Tunjuk sebut merupakan teknik yang mengkombinasikan fungsi mata, gerakan tangan, mulut, otak, dan telinga untuk mencegah terjadinya kesalahan pada manusia. PT XYZ menerapkan tunjuk sebut secara resmi untuk mencegah kesalahan pada masinis sejak tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor individu, tempat kerja, pekerjaan dan organisasi terhadap performansi penerapan tunjuk sebut. Pengumpulan data diawali dengan proses wawancara terhadap tujuh informan untuk mendalami penerapan tunjuk sebut di perusahaan, mengkonfirmasi variabel yang disusun dari telaah literatur dan mengeksplorasi kondisi faktual di perusahaan. Selanjutnya data dikumpulkan dari 414 masinis melalui pengisian kuesioner. Distribusi performansi tunjuk sebut pada masinis menunjukkan bahwa 51,9% masinis menujukkan performansi tunjuk sebut baik, sedangkan 48,1% masinis menunjukkan performansi tunjuk sebut kurang. Hasil pengujian menggunakan chi square pada Confidence Interval (CI) 95% menunjukkan bahwa faktor individu yang berhubungan dengan performansi tunjuk sebut adalah usia, jabatan, pengalaman individu, kesadaran risiko, acceptance terhadap tunjuk sebut dan kesadaran diri. Sedangkan faktor tempat kerja yang berhubungan dengan performansi tunjuk sebut adalah otomasi kabin lokomotif, peralatan monitoring lokomotif, dan lingkungan kabin lokomotif. Faktor pekerjaan yang berhubungan dengan performansi tunjuk sebut adalah jenis kereta api yang sering didinasi oleh masinis, tingkat monoton dan kejelasan instruksi kerja. Faktor organisasi juga berhubungan dengan performansi tunjuk sebut diantaranya organizational leadership and commitment, prosedur tunjuk sebut, insentif keselamatan, masukan keselamatan, informasi keselamatan dan budaya keselamatan. Temuan ini mengindikasikan bahwa faktor individu, tempat kerja, pekerjaan dan organisasi berkaitan dengan kepatuhan dan konsistensi pelaksanaan tunjuk sebut di PT XYZ.
Pointing-and-calling is a technique that combines the functions of the eyes, hand movements, mouth, brain, and ears to prevent human error. PT XYZ has been officially implementing the pointing-and-calling to prevent train driver errors since 2012. This study aims to analyze the association of individual, workplace, job, and organizational factors with the performance of the pointing-and-calling implementation. Data collection began with an interview process with seven informants to explore the implementation of pointing-and-calling, confirm the variables compiled from the literature review, and explore the factual conditions in the company. Furthermore, data were collected from 414 train drivers through questionnaires. The distribution of pointing-and-calling performance among train drivers shows that 51,9% demonstrated good indicator performance, while 48,1% demonstrated poor indicator performance. The results of testing using chi-square at 95% Confidence Interval (CI) showed that individual factors associated with the performance of the pointing-and-calling implementation are age, position, individual experience, risk awareness, acceptance of designation, and self-awareness. While workplace factors associated with the performance of the pointing-and-calling implementation are locomotive cabin automation, locomotive monitoring equipment, and locomotive cabin environment. Job factors that are related to the performance of the pointing-and-calling implementation are the type of train that is often nominated by the train driver, the level of monotony, and the clarity of work instructions. Organizational factors also associated with the performance of the pointing-and-calling implementation include organizational leadership and commitment, pointing-and-calling procedures, safety incentives, safety feedback, safety information, and safety culture. The findings indicate that individual, workplace, job, and organizational factors are associated with the compliance and consistency of pointing-and-calling implementation.