Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisa beban kerja instalasi farmasi rumah sakit Hermina Depok dan menemukan metode yang tepat untuk penghitungan kebutuhan tenaga. Penelitian ini adalah gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan pengukuran waktu transaksi pelayanan resep sebagai dasar pengukuran beban kerja dan kebutuhan tenaga, sementara kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam pada manajer penunjang medis, kepala instalasi, asisten apoteker junior dan senior serta juru racik untuk mengetahui faktor yang menjadi hambatan dalam pencapaian standar pelayanan minimum. Penelitian kuantitatif dilakukan pada 120 sampel resep racikan dan 181 sampel resep non racikan, diambil menggunakan metode simple random sampling. Dari penelitian kuantitatif didapatkan waktu transaksi (WT) 44 menit untuk racikan dan 21 menit non racikan, dan dari angka trsebut didapatkan beban kerja 299 jam orang/hari, kebutuhan tenaga 65 orang dan jumlah penambahan tenaga 39 orang. Dari waktu tersebut dilakukan penyesuaian dengan dua cara, pertama dengan konstanta waktu antrian berbanding waktu transaksi dan kedua dengan mengurangi waktu antrian. Didapatkan WT 21 menit racikan dan 9 menit non racikan serta 22 menit racikan dan 8 menit non racikan untuk masing-masing cara konstanta dan pengurangan waktu antrian. Hasil ini mendekati waktu transaksi minimal yaitu 23 menit untuk racikan dan 8 menit non racikan. Beban kerja 130, 137 dan 139 jam orang/hari untuk konstanta, pengurangan waktu antrian dan waktu minimum, serta bagi ketiganya kebutuhan tenaga 30 orang dengan jumlah penambahan tenaga 4 orang. Dari penelitian kualitatif didapatkan bahwa kekurangan tenaga merupakan hambatan terbesar dalam pelayanan resep, dengan hambatan lainnya yang memerlukan penanganan adalah mengenai pengalaman dan keterampilan personel, proses rekrutmen, serta manajemen dan perencanaan obat. Hambatan lainnya dalam pelaksanaan solusi atau dirasakan tidak terlalu mengganggu. Kata kunci: Farmasi, Beban kerja, Kebutuhan Tenaga
The aim of this study is to analyze the workload of pharmacy installation, Hermina Depok Hospital and to find appropriate method for calculating workforce need. This study combines quantitative and qualitative method. Quantitative research is carried out by measuring the transaction time of prescription services as the basis of workload and workforce need measurement, while in-depth qualitative interviews is conducted by interviewing manager of medical support, head of pharmacy installation, junior and senior assistant pharmacist and juru racik to determine the factors contributing to the low achievement of minimum service standards. Quantitative research conducted on 120 samples of pulveres prescription and 181 samples of non pulveres prescription, using simple random sampling method. From quantitative study we found transaction time (TT) of 44 minutes for pulveres prescription and 21 minutes for non pulveres prescription, resulted in workload of 299 man hours/day, 65 people of workforce need, resulting in the need of additional 39 people. Adjustment is made to TT in two ways, first by finding a constant from the ratio of queuing time and TT, second by reducing TT with queuing time. TT obtained from this adjustment are 21 minutes for pulveres prescription and 9 minutes for non pulveres for constant adjustment, and 22 minutes for pulvres prescription and 8 minutes for non pulveres prescription for the reduction in queuing time. These results resemble the minimum TT, 23 minutes for pulveres pescription and 8 minutes for non pulveres prescription. Workload measurement relusted in 130, 137 and 139 man hours/day for constant adjustment, reducing queuing time and minimum time, all three resulted in workforce need of 30 people, with the additional requirement of 4 people. From the qualitative research it is found that the shortage of man is the biggest obstacle in prescription service, other obstacles requiring immediate handling are issues of the experience and skills of personnel, the recruitment process, and drugs management and planning. Other obstacle in prescription service is thought to be less significant or undergoing process to solution. Keywords: pharmacy, workload, workforce need