S2 - Tesis

Analisis Pengetahuan Pasca Pelatihan Terhadap Mampu Laksana Pelayanan Jantung Di Rumah Sakit Tahun 2024

Rini Susanti; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Pujiyanto, Wachyu Sulistiadi, Dian Rahayu Pamungkas, Bidayatul Tsalitsatul Sua Idah (FKM UI, 2025)
File Only
Mutu Layanan Kesehatan
2306180711
Mutu Layanan Kesehatan
Susanti, Rini
Depok
FKM UI
Penyakit jantung adalah penyakit tidak menular yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga peningkatan kapasitas rumah sakit dalam memberikan layanan jantung menjadi prioritas nasional. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan di institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan yang terakrediatsi. Namun, belum semua pelatihan memberikan dampak langsung terhadap mampu laksanan rumah sakit secara merata. Penelitian ini menganalisis pengetahuan pasca pelatihan tenaga kesehatan dengan mampu laksana rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan jantung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan data sekunder dari rekap pelatihan jantung nasional tahun 2024 dan rekap data rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan jantung tahun 2024. Data dianalisis berdasarkan model evaluasi pelatihan Kirkpatrik (Level 2 dan Level 4), serta distribusi geografis dan jenis pelatihan yang diikuti. Hasil menyatakan bahwa pelatihan seperti BTCLS, ACLS, dan Intensive care merupakan pelatihan yang paling banyak diikuti, terutama oleh rumah sakit di wilayah Indonesia bagian barat. Rumah sakit dengan strata Paripurna menyelenggarakan pelayanan jantung yang lebih lengkap dan mengikuti lebih banyak pelatihan lanjutan, sedangkan rumah sakit dengan strata Madya cenderung mengikuti pelatihan dasar. Ketimpangan regional ditemukan cukup besar, dengan dominasi peserta dari wilayah Pulau Jawa. Pelatihan dari institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan yang terakrediatsi terbukti berkontribusi terhadap peningkatan mampu laksanaan pelayanan jantung di rumah sakit. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan pemerataan pelatihan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur agar terjadi keadilan akses dan peningkatan kapasitas layanan secara nasional.Cardiovascular disease is a non-communicable disease and one of the leading causes of death in Indonesia. As a result, strengthening hospital capacity in delivering cardiac care has become a national health priority. One of the key strategies is enhancing the competence of healthcare professionals through training programs provided by accredited health training institutions. However, not all training programs have had a direct and equal impact on hospitals' ability to deliver cardiac services across the country. This study aims to analyze of post-training knowledge of healthcare workers on the ability to manage cardiac services implementation in hospital. This study uses a descriptive approach based on secondary data from the 2024 national cardiac training database and data from hospitals offering cardiac services in the same year. The data were analyzed using the Kirkpatrick training evaluation model, focusing on Level 2 and Level 4, as well as training types and geographic distribution. The most commonly attended training programs were BTCLS, ACLS, and Intensive Care, predominantly by hospitals located in western Indonesia. Paripurna-strata hospitals generally provided more comprehensive cardiac services and attended more advanced training, whereas Madya-strata hospitals tended to participate only in basic-level training. A significant regional disparity was identified, with a high concentration of participants from Java. Training delivered by accredited institutions has proven to contribute positively to the readiness of hospitals in providing cardiac services. To ensure equitable access and capacity building across the country, the government should strengthen policies and ensure more equitable distribution of cardiac training, particularly in central and eastern regions of Indonesia.
20250723
Pujiyanto; Sulistiadi, Wachyu; Pamungkas, Dian Rahayu; Idah, Bidayatul Tsalitsatul Sua
membership
Pelatihan jantung, rumah sakit, Kirkpatrick, transformasi rujukan, transformasi SDM kesehatan, Cardiac training, Kirkpatrick, referral system transformation, health workforce transformation
Pusinfokesmas FKM UI
197/25
Rini Susanti; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Pujiyanto, Wachyu Sulistiadi, Dian Rahayu Pamungkas, Bidayatul Tsalitsatul Sua Idah
Analisis Pengetahuan Pasca Pelatihan Terhadap Mampu Laksana Pelayanan Jantung Di Rumah Sakit Tahun 2024
Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Epidemiologi
2025
S2
223 hlm. 23 cm
File Only
T-7326
T-7326
Oktamianti, Puput
ind

Abstrak

Penyakit jantung adalah penyakit tidak menular yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga peningkatan kapasitas rumah sakit dalam memberikan layanan jantung menjadi prioritas nasional. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan di institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan yang terakrediatsi. Namun, belum semua pelatihan memberikan dampak langsung terhadap mampu laksanan rumah sakit secara merata. Penelitian ini menganalisis pengetahuan pasca pelatihan tenaga kesehatan dengan mampu laksana rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan jantung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan data sekunder dari rekap pelatihan jantung nasional tahun 2024 dan rekap data rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan jantung tahun 2024. Data dianalisis berdasarkan model evaluasi pelatihan Kirkpatrik (Level 2 dan Level 4), serta distribusi geografis dan jenis pelatihan yang diikuti. Hasil menyatakan bahwa pelatihan seperti BTCLS, ACLS, dan Intensive care merupakan pelatihan yang paling banyak diikuti, terutama oleh rumah sakit di wilayah Indonesia bagian barat. Rumah sakit dengan strata Paripurna menyelenggarakan pelayanan jantung yang lebih lengkap dan mengikuti lebih banyak pelatihan lanjutan, sedangkan rumah sakit dengan strata Madya cenderung mengikuti pelatihan dasar. Ketimpangan regional ditemukan cukup besar, dengan dominasi peserta dari wilayah Pulau Jawa. Pelatihan dari institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan yang terakrediatsi terbukti berkontribusi terhadap peningkatan mampu laksanaan pelayanan jantung di rumah sakit. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan pemerataan pelatihan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur agar terjadi keadilan akses dan peningkatan kapasitas layanan secara nasional.Cardiovascular disease is a non-communicable disease and one of the leading causes of death in Indonesia. As a result, strengthening hospital capacity in delivering cardiac care has become a national health priority. One of the key strategies is enhancing the competence of healthcare professionals through training programs provided by accredited health training institutions. However, not all training programs have had a direct and equal impact on hospitals' ability to deliver cardiac services across the country. This study aims to analyze of post-training knowledge of healthcare workers on the ability to manage cardiac services implementation in hospital. This study uses a descriptive approach based on secondary data from the 2024 national cardiac training database and data from hospitals offering cardiac services in the same year. The data were analyzed using the Kirkpatrick training evaluation model, focusing on Level 2 and Level 4, as well as training types and geographic distribution. The most commonly attended training programs were BTCLS, ACLS, and Intensive Care, predominantly by hospitals located in western Indonesia. Paripurna-strata hospitals generally provided more comprehensive cardiac services and attended more advanced training, whereas Madya-strata hospitals tended to participate only in basic-level training. A significant regional disparity was identified, with a high concentration of participants from Java. Training delivered by accredited institutions has proven to contribute positively to the readiness of hospitals in providing cardiac services. To ensure equitable access and capacity building across the country, the government should strengthen policies and ensure more equitable distribution of cardiac training, particularly in central and eastern regions of Indonesia.

Metadata

Jenis Koleksi : S2 - Tesis
No. Panggil : T-7326
Pengarang :
Nama badan : Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Epidemiologi
Program Studi/Peminatan : Mutu Layanan Kesehatan
Promotor/Pembimbing :
Ko-Promotor/Penguji :
Subjek :
Penerbitan : Depok : FKM UI, 2025
338 tipe carrierFile Only
650 SubyekMutu Layanan Kesehatan
504 Catatan Bibliografi
NPM2306180711
856 Lokasi File Elektronik
526 Program Studi/PeminatanMutu Layanan Kesehatan
Penerbit dan Distribusi
100 Pengarang UtamaSusanti, Rini
022 ISSN
260a Kota TerbitDepok
260b PenerbitFKM UI
abstrakPenyakit jantung adalah penyakit tidak menular yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga peningkatan kapasitas rumah sakit dalam memberikan layanan jantung menjadi prioritas nasional. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan di institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan yang terakrediatsi. Namun, belum semua pelatihan memberikan dampak langsung terhadap mampu laksanan rumah sakit secara merata. Penelitian ini menganalisis pengetahuan pasca pelatihan tenaga kesehatan dengan mampu laksana rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan jantung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan data sekunder dari rekap pelatihan jantung nasional tahun 2024 dan rekap data rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan jantung tahun 2024. Data dianalisis berdasarkan model evaluasi pelatihan Kirkpatrik (Level 2 dan Level 4), serta distribusi geografis dan jenis pelatihan yang diikuti. Hasil menyatakan bahwa pelatihan seperti BTCLS, ACLS, dan Intensive care merupakan pelatihan yang paling banyak diikuti, terutama oleh rumah sakit di wilayah Indonesia bagian barat. Rumah sakit dengan strata Paripurna menyelenggarakan pelayanan jantung yang lebih lengkap dan mengikuti lebih banyak pelatihan lanjutan, sedangkan rumah sakit dengan strata Madya cenderung mengikuti pelatihan dasar. Ketimpangan regional ditemukan cukup besar, dengan dominasi peserta dari wilayah Pulau Jawa. Pelatihan dari institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan yang terakrediatsi terbukti berkontribusi terhadap peningkatan mampu laksanaan pelayanan jantung di rumah sakit. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan pemerataan pelatihan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur agar terjadi keadilan akses dan peningkatan kapasitas layanan secara nasional.Cardiovascular disease is a non-communicable disease and one of the leading causes of death in Indonesia. As a result, strengthening hospital capacity in delivering cardiac care has become a national health priority. One of the key strategies is enhancing the competence of healthcare professionals through training programs provided by accredited health training institutions. However, not all training programs have had a direct and equal impact on hospitals' ability to deliver cardiac services across the country. This study aims to analyze of post-training knowledge of healthcare workers on the ability to manage cardiac services implementation in hospital. This study uses a descriptive approach based on secondary data from the 2024 national cardiac training database and data from hospitals offering cardiac services in the same year. The data were analyzed using the Kirkpatrick training evaluation model, focusing on Level 2 and Level 4, as well as training types and geographic distribution. The most commonly attended training programs were BTCLS, ACLS, and Intensive Care, predominantly by hospitals located in western Indonesia. Paripurna-strata hospitals generally provided more comprehensive cardiac services and attended more advanced training, whereas Madya-strata hospitals tended to participate only in basic-level training. A significant regional disparity was identified, with a high concentration of participants from Java. Training delivered by accredited institutions has proven to contribute positively to the readiness of hospitals in providing cardiac services. To ensure equitable access and capacity building across the country, the government should strengthen policies and ensure more equitable distribution of cardiac training, particularly in central and eastern regions of Indonesia.
Tanggal20250723
daftar isi
700z Co-Promotor/PengujiPujiyanto; Sulistiadi, Wachyu; Pamungkas, Dian Rahayu; Idah, Bidayatul Tsalitsatul Sua
000 Hak Aksesmembership
Kata KunciPelatihan jantung, rumah sakit, Kirkpatrick, transformasi rujukan, transformasi SDM kesehatan, Cardiac training, Kirkpatrick, referral system transformation, health workforce transformation
700 Pengarang Tambahan
850 Badan PemilikPusinfokesmas FKM UI
004 Nomor Induk197/25
245c PertanggungjawabanRini Susanti; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Pujiyanto, Wachyu Sulistiadi, Dian Rahayu Pamungkas, Bidayatul Tsalitsatul Sua Idah
245 JudulAnalisis Pengetahuan Pasca Pelatihan Terhadap Mampu Laksana Pelayanan Jantung Di Rumah Sakit Tahun 2024
710 Entri Tambahan Nama BadanUniversitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Epidemiologi
260c Tahun Terbit2025
Jenis KaryaS2
250 Edisi
300 Deskripsi Fisik223 hlm. 23 cm
LokasiFile Only
082 No. PanggilT-7326
003 BarcodeT-7326
700y Promotor/PembimbingOktamianti, Puput
No. Kendali
041 Kode Bahasaind

File Digital: 1 

Shelf
 Rini Susanti-Tesis-FKM-Fulltext-2025.pdf ::
 
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Menu Anggota Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan Lokasi
T-7326 T-7326 TERSEDIA File Only
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 138542

Sampul

cover

Lihat juga:

:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive