Anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok rentan terhadap paparan pestisida pertanian melalui perilaku penggunaan pestisida oleh keluarga. Dengan menggunakan pendekatan teori Health Belief Model, penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor penentu perilaku pencegahan paparan pestisida pada anak-anak di keluarga petani. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa yang merupakan sentra produksi kentang di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian cross-sectional ini menggunakan sampel sebanyak 200 keluarga petani kentang yang dipilih secara systematic random sampling. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan menggunakan kuesioner. Data tersebut kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan keluarga sudah cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 71.125. Perilaku pencegahan keluarga dipengaruhi oleh persepsi manfaat (p-value=0.031; OR=1.968; 95%Cl=1.065–3.636) dan kepercayaan diri (p-value<0.001; OR=3.950; 95%Cl=2.159–7.228). Faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku pencegahan keluarga adalah kepercayaan diri. Keluarga dengan kepercayaan diri yang tinggi lebih berpotensi 3.950 kali memiliki perilaku pencegahan yang baik dibandingkan dengan keluarga yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hasil penelitian ini mengindikasikan pentingnya peningkatan pesepsi manfaat dan kepercayaan diri yang akan mendorong perilaku pencegahan yang baik. Penyuluhan perilaku pencegahan yang baik dan dampak buruk kesehatan anak akibat paparan pestisida menjadi penting untuk meningkatkan perilaku pencegahan menjadi lebih baik lagi. Pelayanan kesehatan setempat juga dapat melakukan uji kolinestrase terhadap anak untuk mengidentifikasi kasus keracunan akibat pestisida secara klinis. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan keefektifan perilaku pencegahan pada keluarga petani. Selain itu, menyediakan fasilitas pendukung seperti papan peringatan larangan anak memasuki kebun di beberapa titik sentral lokasi pertanian dapat menjadi pemicu perilaku pencegahan paparan pestisida terhadap anak pada keluarga petani.
Children under five years of age are vulnerable to exposure to agricultural pesticides through family pesticide use behavior. Using the Health Belief Model theoretical approach, this research explores the determinants of behavior to prevent pesticide exposure to children in farming families. This research was conducted in Tinggimoncong Subdistrict, Gowa Regency, the potato production center in South Sulawesi Province. This cross-sectional research used a sample of 200 potato farming families selected using systematic random sampling. Research data was collected through interviews and using questionnaires. The data was then analyzed univariately, bivariately, and multivariately. The research results show that family prevention behavior is quite good, with an average value of 71.125. Family prevention behavior is influenced by perceived benefits (p-value=0.031; OR=1.968; 95%Cl=1.065–3.636) and self-confidence (p-value<0.001; OR=3.950; 95%Cl=2.159–7.228). The most dominant factor influencing family prevention behavior is self-confidence. Families with high self-confidence are 3,950 times more likely to have good preventative behavior than those with low self-confidence. The results of this study indicate the importance of increasing perceived benefits and self-confidence, which will encourage good preventative behavior. Counseling on good preventive behavior and the negative impacts on children's health due to exposure to pesticides is important to improve preventive behavior to be even better. Local health services can also carry out cholinesterase tests on children to clinically identify cases of pesticide poisoning. The test results can show the effectiveness of preventive behavior in farming families. In addition, providing supporting facilities such as warning boards prohibiting children from entering the garden at several central points in agricultural locations can trigger behavior to prevent pesticide exposure to children in farming families.