Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37375 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sasmin Itadi Suhanto; Pembimbing: Siregar, Kemal Nazaruddin; Penguji: Besral, R. Setiawan, F. Jeanne Uktolseja, Nurmetia Priliani
Abstrak:

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BIOSTATISTIK

Tesis, 28 Juni 2013

Sasmin Itadi Suhanto

Peran dan Dampak Perilaku Pencegahan Gigitan Nyamuk Terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, tahun 2012

ABSTRAK

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat walaupun berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegahnya tetapi malaria masih ditemukan. Kabupaten Kaur termasuk daerah dengan endemisitas rendah dengan angka API< 1‰. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran, peran dan dampak perilaku pencegahan gigitan nyamuk serta faktor risiko lainnya terhadap kejadian malaria di Kabupaten Kaur tahun 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan case control study. Lokasi penelitian ini adalah seluruh wilayah kerja puskesmas yang ada dalam Kabupaten Kaur yaitu sebanyak 16 puskesmas. Dengan jumlah sampel sebanyak 264 orang dengan rincian 132 orang kasus dan 132 orang kontrol. Kasus adalah pengunjung yang datang ke rumah sakit, puskesmas dan jaringannya dengan gejala demam dengan hasil pemeriksaan sediaan darah di laboratorium atau RDT (Rapid Diagnostik Test) positif malaria. Kontrol adalah pengunjung yang datang ke rumah sakit, puskesmas dan jaringannya dalam tahun 2012 dengan gejala demam dan hasil pemeriksaan sediaan darah di laboratorium atau RDT (Rapid Diagnostik Test) menunjukan negatif malaria.

Hasil : Analisis multivariate menunjukan bahwa kebiasaan sering dan kadang-kadang begadang malam di luar rumah dengan nilai OR masing-masing sebesar 6,37 (95% CI 1,65–24,60) dan 1,84 (95% CI 0,72–4,71), kebiasaan sering dan kadang-kadang menggunakan kelambu dengan nilai OR masing-masing sebesar 0,1 (95% CI 0,004-0,05) dan 0.08 (95% CI 0.01-0,68), kebiasaan sering dan kadang-kadang menggunakan obat anti nyamuk bakar dengan nilai OR masing-masing sebesar 0,01 (95% CI 0,004-0,05) dan 0,75 (95% CI 0,12-4,79) dan kebiasaan sering dan kadang menggunakan obat anti nyamuk cair dengan nilai OR masing-masing sebesar 0,02 (95% CI 0,005-0,06) dan 0,06 (95% CI 0,004-0,997) berhubungan signifikan dengan kejadian malaria setelah dikontrol dengan langit-langit rumah. Sedangkan penggunaan kasa ventilasi tidak berhubungan signifikan dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan dampak: kebiasaan sering begadang malam di luar rumah dapat menurunkan kasus kejadian malaria sebesar 19,1% jika dihentikan/ditiadakan, penggunaan kelambu 15,5%, penggunaan obat anti nyamuk (bakar dan cair ) masing-masing sebesar 32,7% dan 24% pada populasi.

Kesimpulan :

Perilaku pencegahan gigitan nyamuk seperti kebiasaan begadang malam di luar rumah, penggunaan kelambu, obat anti nyamuk (bakar dan cair/semprot) mempunyai perananan penting dalam kejadian malaria.

Kata kunci : Kejadian malaria, perilaku pencegahan gigitan nyamuk, case control.

PROGRAM MAGISTER

PUBLIC HEALTH SCIENCE PROGRAM

Biostatistics Thesis, June 28, 2013

Sasmin Itadi Suhanto

Role and Impact Behavior Mosquito Bite Prevention Against Malaria incidence in Kaur regency, Bengkulu province, in 2012

ABSTRACT

Malaria remains a public health problem despite efforts have been done to prevent it, but malaria is found. Kaur district includes areas with low endemicity with API numbers <1 ‰. The purpose of this study is to describe the role and impact of mosquito bite prevention behaviors and other risk factors on the incidence of malaria in the district Kaur in 2012. This study uses observational design of case control study. The study site is the working area of the existing health center in the district as many as 16 health centers Kaur. With a total sample of 264 people with the details of 132 cases and 132 controls. Case was the visitors who come to the hospital, health center and network with symptoms of fever with the results of blood clots in the laboratory or RDT (Rapid Diagnostic Test) positive malaria. Control was the visitors who come to the hospital, health centers and networks in the year 2012 with symptoms of fever and blood clots in the results of the laboratory examination or RDT (Rapid Diagnostic Test) showed a negative malaria.

Results: Multivariate analysis showed that the habit of frequent and sometimes stay up all night outside the house with a value amounting OR 6.37 (95% CI 1.65 to 24.60) and 1.84 (95% CI 0.72 - 4.71), and a frequent habit of sometimes using nets with OR values respectively of 0.1 (95% CI 0.004 to 0.05) and 0:08 (95% CI 0.01-0,68), and a frequent habit sometimes use anti mosquito OR at each value of 0.01 (95% CI from 0.004 to 0.05) and 0.75 (95% CI 0.12 to 4.79) and the habit of frequent and sometimes use anti mosquito liquid with each value OR of 0.02 (95% CI 0.005-0.06) and 0.06 (95% CI 0.004 to 0.997) significantly associated with the incidence of malaria after controlled ceiling. While the use of gauze vents are not significantly associated with the incidence of malaria. Results of impact assessment: the habit to stay up late at night outside the home can reduce the incidence of malaria cases by 19.1% if terminated / removed, 15.5% use of mosquito nets, mosquito drug use (fuel and liquid), respectively by 32.7% and 24% of the population.

Conclusion: Mosquito bite prevention behaviors such as staying up all night habits outside the home, the use of bed nets, anti mosquito (fuel and liquid / spray) have an important role in the incidence of malaria.

Keywords: incidence of malaria, a mosquito bite prevention behaviors, case control.

Read More
T-4016
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Malonda Maksud; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Besral, Yenni Risniati
S-6897
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Romi Widodo; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Poppy Yuniar, Lukman Hakim, Ratih Dwi Lestari
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem yang telah berjalan pada program malaria di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, mengidentifikasi prioritas masalah utama dalam pencatatan dan pelaporan, pengolahan, penyajian, mengidentifikasi kebutuhan pengguna dalam pencatatan dan pelaporan, pengolahan, penyajian data malaria. Menyediakan data malaria yang berkesinambungan dan lengkap agar dapat digunakan untuk pendukung keputusan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengembangan perancangan sistem menggunakan SDLC (System Development Live Cycle). Informan pada penelitian ini adalah pengelola malaria yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dan petugas monev malaria Kabupaten, puskesmas. Sampel diambil dengan menggunakan metode Kecukupan (Adequasi). Tahun 2013 kelengkapan laporan program malaria di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu 100%, sedangkan ketepatan pengiriman laporan 80%. (Profil Dinkes Provinsi Bengkulu, 2013). Kata Kunci : Sistem Informasi, Rancangan, Program Malaria
Read More
T-4218
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yanit Wediarsih; Pembimbing: Siregar, Kemal Nazaruddin, Besral; Penguji: R. Sutiawan, Jeane Uktolsea, Nurmetia Priliani
Abstrak: Abstrak

Menurut laporan MDG's tahun 2007, 30,7% masyarakat Indonesia tanpa akses sanitasi yang layak. Provinsi Banten memiliki masalah yang cukup besar terkait dengan masalah air, higiene dan sanitasi. Beberapa cakupan sanitasi dasar di Provinsi Banten merupakan cakupan terendah di Pulau jawa, seperti cakupan jamban keluarga pada tahun 2007 yang hanya 67,69 %. Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk ini akhirnya menyebabkan masih seringnya terjadi KLB diare dan demam berdarah di Provinsi Banten. Selain itu kejadian demam tifoid dan malaria juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko dan dampak sanitasi lingkungan terhadap status kesehatan balita di Provinsi Banten dengan menggunakan data sekunder hasil RISKESDAS 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah balita (12 - 59 bulan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang pernah menderita sakit sebanyak 17,2%. Sedangkan faktor sanitasi lingkungan yang memiliki risiko terhadap status kesehatan balita adalah ketersediaan air bersih (OR = 1,6; 95%CI 1,2 - 2,3), sarana pembuangan air limbah (OR = 1,7; 95% CI 1,0 - 3,1) dan tempat penampungan air (OR = 1,9; 95%CI 1,2 - 2,9). Sarana pembuangan air limbah memberikan dampak yang paling besar diantara ketiga variabel yang berisiko, dimana jika di populasi, sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat diperbaiki, maka akan menurunkan kejadian sakit pada balita sebanyak 36,9%. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa untuk mengurangi risiko dan dampak sanitasi lingkungan diperlukan upaya pengelolaan terhadap air, mulai dari air bersih sampai dengan air buangan.


According to the MDG's in 2007, 30.7% of Indonesian people without access to improved sanitation. Banten province has a considerable problem associated with the problem of water, hygiene and sanitation. Some basic sanitation coverage in Banten Province is the lowest coverage in Java, such as family latrine coverage in 2007 is only 67.69%. Conditions of poor environmental sanitation is still ultimately lead to frequent outbreaks of diarrhea and dengue fever in the province of Banten. In addition to the incidence of typhoid fever and malaria also increased from year to year.

The purpose of this study was to determine the risk and impact of environmental sanitation on the health status of children under five in Banten province by using secondary data from RISKESDAS 2007. This research is quantitative cross-sectional design. Population and sample of the study was a toddler (12-59 months).

The results showed that infants who have suffered from as much as 17.2%. While environmental sanitation factors that have exposure to the health status of children under five are the availability of clean water (OR = 1.6, 95% CI 1.2 to 2.3), wastewater disposal (OR = 1.7, 95% CI 1, 0 to 3.1) and a reservoir of water (OR = 1.9, 95% CI 1.2 to 2.9). Wastewater disposal provide the greatest impact among the three variables is at risk, which if in the population, wastewater disposal are not eligible eliminated, it will reduce the incidence of illness in infants as much as 36.9%. Results of this study suggest that to reduce the risk and impact of environmental sanitation to water management efforts are needed, ranging from clean water to waste water.

Read More
T-3984
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mustikawati; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Besral, Endang Mulyani
Abstrak: Perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah merupakan perilaku berisiko kesehatan. Persepsi dan pengetahuan remaja terkait perilaku berisiko dapat dibentuk melalui mitra diskusi yang dipilih remaja untuk mendapatkan informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan pemilihan mitra diskusi terhadap perilaku berisiko kesehatan remaja. variabel dependen yang digunakan yaitu perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan hubungan seks pranikah. Pada penelitian ini mitra diskusi yang dimaksud yaitu ibu/ayah/wali, pacar, teman sekolah/kampus, teman luar sekolah/kampus, guru, dan tidak pernah bercerita digunakan sebagai variabel independen. Tingkat pendidikan, wilayah tinggal, jenis kelamin, keberadaan teman berisiko, dan aktivitas remaja sebagai variabel kontrol. Analisis data menggunakan Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba pada Kelompok Pelajar dna Mahasiswa di 18 Provinsi tahun 2016. Populasi penelitian yaitu remaja laki-laki dan remaja perempuan yang sedang menempuh pendidikan ditingkat SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi (PT). Hasil analisis memperlihatkan bahwa mitra diskusi berhubungan dnegan perilaku remaja. Remaja yang berdiskusi dengan pacar dan teman akan meningkatkan risiko terhadap berbagai perilaku berisiko. Diskusi dengan ibu/ayah/wali dan guru memiliki peranan penting untuk mencegah perilaku berisiko pada remaja. kualitas mitra diskusi dan informasi yang diterima perlu menjadi pertimbangan untuk membantu remaja terhindar dari perilaku negatif. Keterlibatan ibu perlu dalam upaya penanggulangan perilaku berisiko.
Read More
S-9972
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lanova Dwi Arde M.; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Besral, Tini Stiawan
T-4085
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuridista Putri Pratiwi; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Besral, Anindita dyah Sekarputri
Abstrak: Tingkat fertilitas merupakan salah satu indikator yang menjadi prioritas utama pencapaian MDGs Indonesia. Tingkat fertilitas di Jawa Barat merupakan yang tertinggi di Indonesia. Tingkat fertilitas di dalam data survei dapat diukur dengan menggunakan jumlah anak lahir hidup (ALH). Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat mempengaruhi tingkat fertilitas.Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh umur kawin pertama terhadap tingkat fertilitas wanita usia subur di Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Penelitian menggunakan kriteriainklusi wanita usia subur usia 15-49 tahun yang pernah menikah di Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan pada wanita yang pernah penikah di Provinsi Jawa Barat, mereka yang menikah di usia ≤ 18 tahun memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk memiliki tingkat fertilitas tinggi dibandingkan yang menikah di usia > 18 tahun setelah variabel lain dikendalikan. Variabellain yang turut berperan dalam tingkat fertilitas wanita usia subur yaitu umur, tempat tinggal,tingkat pendidikan istri, status pekerjaan istri, norma tentang besarnya keluarga, dan penggunaan alat kontrasepsi saat ini. Oleh karena itu, kegiatan KIE terkait program KB dan pendewasaan usia perkawinan, pemberdayaan wanita, serta pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan status ekonomi diperlukan sebagai upaya mencegah dan mengatasi permasalahan terkait fertilitas di kalangan wanita usia subur di Provinsi Jawa Barat. Kata Kunci : Fertilitas, anak lahir hidup, wanita usia subur, Jawa Barat, pengaruh, umur kawin pertama.
Read More
S-8267
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Retno Pujisubekti; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Besral, Anindita Dyah Sekarpuri
Abstrak: World Health Organisation (WHO) menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai dengan bayi berusia 6 bulan untuk mengoptimalkan pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan bayi. Penelitian ini membahas determinan perilaku pemberian makanan pada bayi yang diukur melalui perilaku penundaaan inisiasi ASI, pemberian makanan prelakteal, pemberian makanan tambahan dini. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Sampel pada penelitian ini adalah pasangan ibu dan bayi yang berusia 0 - 23 bulan.
 
 
Hasil analisis didapatkan hampir separuh ibu di Indonesia menginisiasi bayinya lebih dari 1 jam pertama. Selain itu, proporsi ibu yang memberikan makanan prelakteal sebesar 61% dengan jenis makanan prelakteal yang terbanyak diberikan adalah susu formula. Hasil lainnya sebesar 58% bayi usia 0 - 5 bulan sudah menerima makanan selain ASI berdasarkan recall 24 jam terakhir dengan jenis makanan air putih, susu formula, dan bubur bayi fortifikasi. Diketahui bahwa status ekonomi yang tinggi, ibu dengan anak pertama, ibu yang bekerja, penolong persalinan petugas kesehatan, serta kunjungan antenatal yang kurang menjadi faktor risiko pemberian makanan pada bayi. Intervensi program ASI eksklusif perlu dilakukan semenjak pertama kali melakukan kunjungan antenatal, serta perlu diadakannya monitoring dan evaluasi dari PP ASI.
 

World Health Organisation (WHO) recommends exclusive breastfeeding until a baby is 6 months old to optimize the growth, development, and health of the baby. This study discusses the determinants of infant feeding behavior as measured through behavioral delayed initiation of breastfeeding, prelacteal feeding, early supplementary feeding. This study is a quantitative cross-sectional study design using Indonesian Demographic and Health Survey 2012. Samples in this study were pairs of mothers and infants aged 0-23 months.
 
 
The results of the analysis obtained almost half of the baby's mother in Indonesia initiated more than one hour. In addition, data shows that 61% mothers gave prelecteal feeds with formula milk as the most used type of food. Moreover, 58% of infants aged 0-5 months had received food other than breast milk by the recall last 24 hours with the most type of food are water, formula milk, and baby food fortification. Based on logistic regression result, it is known that high economic status, mothers with their first child, working mothers, birth attendants health workers, and less antenatal visits be a risk factor for infant feeding. Exclusive breastfeeding intervention programs need to be done since the first antenatal visit, and need monitoring and evaluation of the holding of breasfeeding regulation.
Read More
S-8368
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stefani Diorani; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Milla Herdayati, Grace Wangge
Abstrak: Masalah gizi yang sering ditemukan pada usia remaja adalah tingginya angka overweightdan obesitas. Kabupaten Malang memiliki angka prevalensi obesitas remaja lebih tinggidibandingkan se-provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar 2.6%. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, gaya hidup, dan pengetahuan gizi terhadapkejadian overweight dan obesitas pada pelajar SMA di Kabupaten Malang, Jawa Timur.Sumber data penelitian yang digunakan adalah Survei Program Gizi Untuk PrestasiSEAMEO RECFON 2018 dengan desain cross-sectional.
Read More
S-10342
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mustika Maulidina Karima Haris; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Sutanto; Maria Gayatri
Abstrak: Faktor risiko penularan HIV/AIDS tertinggi menurut Laporan Kementerian Kesehatan (2020) adalah heteroseksual, homoseksual dan penggunaan jarum suntik bergantian. Remaja khususnya pria merupakan salah satu kelompok rentan untuk melakukan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba yang merupakan perilaku berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja pria berusia 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder yaitu SDKI tahun 2012 dan 2017 dengan desain studi cross sectional. Hasil uji regresi logistic didapati bahwa usia, sikap terhadap seks pranikah dan pengaruh teman sebaya berhubungan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS di tahun 2012, kemudian pada tahun 2017 usia, sikap terhadap seks pranikah, pengaruh teman sebaya dan pendidikan berhubungan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja pria. Faktor yang paling berhubungan adalah sikap terhadap seks pranikah dengan nilai AOR 6,65 di tahun 2012 dan 9,13 di tahun 2017.
The highest risk factors for HIV/AIDS transmission according to the Ministry of Health Report (2020) are heterosexual, homosexual and sharing needles. Adolescents, especially men, are one of the vulnerable groups to have free sex and drug abuse, which are risk behaviors for HIV/AIDS. This study aims to determine the risk behavior factors for HIV/AIDS in male adolescents aged 15-24 years in Indonesia. The research is quantitative using secondary data from the 2012 and 2017 IDHS with a cross sectional study design. The results of the logistic regression test found that age, attitudes towards premarital sex and peer influence were related to HIV/AIDS risk behavior in 2012, then in 2017 age, attitudes towards premarital sex, peer influence and education were associated with HIV/AIDS risk behavior in teenage boys. The most related factor was attitudes towards premarital sex with AOR values of 6.65 in 2012 and 9.13 in 2017
Read More
S-11049
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive