Ditemukan 34138 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
ABSTRAK Angka. Kematian Bayi (AKB) Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN. Penyebab utama kematian tersebut adalah penyakit infeksi saluran nafas dan diare yang dapat dicegah antara lain dengan pemberian ASI secara benar, termasuk inisiasi pemberian ASI dalam 30 menit pertama setelah dilahirkan. Seiain dapat mempertahankan kadar hormon prolaktin, pemberian ASI segera akan mencegah pemberian makanan pralakteal pada bayi bam lahir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambamn Serta faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI segera pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianiur tahlm 2007. Desain penelitian ini adalah potong lintang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2007. Data diperolch dari 92 orang ibu post partum yang melahirkan di RSUD Kabupaten Cianjur yang dipilih dengan cara convenience sampling. Sekitar 38% dari respondcn melaksanakan pemberian ASI segera pada bayi baru lahir. Pada analisis bivariat ditemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI segera pada bayi bam Iahir adalah dukungan keluarga dimana seluruh responden mendapat dukungan dari keluarganya dan perilaku penolong persalinan (0R= 0,006, 95%CI 0,00l- 0,032). Pada analisis mullivariat ditemukan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian AS1 segera pada bayi baru lahjr arlalah perilaku penolong persalinan. Berdasarkan hasil penelitian ini disamnkan untuk (1) meningkatkan pengetahuan tentang manfaat kolostrum, kapan bayi hams segera disusui setelah dilahirkan, yang hams dilakukan ibu untuk memperoepat keluamya ASI dan sikap ibu terhadap pentinguya pemberian ASI segera pada bayi bam lahir (2) mendorong penolong persalinan untuk memfasilimsi ibu agar dapat segera menyusui bayi yang baru dilahirkan dan (3) menyempurnakan tata laksana rumah sakit sehingga menunjang pcrnberian ASI segera pada bayi baru lahir.
ABSTRACT The number of infant mortality in Indonesia is the highest among ASEAN countries. The major causal of it is the infection of respiratory system and diarrhea that can be prevented among others by giving the baby suck correctly, and initiation the breastfeeding in the first 30 minutes after natal. This can maintain the level of prolactine hormon and this also will avoid the infant 'fiom accepting pralacteal foodThe research is carried out to find out and get the description of the factors that related to early breastfeeding initiation to newborns in Cianjur General Hospital in 2007. 'l`he design applied in the research is cross sectional. The data is collected from April to May 2007. The data is obtained by involving 92 post partum mothers who deliver the baby in Cianjur General Hospital chosen by using eonvenien sampling. About 38% of the respondent conduct the early breastfeeding initiation to newboms. Through bivariat analysis it is found that the factors related to early breastfeeding initiation to newborns is the support of the family and the behaviour of the midwife (OR=0,006, 95%Cl 0,00l~0,032). In multivariate analysis, it is found that the most dominant factor related to early breastfeeding initiation to newboms is the behaviour ofthe birth helper. Based on the result of the research, it is suggested (l) to enlarge the knowledge related to the function of colostrums andthe baby is breastfeed as soon as possible to accelerate the breast milk produced, also the attitude of mother toward the importance of breasfeeding for neonatal infant (2) to motivate the midwife and birth helper in order to facilitate the mother to give the suck as soon as possible to her baby, and (3) to complete the hospital facility that support breastfeed is easy to be conducted.
Sekitar 80% kematian maternal disebabkan secara langsung oleh komplikasi obstetri yaitu: perdarahan (25%), sepsis (15%), abortus tidak aman (13%), hipertensi pada kehamilan, eklampsia (12%), dan persalinan macet (8%). Di Indonesia eklampsia sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil dan ibu bersalin disamping penyebah kematian maternal yang lain. Insiden eldampsia/preeklampsia di rumah sakit makin lama semakin meningkat. Di negara berkembang maupun maju 5-17% dari penderita eklampsia akan meninggal. Mereka yang berhasil hidup mungkin akan mengalami komplikasi berupa kelumpuhan, kebutaan, atau tekanan darah tinggi kronis, dan gangguan fungsi ginjal. Ibu dengan komplikasi akan meninggal apabila terlambat menerima pelayanan standar. Terdapat tiga faktor penyebab kematian ibu akibat PEB yang dapat dihindarkan, yaitu masalah yang berhubungan dangan pasien, masalah administnltif, dan masalah yang herhubungan dengan petugas kesehatan. Penelitian ini hertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang herlmbungan dengan kejadian komplikasi PEB pada ibu hersalin di RS wilayah Kabupaten Karawang, serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan pengaruhnya. Desain penelitian ini adalah cross sectional terhadap 100 ibu hamil dengan PEB yang dirujuk oleh bidan ke Rumah Salit di Wilayah Kabupaten Karawang. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 31% ibu hamil dengan PEB yang mengalami komplikasi. Analisis bivariate melalui uji chi square menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubunga bermakna dngan kejadian komplikasi PEB adalah riwayat ANC (nilai p=0,03), penghasilan keluarga (0,00), pendidikan bidan (0,01), penatalaksanaan pra rujukan (0,01).lama waktu penatalaksanaan oleh bidan merupakan factor yang paling dominan dengan OR 38,33. Mengacu pada hasil penilitian di atas maka disarankan agar bidan segera merujuk ke rumah sakit bila menjumpai ibu hamil dengan PEB, dilakukan penatalaksanaan sesuai standar, menyediakan prosedur tetap penatalaksanaan preeclampsia berat, bidan senantisa meningkatkan ilmu pengetahuan dengan jalan mengikuti pendidiksn ke jenjang yang lebih tinggi, perlu mengadakan penyuluhan yang lebih intensif agar ibu hamil mau melakukan ANC minimal 4 kali selama hamil. Hendaknya IBI Cabang Karawang memantau / memverifikasi penerapan prosedur tetap di tempat praktek bidan. Hendaknya RS selalu mempematikan prosedur tetap dalam memberikan pelayanan khususnya kepada ibu dengan PEB. Serta agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang menyelenggarakan program pelatihan LSS bagi bidan yang belurn pemah mengikuti pelatihan LSS.
Approximately 80% of maternal death is directly caused by obstetrics complication, namely: bleeding (25%), sepsis (15%), unsafe abortion (13%), pregnancy hypertension, eclampsia (12%) and delivery intervention (8%). Today, in Indonesia, eclampsia still becomes one of the cause of pregnancy and maternal death besides other maternal death causes. Eclampsia/Pre-Eclampsia incidents in hospitals are gradually increasing. In developing and developed countries. 5 ? 17% of eclampsia patients will die. Those who survive may experience complication such as paralysis. blindness, or chronic hypertension, and kidney function disorder. Mother with complication will be die if she does not get standard service on time. There are three factors causing maternal death because of SPE that can be hindered, i.e: problems related with patient, administrative problems.and problems related to health officials their knowledge by oontinuing their study to higher education, conduct more intensive compaign so- that pregnant women will have ANC at least 4 times during their pregnancy. IBI at Karawang district should analyze/verify th(! implementation of standard procedure in midwife>s practice. Hospitals pay attention to standard procedure in giving special service for SPE's pregnant mother. Hopefully Health Department of Karawang district facilitates midwives to improve their education level, namely three-year diploma program (D3), four-year diploma program (D4), Graduate program or Master of Midwifery program.
The focus of this study is description of babies with low birth weight adn related factors. This research is quantitative with a cross-sectional design and sample size 105. The place of research in Tebet sub district health centers using secondary data from the period of January to October in 2013. The Data are maternal age, education level, employment status, maternal anemia, pre-pregnant BMI, gestational age, weight gain corresponding pre-pregnant BMI, parity and delivery of iron tablet.
Pre eklampsia adalah kondisi yang ditandai siengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang nyata pada ibu 6ami1. Rlie eklampsia dan eklampsia menjadi sala h satu penyebab kematian ter&anyak di rumah sakit aengan persentase kasus sekitar 30%. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mencari faktor-faktor, yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan preeklampsta be at di RSUD Tangerang. Faktor terbagi menjadi 3 kategori yaitu faktor ibu (umur, padtas, riwayat abortus, riwayat dm, riwayat hipertensi, dan riwayat hipertensi dalam kelu ga), faktor penanganan pra rumah sakit (perujuk, penatalaksanaan pra rs dan lama waktu merujuk) dan aktor penanganan di rumah sakit (pemberian obat perawatan di ICU cara dan waktu terminasi kehamilan dan komplikasi). Metode: Desain penelitian adalah kasus kontrol. Kasus adalah "bu yang meninggal karena pre eklampsia berat, dan kontrol adalah ibo pre eklampsia berat yang bertahan hidup. Sampel penelitian terdiri dari 73 kasus dan 'J3 kontrol. Data diambil dengan menggunakan kuesioner berdasarkan informasi yang disarikan dari data rekam medis pasien 2005-2008. Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan pre eklampsia berat di RSU Tangerang adalah riwayat hipertensi dalam keluarga (p=0,013, OR 0,147;95 % CL 0,032-0.684). Pemberian obat di Rumah Sakit rangkaian tindakan penanganan pra rumah sakit dan selama di rumah sakit (continuum of care). Keberhasilan penanganan komplikasi tidak terlepas dari rangkaian kegiatan, yang diharapkan sejak awal patuh pada prosedur tata laksana yang ada, sekaligus didukung dengan kesiapan fasilitas kesehatan (rumah sakit) dalam menangani kasus.
