Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36233 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Evi Basyaruddin; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Suprijanto Rijadi, Amal Chalik Sjaaf, Amila Megraini, Iman Hidayat, Supriyantoro
Abstrak:

Biaya pelayanan kesehatan setiap tahun selalu meningkat, dengan porsi pembiayaan obat yang cukup tinggi. Efisiensi dalam bidang pelayanan obat diharapkan dapat mengurangi peningkatan biaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Didalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan, obat menyerap dana lebih kurang 49% dan berdasarkan data tiga tahun terakhir biaya obat cenderung meningkat setiap tahun. Khusus untuk obat rawat inap di rumah sakit efisiensi biaya obat. mungkin dapat dilaksanakan dengan penerapan sistem unit dose dispensing Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M.A. Hanafiah S.M. Batusangkar sudah melaksanakan sistem distribusi obat rawat inap dengan sistem unit dose dispensing. Untuk mengetahui apakah sistem distribusi obat rawat inap dengan sistem unit dose dispensing dapat menghemat biaya obat, maka dilakukan studi evaluasi terhadap penerapan sistem unit dose dispensing di rumah sakit tersebut. Data penelitian ini diperoleh dart pengamatan biaya obat pasien rawat inap sebelum dan sesudah dilaksanakannya sistem unit dose dispensing. Dan basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem distribusi unit dose (unit dose dispensing) dapat menghemat biaya obat rawat inap dan disarankan bahwa sistem distribusi obat dosis unit layak untuk diteruskan dan untuk mendapatkan basil yang optimal perlu disertai adanya pengomatan yang rasional. Daftar bacaan : 18 (1989 - 200p )


 

Implementing a Unit Dose Dispensing System to Inpatient with Health Insurance in Prof. Dr. M.A. Hanafiah S .M. Hospital, Batusangkar. Health services cost with a high proportion of drug cost increases every years. An efficiency in drug services may reduce the totality health services cost raising. Drug inpatient cost with health insurance is about 49 % and according to the last three years data, drug cost inclined increasing each years. Efficiency in drug cost can be done by implementing the unit dose dispensing system especially for inpatient drugs in hospital. Prof. Dr.M.A. Hanafiah S.M. Hospital in Batusangkar has implemented the unit dose dispensing system for distribution inpatient drug system. An evaluation study has been conducted to find out whether distribution inpatient drugs system with unit dose dispensing can thrifty the drug cost, in that hospital. The data was collected from observing the inpatient drug cost before and after the unit dose dispensing system was implement. The conclusion of this study is that implementing unit dose dispensing can thrifty inpatient drug cost and it is suggested to continue this system. More ever, rational drug use has to be followed to get the optimum result. Bibliography : 18 (1989 - 2000)

Read More
B-541
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggraina Widiyanti; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Adang Bachtiar, Rakhmad Hidayat, Nana Mulyana, Sri Kuswahyuni
Abstrak:
Latar Belakang: Pencapaian kinerja Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Bed Occupancy Rate (BOR) di Rumah Sakit (RS) Hermina Tangerang mengalami fluktuatif, belum mencapai target yang ditentukan dan trendlinenya cenderung mengalami penurunan pada periode tahun 2018-2023. Penilaian google review RS Hermina Tangerang adalah 4,1 dari 5, dimana masih didapatkan banyak keluhan mengenai kualitas pelayanan rawat inap di RS Hermina Tangerang. Hal ini mungkin menjadi penyebab rendahnya kunjungan ulang pasien ke RS Hermina Tangerang. Sehingga pencapaian Rawat Jalan, IGD dan BOR di RS Hermina Tangerang tidak mencapai target yang telah ditentukan. Apabila pencapaian tersebut dibiarkan terjadi terus menerus, akan berdampak signifikan pada pendapatan Rumah Sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah mix methode, dengan tahap pertama survey, dan tahap kedua dengan action research.. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada pasien rawat inap di RS Hermina Tangerang dan wawancara dengan informan kunci. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan model persamaan struktural (SEM) dengan pendekatan partial least square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Word Of Mouth (WOM) dan minat kunjungan ulang pasien. Dimensi kualitas pelayanan yang meliputi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy, semuanya berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan WOM dan minat kunjungan ulang. Selain itu, WOM juga terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat kunjungan ulang pasien. Kesimpulan: Kualitas pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Hermina Tangerang sudah baik. Namun masih ada nilai dalam dimensi kualitas pelayanan yang kecil, menjadi ruang untuk RS Hermina Tangerang melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pelayanan. Saran bagi manajemen rumah sakit adalah untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan guna meningkatkan loyalitas pasien dan keberhasilan bisnis rumah sakit. Kata Kunci: Kualitas pelayanan, Word of Mouth, Minat Kunjungan Ulang

Background: The performance achievements in Outpatient Services, Emergency Department (ED), and Bed Occupancy Rate (BOR) at Hermina Hospital Tangerang have been fluctuating, not reaching the set targets, and the trendline has tended to decline during the period 2018-2023. The Google review rating for Hermina Hospital Tangerang is 4.1 out of 5, where there are still many complaints regarding the quality of inpatient services at Hermina Hospital Tangerang. This may be the cause of the low rate of revisit intention patient to Hermina Hospital Tangerang. As a result, the achievements in Outpatient Services, ED, and BOR at Hermina Hospital Tangerang do not meet the predetermined targets. If this situation is allowed to continue, it will have a significant impact on the hospital's revenue. Methode: The research method used is a mixed method, with the first stage being a survey, and the second stage involving CDMG (Consensus Decision Making Group). Data were collected through questionnaires distributed to inpatients at Hermina Hospital Tangerang and interviews with key informants. Quantitative data analysis was conducted using structural equation modeling (SEM) with a partial least square (PLS) approach. Result: The research results show that service quality has a positive and significant influence on Word Of Mouth (WOM) and revisit intention. The dimensions of service quality, including tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy, all contribute significantly to the increase in WOM and revisit intention. Moreover, WOM also has a proven positive and significant influence on revisit intention. Conclusion: The quality of inpatient services at Hermina Hospital Tangerang is already good. However, there are still low scores in certain service quality dimensions, providing an opportunity for Hermina Hospital Tangerang to make improvements and enhance service quality. The recommendation for hospital management is to continuously improve service quality to increase patient loyalty and business success of the hospital. Keywords: Service Quality, Word of Mouth, Revisit Intention
 
Read More
B-2480
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sofi Indriani; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Anhari Achadi, Budi Hartono, Ede Surya Darmawan, Juanna Soehardy
Abstrak:

Latar belakang: Kementerian Kesehatan memperkenalkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di rumah sakit. Untuk implementasi dan pengelolaan KRIS yang efektif, diperlukan pendekatan yang komprehensif seperti Balanced Scorecard (BSC). BSC menyediakan kerangka kerja holistik untuk mengukur dan mengelola kinerja rumah sakit dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan pendapatan RS dalam penerapan KRIS- JKN di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Metodologi penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus dengan tujuan memperoleh gambaran tentang strategi peningkatan pendapatan RS Budi Kemuliaan Batam dalam penerapan kebijakan KRIS-JKN dengan Metode Balanced Scorecard. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2024 hingga bulan Juni 2024. Hasil penelitian: Pada perspektif keuangan strategi yang diterapkan adalah pengelolaan biaya dan optimisasi pendapatan dari layanan JKN. Perspektif pelanggan menekankan pada peningkatan kualitas layanan dan kepuasan pasien, yang secara langsung berdampak pada peningkatan kunjungan serta memberikan pelatihan komunikasi efektif. Perspektif proses bisnis internal strateginya melakukan diversifikasi pelayanan dari pelayan yang sudah ada salah satunya adalah membuka poli eksekutif dan poli tumbuh kembang anak. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melakukan pelatihan dan pengembangan kompetensi staf Kesimpulan: Penerapan Balanced Scorecard di rumah sakit Budi Kemuliaan Batam memberikan kerangka kerja yang komprehensif dan terukur untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit. Ini melibatkan empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Fokus utama adalah pengelolaan biaya dan optimisasi pendapatan, peningkatan kualitas layanan dan kepuasan pasien, efisiensi operasional dan peningkatan teknologi informasi, serta pelatihan dan pengembangan kompetensi staf. Diversifikasi layanan dan peningkatan pelayanan juga merupakan bagian penting dari strategi ini. Kata kunci: Balanced Scorecard, KRIS JKN, Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal


Background: The Ministry of Health has introduced the Standard Inpatient Class (KRIS) to improve the quality of healthcare services in hospitals. For effective implementation and management of KRIS, a comprehensive approach such as the Balanced Scorecard (BSC) is needed. BSC provides a holistic framework for measuring and managing hospital performance from the perspectives of finance, customer, internal business processes, and learning and growth. Objective:. This study aims to identify strategies to increase hospital revenue in the implementation of KRIS-JKN at Budi Kemuliaan Hospital Batam. Methode: This research uses a qualitative approach with a case study design to obtain an overview of the revenue enhancement strategies at Budi Kemuliaan Hospital Batam in the implementation of the KRIS-JKN policy using the Balanced Scorecard Method. The study was conducted from April 2024 to June 2024 Results: In the financial perspective, the strategies implemented are cost management and revenue optimization from JKN services. The customer perspective emphasizes improving service quality and patient satisfaction, which directly impacts increased visits and includes providing effective communication training. The internal business processes perspective involves diversifying services from existing ones, such as opening an executive clinic and a child development clinic. The learning and growth perspective focuses on training and developing staff competencies Conclusion: The implementation of the Balanced Scorecard at Budi Kemuliaan Hospital Batam provides a comprehensive and measurable framework to increase hospital revenue. It involves four main perspectives: financial, customer, internal business processes, and learning and growth. The primary focus is on cost management and revenue optimization, improving service quality and patient satisfaction, operational efficiency and information technology enhancement, as well as staff training and competency development. Service diversification and enhancement are also crucial parts of this strategy Keyword: Balanced Scorecard, KRIS JKN, Financial, Customer, Internal Business Processes

Read More
B-2481
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
B-793
Depok : FKM-UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Brandon Clementius; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Adang Bachtiar, Dumilah Ayuningtyas, Tuan Juniar Situmorang, Fushen
Abstrak:

Latar belakang: Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memberikan manfaat pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS) termasuk pada layanan rawat jalan. Komposisi pasien rawat jalan (RJ) RS UKRIDA hampir seluruhnya menggunakan penjaminan program JKN. Berdasarkan analisa kondisi finansial RS, selain menjaga pemasukan dari program JKN, perlu adanya dorongan pemasukan dari komposisi pasien berbayar pribadi (out of pocket). Secara regulasi, pasien JKN diperkenankan iur biaya untuk layanan rawat jalan eksekutif. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat gambaran serta hubungan kepuasan pengalaman pasien / patient experiential satisfaction (PES), loyalitas pasien (LP), dan willingness to pay (WTP) untuk peningkatan layanan pada pasien layanan RJ RS UKRIDA. Metodologi: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel adalah pasien RJ RS UKRIDA yang menggunakan jaminan program JKN pada lima poli yang ditetapkan. Sampling dilakukan dengan metode convenient sampling selama bulan Mei 2024. Hasil: Persepsi responden terhadap variabel inpenden dari PES sudah baik. PES dan LP juga sudah digambarkan baik oleh responden. Responden juga menunjukkan kesediaan membayar untuk peningkatan layanan yang ditawarkan dengan nilai rerata sebesar Rp 140.968,-. PES berpengaruh positif dan signifikan terhadap LP dan WTP, begitu juga LP terhadap WTP. LP menjadi variabel mediasi yang signifikan untuk hubungan PES terhadap WTP Kesimpulan: RS perlu mempertahankan dan meningkatkan PES dari pasien yang berobat sehingga terbentuk LP yang akan membangun budaya WTP pada pasien JKN untuk peningkatan layanan. Minat bayar tersebut dapat disalurkan melalui pengembangan layanan poliklinik eksekutif di RS Kata kunci: kepuasan pengalaman pasien, loyalitas pasien, kesediaan membayar, layanan rawat jalan, poliklinik eksekutif


Background: National Health Insurance (NHI) program in Indonesia provide health services financing benefit, including services at hospital outpatient clinics. At UKRIDA hospital itself, most patient utilise that NHI benefit. As for that, based on hospital financial condition, NHI patients must be maintained, but on the other side revenue from out-of-pocket patients should be improved. Indonesian health regulation permit hospital to charge extra fees from NHI patients for execuitve services. Therefore, this study picture patient experiential satisfaction (PES), patient loyalty (PL), and patient’s willingness to pay (WTP) for quality improvement at UKRIDA Hospital outpatients setting. Methodology: This is a quantitative cross-sectional study using questionnaire as it’s tool. Samples taken in May 2024 using convenient sampling method from UKRIDA hospital outpatients that utilise NHI benefit for five chosen departement clinics. Results: Respondents rate every PES’s independent construct as good. PES and PL also rated as good. Respondents show willingness to pay for every quality improvement given in the questionairre with average value at Rp 140.968,-. PES found to be significantly influence LP and WTP, as well as LP significantly influence WTP. LP acts as significant mediator for PES to influence patient’s WTP for quality improvement. Conclusion: UKRIDA Hospital need to maintain it’s performance to keep PES, therefore PL is formed. At this state, NHI patient’s WTP for quality improvement expected to be improved. To channel that interest, UKRIDA Hospital should develop executive clinics based on regulation. Keywords: Patient experiential satisfaction, patient loyalty, willingness to pay, outpatient, executive clinic

Read More
B-2473
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
B-804
Depok : FKM-UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Osi Ramadia; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Pujiyanto, Wachyu Sulistiadi, Indro Chayadi Saleh dan Novita Dwi Istanti
Abstrak:
Proses pemulangan pasien rawat inap adalah pelayanan rumah sakit untuk yang melibatkan DPJP, keperawatan, farmasi, administrasi dan pasien. Proses ini berimplikasi pada kepuasan pasien, penumpukan pasien IGD hingga efisiensi pelayanan. Metode lean merupakan metode yang dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan proses ini. Penelitian riset operasional dengan metode lean ini bertujuan untuk menganalisa proses pemulangan pasien rawat inap di RS Restu Kasih. Hasil penelitian: lead time pasien jaminan BPJS yaitu 5 jam 30 menit, jaminan asuransi 5 jam 10 menit dan non-jaminan 4 jam 1 menit. Persentase kegiatan NVA DPJP: 11% jaminan asuransi, 25% jaminan BPJS; keperawatan: 52% non-jaminan, 64% jaminan asuransi, 53% jaminan BPJS; farmasi: 16% non-jaminan, 22% jaminan asuransi, 23% jaminan BPJS; administrasi: 11% non-jaminan, 57% jaminan asuransi, 14% jaminan BPJS; pasien: 51% non-jaminan, 75% jaminan asuransi, 85% jaminan BPJS. Waste pada pasien non-jaminan yaitu 89% motion, 11% waiting; jaminan asuransi yaitu 42% waiting, 32% motion, 16% deffects, 11% inventory; jaminan BPJS yaitu 50% motion, 43% waiting, 7% inventory. Implementasi visual management dan berkoordinasi dengan unit terkait penugasan pada pasien jaminan BPJS menghasilkan penurunan lead time 45% menjadi 3 jam 3 menit dan penurunan kegiatan NVA sebesar 48% dari 2 jam 5 menit menjadi 1 jam 5 menit.

Process of discharging inpatients is hospital service that involves doctors, nurses, pharmacy, administration and patient. This process have implications for patient satisfaction, stagnancy of ER patients and efficiency of services. Lean method could improve quality and efficiency of this process. This operational research study using a lean method approach aims to analyze the discharge process of inpatients at Restu Kasih Hospital. The results show, lead time for BPJS coverage is 5 hours 30 minutes, insurance coverage 5 hours 10 minutes and non-insurance 4 hours 1 minute. The percentage of non-value added activities of doctors: 11% insurance coverage, 25% BPJS coverage; nurses: 52% non-insurance, 64% insurance coverage, 53% BPJS coverage; pharmacy: 16% non-insurance, 22% insurance coverage, 23% BPJS coverage; administration: 11% non-insurance, 57% insurance coverage, 14% BPJS coverage; patient: 51% non-insurance, 75% insurance coverage, 85% BPJS coverage. Waste for non-insurance: 89% motion, 11% waiting; insurance coverage: 42% waiting, 32% motion, 16% defects, 11% inventory; BPJS coverage: 50% motion, 43% waiting,7% inventory. Visual management and coordinating with each unit implementation for BPJS coverage resulting on reducing lead time by 45% to 3 hours 3 minutes and reducing non-value added activity by 48% from 2 hours 5 minutes to 1 hour 5 minutes
Read More
T-6990
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
B-565
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
B-822
Depok : FKM-UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive