Tahun 2023. Siswi yang mempunyai asupan energi yang kurang berpeluang 10,962 kali lebih besar berisiko KEK dibandingkan dengan responden dengan asupan energi yang cukup.
The risk of chronic energy deficiency (CED) is a situation where young women have a tendency to suffer from CED. The category of chronic energy deficiency (CED) in Indonesia is based on the results of measurements of the upper arm circumference (LILA) less than or equal to 23.5 cm or on the red LILA band; if the measurement results are more than 23.5 cm, then there is no risk of suffering KEK. Chronic energy deficiency (CED) that occurs in adolescents is a nutritional problem that must be addressed immediately, bearing in mind that the impact of KEK on young women can continue into adulthood and can have a negative impact during pregnancy and giving birth to stunted babies. The risk prevalence (KEK) in this school is greater than the national prevalence. Young women were chosen because they have the highest prevalence of chronic energy deficiency (CED) among women of childbearing age, aged 15–19 years. Bina Generation 3 Bogor, namely classes 10–12 for the 2022–2023 period Data processing to determine energy intake and macronutrient intake using the nutrisurvey program Analysis of eating frequency, breakfast habits, body image, knowledge of adolescent nutrition, pocket money, and mother's occupation with the incidence of SEZ univariate analysis and bivariate analysis using chi-square statistical analysis As many as 53.3% of Informatics Bina Generation 3 Vocational School students are at risk of KEK, and 47.8% are not at risk of KEK. Based on data from univariate analysis, it was found that the highest CED risk was found in respondents who had less energy intake (85%), less carbohydrate intake (89.4%), less fat intake (78.8%), less protein intake (81.4%), less frequency of eating (57.5%), rarely breakfasted (69.9%), and a lack of knowledge of nutrition (78.8%). There is a significant relationship between energy intake, carbohydrate intake, fat intake, protein intake, meal frequency, and nutritional knowledge and the risk of chronic energy deficiency (CED) in female students of SMK Informatika Bina Geberasi 3 Bogor Regency in 2023. Energy intake is the dominant factor for risk KEK for female students of SMK Informatika Bina Geberasi 3 Bogor Regency in 2023. Students who have less energy intake are 10.962 times more likely to be at risk of KEK compared to respondents with sufficient energy intake.

Metadata

Jenis Koleksi : S1 - Skripsi
No. Panggil : S-11479
Pengarang :
Nama badan : Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Gizi
Program Studi/Peminatan : Gizi
Promotor/Pembimbing :
Ko-Promotor/Penguji :
Subjek :
Penerbitan : Depok : FKM-UI, 2023
Kode Bahasa : ind
Tipe Carrier : File Only
Deskripsi Fisik : xix, 122 hlm.; 30 cm
Departemen-Jurusan : Gizi
Kata Kunci :
Lembaga Pemilik : Pusinfokesmas FKM UI
Shelf
 Elisabet Anggita Siregar-Skripsi-FKM-Full Text-2023.pdf ::
 
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Menu Anggota Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan Lokasi
S-11479 S-11479 TERSEDIA File Only
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 136812

Sampul

cover

Lihat juga:

:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive