Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25073 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Hanafi; Pembimbing: Sumedi Sudarsono; Penguji: Sri Adi Sularsito, Dewi S. Soemarko
Abstrak:

Tenaga kerja informal dimanfaatkan oleh pabrik pembekuan hasil laut seperti ikan, udang, cumi, rajungan, skalop pada tahap pembersihan sebelum proses pembekuan. Tenaga kerja informal umumnya mengeluh gatal pada tangan dalam bentuk dermatitis kontak, berobat dengan biaya sendiri. Tenaga kerja ini diupah secara harian.

Pada bulan Desember 1999 dilakukan pemagangan di pabrik pembekuan hasil laut "A" Jakarta selama satu bulan lebih. Merupakan studi kasus dengan tahapan identifikasi permasalahan, intervensi, evaluasi.

Identifikasi permasalahan dengan teknik kriteria matriks, didapatkan dermatitis kontak pada delapan responden dari lima belas tenaga kerja informal yang seluruhnya wanita. Prevalensinya 53,33%. Pajanan yang dialami yaitu faktor fisik berupa trauma mikro dari bagian tubuh hasil laut. Tekanan, gesekan bagian tubuh hasil laut dan alat bantu proses pembersihan. Kotoran lumpur hasil laut, pecahan es batu, suhu dingin, air, kaporit. Waktu dan rentetan kontak dialami tenaga kerja ini. Diagnosis dermatitis kontak berdasarkan anamnesis dan gambaran Minis. Bila dibandingkan dengan sebelas orang tenaga kerja tetap wanita yang tidak mengerjakan proses pembersihan, prevalensi dermatitis kontak 9,09%. Uji Fisher's Exact didapatkan p = 0,024. Pekerjaan proses pembersihan berisiko menimbulkan dermatitis kontak.

Prioritas intervensi berdasarkan teknik kriteria matriks. Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dermatitis kontak serta upaya pencegahannya. Uji t berpasangan didapatkan p < 0,01.

Pemakaian sarung tangan dan pengobatan dapat menurunkan kasus dermatitis kontak tenaga kerja informal di pabrik "A".


Informal workers are used by the company to freeze marine source such as fish, shrimp, squid, crab, scallop, in cleaning process before freezing takes place. Informal workers usually experience some itchy on their hands which are in forms of contact dermatitis, cured with own expenses. These workers are paid daily.

In December 1999 for more than one months. There's an industrial training done at freezing company "A". It is a case study with problems identification, intervention and evaluation processes.

Problems identification with matrix technical criteria results in contact dermatitis on 8 from 15 informal workers respondents which all are women. The prevalence is 53,33 %. Exposed is physical factor in forms of micro trauma from parts of marine source body. Pressure, scratch from marine source body and cleaning processing tools. Mud in marine source, ice cube piece, cold temperature, water, calcium hypochlorite. These workers also experience time and continuous contact. Contact dermatitis diagnose is based on anamnesis and clinical background. Compared to another 11 fixed women workers who do not do cleaning, contact dermatitis prevalence is 9,09 %. Statistic test Fisher's Exact shows p = 0,024. Cleaning process is therefore due to contact dermatitis risks.

Intervention priority is chosen based on matrix technical criteria. Seminar can develop knowledge about contact dermatitis disease and the prevention efforts. Statistical test show p<0, 01.

The usage of personal protection equipment such as gloves and cure can reduce cases for contact dermatitis informal workers in factory "A".

Read More
T-1231
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rudi Ruhdiat; Pembimbing: Hendra; Penguji: Fatma Lestari, Tata Soemitra
Abstrak:

Penyakit kulit akibat kerja merupakan tiga besar penyakit akibat kerja yang banyak dilaporkan. Penyebab yang paling banyak terjadinya dermatitis kontak dengan bahan kimia, yang menyebabkan dermatitis kontak sebanyak 80%. Dermatitis kontak akibat kerja akan menyebabkan gangguan kenyamanan dan penurunan produktifitas kerja sehingga perlu diketahui dan dikendalikan. Penelitian ini merupakan sebuah observasi bersifat deskriptif yang dilihat secara cross sectional di laboratorium kimia di Jawa Barat tahun 2006. Tujuan utama untuk melihat faktorfaktor yang mempengaruhi dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja laboratorium kimia di PT Sucofindo. Dengan subyek penelitian adalah populasi pekerja analis. Seluruh subyek di wawancarai dengan kuesioner dan dilakukan pemeriksaan fisik ujud kelainan kulit. Suhu dan kelembaban udara dilihat dari data sekunder yang dilakukan oleh perusahaan setiap bulan. Dari 61 subyek penelitian yang diwawancara dan diperiksa, 100% kontak dengan bahan kimia, 86,86% dermatitis kontak akibat kerja, dengan insidensi rate sebesar 75,41 per seratus pekerja dan prevalensi rate sebesar 86,88 perseratus pekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dermatitis kontak adalah lama kontak, frekuensi kontak, dan pemakaian APD (sarung tangan dan jas lab). Resiko terjadinya dermatitis kontak, sebesar 116 kali pada pekerja tanpa APD, sebesar 3,9 kali pada pekerja dengan riwayat atopi, dan sebesar 0,4 kali pada pekerja mempunyai perilaku mencuci tangan. Kesimpulannya adalah insidensi dan prevalensi rate dermatitis kontak akibat kerja di PT Sucofindo Laboratorium masih tinggi. Dengan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah adanya kontak, pemakaian alat pelindung diri, lama kontak dan frekuensi kontak, dengan faktor yang paling dominan adalah pemakaian alat pelindung diri. Saran-saran perlu ditingkatkannya kepedulian manajemen terhadap bahaya kontak dengan bahan kimia. Melakukan review standar operasi prosedur pemakaian sarung tangan menurut jenis dan kegunaannya. Training bagi semua pekerja mengenai bahaya kontak bahan kimia, dan perlu peningkatan program peduli kesehatan kulit sebagai upaya preventif terjadinya dermatitis kontak akibat kerja.


Work related skin disease is reported as top three of occupational disease. The most happening of occupational contact dermatitis due to contact with chemicals, causing contact dermatitis as approximately 80%. Occupational contact dermatitis will influence work and reduce productivity therefore it is important to recognize and controlled.This research represent a observation have the character of descriptive seen by cross sectional at a chemical laboratory in West Java in 2006. Especial target: to see factors influencing occupational contact dermatitis at worker of chemical laboratory in PT Sucofindo. By subject research is worker of analyst at chemical laboratory. All subject in holding an interview with using questioner and conducted by physical examination of existence of husk disparity. Temperature and humidity are obtained from data of secunder done by company each month. From 61 subject of research interviewed and checked, 100% contact with chemicals, 86,86% occupational contact dermatitis, by incidence rate equal to 75,41 1 100 workers and prevalence rate equal to 86,88 1 100 worker. Factors influencing the happening of contact dermatitis duration of contact, frequency of contact, and usage personal protective equipment (gloves and lab coat). Risk of contact dermatitis, equal to 116 times worker without personal protective equipment, equal to 3,9 times of worker with history atopy, and equal to 0,4 times worker have personal hygiene. Conclusion of research is still height rate of incidence and prevalence rate of occupational contact dermatitis in PT Sucofindo Laboratory. The most dominant factors is usage of personal protective equipment (gloves and lab coat). With suggestion require to improve of caring management to dangerous chemical especially it contact with them. Standard operating procedures must be reviewed usage of gloves according to his usefulness and type. Training must be conducted to improve appropriate program in order to prevent occupational contact dermatitis.

Read More
T-2229
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agustina Nur Salamah; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Yovsyah, Kurniawan
Abstrak: ABSTRAK
 
 
Dermatitis kontak merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dilaporkan diantara para pekerja konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kejadian dermatitis kontak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pekerja konstruksi PT Waskita Karya proyek pembangunan World Class University. Metode untuk pengumpulan data adalah kuesioner dimana responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan. Hasil survei menunjukkan prevalensi dermatitis kontak adalah 34,9%. Sebanyak empat faktor yang diteliti tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan dermatitis kontak. Empat faktor yang diteliti adalah lama bekerja, riwayat atopi, penggunaan APD dan higiene perorangan.
 

 
ABSTRACT
 
 
Contact dermatitis is one of the most frequently reported health problems among construction workers. The objective of this research is to see the incidence of contact dermatitis and to investigate factors related to contact dermatitis among construction workers at PT Waskita Karya World Class University project. Methodology used for data collection was using a questionnaire in which respondents were asked to fulfill a self-completion questionnaire. The analytical result showed the prevalence of contact dermatitis is 34,9%. There are 4 (four) factors were investigated which are not significantly related to contact dermatitis. They are working period, history of atopy, the use of PPE (Personal Protective Equipment), and personal hygiene.
Read More
S-7300
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fajar Afifatur Rahmah; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Dadan Erwandi, Jimmy Tiarlina, Astuti
Abstrak: PT X merupakan perusahan fabrikasi plat baja yang dalam produksinya terdapat proses pengecatan. Proses pengecatan terjadi pada area painting 1 dan 2. Berbagai faktor risiko kesehatan dapat terjadi akibat kontak dengan bahan kimia, salah satunya yaitu dermatitis kontak. Berbagai faktor dapat menyebabkan dermatitis kontak, faktor individu dan faktor pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan faktor dermatitis kontak pada pekerja area painting PT X tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh pekerja di area painting yang berjumlah 69 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan dokumen klinik perusahaan. Hasil penelitian yaitu Prevalensi dermatitis kontak pada pekerja area painting di PT X berdasarkan data primer adalah 31,9% dan data sekunder perusahaan Januari-Oktober tahun 2022 adalah 7,25%. Gambaran faktor individu terbanyak adalah usia <35 tahun, jenis pekerjaaan adalah operator, responden tidak memiliki riwayat atopi, personal hygiene responden baik dan selalu memakai APD sedangkan gambaran faktor pekerjaan terbanyak adalah lama kontak ≥ 6jam/hari, masa kerja <11 tahun, dan frekuensi kontak ≥5 kali/hari. Analisis inferensial terdapat hubungan kejadian dermatitis kontak dengan faktor individu yaitu jenis pekerjaan dan riwayat atopi serta terdapat hubungan kejadian dermatitis kontak dengan faktor pekerjaan yaitu lama kontak dan frekuensi kontak. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dermatitis kontak yaitu mengkomunikasikan bahaya ditempat kerja, melakukan penyuluhan personal hygiene dan risiko kesehatan yang dapat terjadi, menyediakan APD yang tepat sesuai jenis bahan kimia serta edukasi penggunaan APD dengan benar, dan menginformasikan pekerja agar segera berobat jika terdapat gejala dermatitis kontak.
PT X is a steel plate fabrication company that produces a painting process. The painting process occurs in painting areas 1 and 2. Various health risk factors can occur due to contact with chemicals, one of which is contact dermatitis. Multiple factors can cause contact dermatitis, including individual factors and occupational factors. This study will analyze the determinants of contact dermatitis in PT X painting area workers in 2022. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. The population and sample of this study were all workers in the painting area, totaling 69 people-data collection using questionnaires, observations, and company clinical documents. The study results are that the prevalence of contact dermatitis in painting area workers at PT X based on primary data is 31.9% and secondary company data from January to October 2022 is 7.25%. The description of the most individual factors is age <35 years, the type of work is operator, the respondent has no history of atopy, the personal hygiene of the respondents is good and always uses PPE, while the description of the most occupational factors is the length of contact ≥ 6 hours/day, working period <11 years, and frequency contact ≥5 times/day. The inferential analysis found a relationship between the incidence of contact dermatitis and individual factors, namely the type of work and history of atopy. There was a relationship between the incidence of contact dermatitis and occupational factors, namely contact duration and frequency of contact. Efforts that can be made to prevent contact dermatitis include communicating hazards in the workplace, conducting personal hygiene education and health risks that can occur, providing appropriate PPE according to the type of chemical and educating workers on the correct use of PPE, and informing workers to seek treatment immediately if they have symptoms contact dermatitis.
Read More
T-6520
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silvina Murniati; Pembimbing: Hendra; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Devie Fitri Octaviani
S-7804
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wisnu Nuraga; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Hendra, Wiwiek Pujiastuti
Abstrak:

Dermatitis kontak akibat kerja merupakan salah satu penyakit kelainan kulit yang sering timbul pada industri dimana dapat menurunkan produktifitas pekerja. Dermatitis kontak akibat kerja terjadi oleh karena pekerja kontak dengan bahan kimia termasuk Iogam sehingga menimbulkan kelainan kulit yaitu dermatitis kontak akibat kerja. Tujuan utama penulisan ini adalah untuk diketahuinya factor-faktor yang mempengaruhi dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja yang terpajan bahan kimia di PT Moric Indonesia Cibitung Jawa Barat tahun 2006. Penelitian bersifat deskriptif. Subyek penelitian diambil secara acak dengan stratified random sampling yang berjumlah 54 responden. Hasil dari penelitian yang semuanya kontak dengan bahan kimia termasuk logam, 74,07% (40 pekerja) mengalami dermatitis kontak akibat kerja : akut 25,92% 14 pekerja, sub akut 38,9% (21 pekerja), dan kronik 9,25% (5 pekerja) adalah subyek penelitian yang mengalami dermatitis kontak. Berdasarkan analisis statistic multivariat terdapat 3 faktor yang sangat mempengaruhi kejadian dermatitis kontak ini yaitu: lama kontak, frekuensi kontak, dan yang paling dominan adalah penggunaan alat pelindung diri (APD). Kesimpulan dari penelitian ini adalah insidensi rate 64,81% per seratus pekerja, dan prevalensi rate 74,07% per seratus pekerja, Untuk meminimalisasi dermatitis kontak dengan meningkatkan kesadaran pekerja dengan penggunaan sarung tangan yang tepat, berdasar pengetahuan pekerja yang baik.

Read More
T-2466
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chocky charly Raja Nasution; Pembimbing: Hendra; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Rudal Triawan
S-7556
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rindy Noviyanti Pramita; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Ike Pujriani
S-8051
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Iqbal Mikhafasa; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Yuni Kusminanti
S-5779
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanny Ratna S; Pembimbing: Astrid B. Sulistomo
T-973
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive