Kelelahan kerja mengacu pada sensasi kelelahan dan penurunan kemampuan fungsional yang terjadi di tempat kerja dan merupakan masalah serius yang dapat menurunkan produktivitas dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja, terutama pada pekerja satuan pengamanan (SATPAM) yang memiliki durasi kerja panjang dan beban kerja tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko terkait pekerjaan dan tidak terkait pekerjaan yang memengaruhi kelelahan kerja pada pekerja satuan pengamanan PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sampel sebanyak 195 responden yang dipilih secara uji hipotesis proporsi dan proporsional dari 11 lokasi kerja. Data dikumpulkan melalui kuesioner kelelahan kerja subyektif dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Analisis data dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Hasil didapatkan sebanyak 70,8% responden mengalami kelelahan kerja sedang-berat. Faktor risiko terkait pekerjaan yang berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja meliputi masa kerja (OR=2,229; p=0,012), durasi kerja (OR=2,368; p=0,023), beban kerja (OR=3,869; p=0,015), peran di organisasi (OR=2,645; p=0,002), dukungan sosial di tempat kerja (OR=2,045; p=0,028), tuntutan pekerjaan (OR=2,192; p=0,032), dan kepuasan kerja (OR=7,344; p=0,008). Faktor tidak terkait pekerjaan yang berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja meliputi usia (OR=2,735; p=0,002), tingkat pendidikan (OR=2,602; p=0,015), waktu komuter (OR=2,039; p=0,025), kebiasaan merokok (OR=3,844; p=0,013), kebiasaan olahraga (OR=2,800; p=0,022) dan durasi tidur (OR=1,885; p=0,004). Sedangkan faktor risiko jenis kelamin, indeks masa tubuh dan status pernikahan tidak berhubungan signifikan dengan kelelalahan kerja. Kelelahan kerja pada SATPAM PT. XYZ dipengaruhi oleh faktor pekerjaan (masa kerja, durasi kerja, beban kerja, peran di organisasi, dukungan sosial di tempat kerja, tuntutan pekerjaan, dan kepuasan kerja) serta faktor tidak terkait pekerjaan (usia, pendidikan, waktu komuter, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga dan durasi tidur). Rekomendasi untuk perusahaan meliputi penyesuaian jam kerja, peningkatan dukungan sosial, dan program promosi kesehatan untuk mengurangi kelelahan kerja
Work-fatigue, characterized by exhaustion and diminished functional capacity in occupational settings, represents a significant concern due to its detrimental effects on productivity and workplace safety. This issue is particularly prevalent among security personnel (SATPAM) who endure extended working hours and substantial workloads. This study examines occupational and non-occupational risk factors contributing to work fatigue among security personnel employees at PT. XYZ. The study employs a crosssectional design with a sample of 195 respondents selected through proportion hypothesis testing and proportional sampling from 11 work locations. Data collection employed the standardized Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) subjective fatigue assessment tool, with subsequent analysis conducted via logistic regression. Findings revealed that 70.8% of participants experienced moderate to severe work fatigue. Significant occupational risk factors included: work tenure (OR=2.229; p=0.012), shift duration (OR=2.368; p=0.023), workload intensity (OR=3.869; p=0.015), organizational role clarity (OR=2.645; p=0.002), workplace social support (OR=2.045; p=0.028), job demands (OR=2.192; p=0.032), and job satisfaction (OR=7.344; p=0.008). Significant non-occupational factors included: age (OR=2.735; p=0.002), educational level (OR=2.602; p=0.015), commuting duration (OR=2.039; p=0.025), smoking behavior (OR=3.844; p=0.013), exercise habits (OR=2.800; p=0.022), and sleep duration (OR=1.885; p=0.004). In contrast, risk factors such as gender, body mass index, and marital status were not significantly associated with work fatigue. These results underscore the multifactorial nature of work fatigue among security personnel, influenced by both job-related factors (length of service, working hours, workload, organizational role, social support in the workplace, job demands, and job satisfaction) as well as nonjob-related factors (age, education, commuting time, smoking habits, exercise habits, and sleep duration). Organizational interventions should prioritize work schedule optimization, enhanced psychosocial support systems, and comprehensive workplace health initiatives to mitigate fatigue-related risks.