Latar Belakang: Hipertensi Sistolik Terisolasi (HST) didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg sedangkan tekanan darah diastolik < 90 mmHg. HST dinilai sebagai fenomena penuaan, merupakan jenis hipertensi paling berbahaya karena berespon lemah terhadap obat antihipertensi. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan faktor dominan yang berhubungan dengan HST, dengan desain penelitian cross-sectional. Metode: Data yang digunakan yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dengan sampel sebesar 18.599 (HST dan normal) serta subjek yang HST yaitu 1.471, dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 7,9% sampel yang mengalami hipertensi sistolik terisolasi (HST), dengan 85% sampel mengalami HST derajat I, 12,8% HST derajat II, dan 8,8% HST derajat III; terdapat hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, obesitas, obesitas sentral, stres psikologis, diabetes mellitus, konsumsi makanan asin, konsumsi makanan berlemak, dan aktivitas fisik terhadap kejadian HST, serta tidak ada hubungan antara konsumsi buah, konsumsi sayur, kebiasaan merokok dengan kejadian HST di Indonesia pada tahun 2018. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan menjadi faktor dominan kejadian HST di Indonesia adalah tingkat pendidikan (OR = 2,14) setelah dikontrol variabel kebiasaan merokok. Kata kunci:
Background: Isolated Systolic Hypertension (HST) is defined as a condition where the systolic blood pressure is ≥140 mmHg while the diastolic blood pressure is