S2 - Tesis

Analisis Hubungan Tingkat Kematangan Budaya K3 Dengan Implementasi SMK3 Di Perusahaan X (Wilayah Jakarta)

Lyza Yuni Setiawati; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Abdul Kadir, Mufti Wirawan, Rudiyanto, Soehatman Ramli (FKM-UI, 2024)

Abstrak


ABSTRAK Nama : Lyza Yuni Setiawati Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Judul : Analisis Hubungan Tingkat Kematangan Budaya K3 dengan Implementasi SMK3 di Perusahaan X (wilayah Jakarta) Pembimbing : Dr. Zulkifli Djunaidi, M.App.Sc. Pemerintah mendorong agar setiap perusahaan melakukan penerapan SMK3 di lingkungan kerja masing-masing. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. Penerapan K3 sering kali dianggap sebagai cost atau beban biaya bagi perusahaan, bukan investasi untuk mencegah kecelakaan kerja. Menurut data organisasi perburuhan internasional (ILO) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesesuaian Kinerja SMK3 dan tingkat pemahaman budaya keselamatan karyawan di Perusahaan X. Data Penelitian meliputi data primer dengen FGD menggunakan kuisioner safety culture maturity The Hudson Model dalam 6 kelompok Jabatan dan data sekunder (hasil temuan eksternal audit ISO 45001 : 2018 dan SMK3 sesuai PP No. 50 tahun 2012). Metodelogi penelitian menggunakan deskriptif analitik dan mix metode (semi kuantitatif dan kualitatif). Ada 20 variabel metode Hudson diperoleh tingkat kematangan budaya pada angka 3,33 (kategori Kalkulatif). Ini berarti keselamatan dianggap sebagai tanggung jawab Petugas K3 atau unit K3 saja yang berfokus terhadap pemenuhan standar atau peraturan saja yang menjadi minimum requirement. Tingkat pengukuran kinerja SMK3 perusahaan telah berada di level memuaskan menunjukan bahwa hasil SMK3 Perusahaan mengkonfirmasi apa yang dideteksi tingkat kematangan budaya keselamatan Perusahaan baru mulai untuk pemenuhan standar K3 dan kebutuhan peraturan perundang-undang. Perusahaan belum melakukan improvement ke arah generative yang sesungguhnya untuk menuju level proaktif dan generative tidak bisa hanya berfokus pada kebutuhan SMK3 namun banyak hal yang dibutuhkan improvement. Jika Perusahaan ingin menuju tingkat proaktif keselamatan dan nilai tingkat budaya generative maka keselamatan harus menjadi nilai yang diyakini secara bersama di seluruh organsasi dan unit kerja.
ABSTRACT Name : Lyza Yuni Setiawati Study Program : Master of Occupational Health and Safety Title : Analysis of Correlation between HSE Cultural Maturity Level with HSE system Implementation at Perusahaan X (Jakarta area) Counsellor : Dr. Zulkifli Djunaidi, M.App.Sc The government encourages every company to implement SMK3 in their respective work environments. In accordance with Republic of Indonesia Government Regulation Number 50 of 2012. Implementing K3 is often considered a cost or burden for companies, not an investment to prevent work accidents. According to data from the International Labor Organization (ILO), around 2.78 million workers die every year due to work accidents and occupational diseases. The research aims to analyze the suitability of SMK3 performance and the level of understanding of employee safety culture at Company in accordance with PP No. 50 of 2012). The research methodology uses analytical descriptive and mixed methods (semi quantitative and qualitative). There are 20 variables in the Hudson method, the level of cultural maturity is 3.33 (Calculative category). This means that safety is considered the responsibility of the K3 Officer or K3 unit which focuses on fulfilling standards or regulations which are the minimum requirements. The level of measurement of the company's SMK3 performance has been at a satisfactory level, indicating that the Company's SMK3 results confirm what was detected. The maturity level of the company's safety culture is just starting to fulfill K3 standards and statutory regulatory requirements. The company has not made improvements in a truly generative direction. In order to reach a proactive and generative level, it cannot only focus on SMK3 needs, but there are many things that need improvement. If the Company wants to move towards a proactive level of safety and a generative cultural value level, then safety must become a value that is shared across the organization and work units. Key words: Conformity, Safety Performance, Safety Culture Maturity Level

Metadata

Jenis Koleksi : S2 - Tesis
No. Panggil : T-6911
Pengarang :
Nama badan : Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program Studi/Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Promotor/Pembimbing :
Ko-Promotor/Penguji :
Subjek :
Penerbitan : Depok : FKM-UI, 2024
Kode Bahasa : ind
Tipe Carrier : File Only
Deskripsi Fisik : xiii, 109 hlm. Il; 30 cm
Departemen-Jurusan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kata Kunci : Kesesuaian, Kinerja Keselamatan, Tingkat Kematangan Budaya Keselamatan, Conformity, Safety Performance, Safety Culture Maturity Level
Lembaga Pemilik : Pusinfokesmas FKM UI

File Digital: 1 

Shelf
 Lyza Yuni Setiawati-Tesis-FKM-Full Text-2024.pdf ::
 
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Menu Anggota Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan Lokasi
T-6911 T-6911 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 137329

Sampul

cover

Lihat juga:

:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive