Ditemukan 34188 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Hasil analisis menemukan bahwa sebagian besar ibu di wilayah perkotaan tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan cukup tinggi. Setelah dikontrol oleh variabel umur ibu, statuspekerjaan ibu, jumlah anak, pelayanan antenatal dan pemberian ASI segera, ibuyang mengalami kehamilan tidak diinginkan cenderung tidak memberikan ASIeksklusif pada kelompok umur 20-35 tahun, tidak bekerja, dan pelayanan antenatal sesuai K4, sedangkan cenderung memberikan ASI eksklusif pada kelompok umur kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun, bekerja, dan pelayanan antenatal tidak sesuai K4.
Kata kunci : Kehamilan tidak di inginkan, ASI eksklusif, perkotaan
Exclusively breastfeeding have an important role to maintain health and thesurvival of the infant. However, the prevalence of exclusively breastfeeding inIndonesia particularly in the urban areas is quite low. Meanwhile, the incidence ofunintended pregnancy in Indonesia is quite high. This research aims to know thedescription of unintended pregnancy and its association to exclusively breastfeeding. Research is using cross sectional design study which use thesecondary data analysis of National Basic Health Research 2010.
Results of theanalysis found that most of the mothers in urban areas were not exclusively breastfeed their baby and the incidence of unintended pregnancy is quite high.After controlled by maternal age, maternal employment status, parity, antenatalcare, and immediate breastfeeding, mothers with unintended pregnancy were lesslikely to breastfeed their baby if their age were under 20 and above 35 years old,unemployed, and did not access adequate antenatal care, whereas mothers weremore likely to breastfeed if their age were 20-35 years old, employed, and did notaccess antenatal care.
Keywords : Unintended pregnancy, exclusively breastfeeding, urban areas
Kehamilan tidak diinginkan di Indonesia belum menunjukkan perubahan yang konsisten dari 2002 hingga 2019 (BKKBN, 2019). Dominasi kehamilan tidak diinginkan terjadi pada kelompok usia berisiko tinggi (56% kasus) (BKKBN, 2012, 2017) dan cenderung lebih banyak ditemukan di perkotaan Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak diinginkan yaitu penggunaan kontrasepsi modern. Penelitian ini dilakukan untuk melihat besar hubungan yang terjadi antara penggunaan kontrasepsi modern dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan pada wanita kelompok usia berisiko tinggi di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Desain studi pada penelitian ini merupakan cross sectional dengan analisis menggunakan chi square dan regresi logistik. Data yang digunakan merupakan data SDKI 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa wanita usia risiko tinggi di wilayah perkotaan Indonesia yang tidak menggunakan kontrasepsi memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami kehamilan tidak diinginkan (OR: 0.76; 95% CI: 0.588-0.977). Sedangkan wanita usia risiko tinggi di wilayah pedesaan Indonesia yang tidak menggunakan kontrasepsi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kehamilan tidak diinginkan (OR: 1.66 95% CI: 1.035-2.648).
Unintended pregnancies in Indonesia have not shown consistent changes from 2002 to 2019 (BKKBN, 2019). In addition, unintended pregnancies mostly occur in the high-risk age group (56% of cases) (BKKBN, 2012, 2017). One of the factor that can influence incident of unintended pregnancy is the use of modern contraception. In Indonesia unintended pregnancies tend to be more common in urban areas. This research was conducted to see the relationship between modern contraception use and the incidence of unintended pregnancies in women in high-risk age groups in urban and rural areas of Indonesia. The study design in this research is cross sectional and data will be conducted with chi square and logistic regression. The data used in this research is the 2017 IDHS. The results show that women of high risk age in urban areas of Indonesia who do not use contraception have a lower risk of experiencing unwanted pregnancy (OR: 0.76; 95% CI: 0.588-0.977). Meanwhile, women of high risk age in rural areas of Indonesia who do not use contraception have a higher risk of experiencing unwanted pregnancy (OR: 1.66 95% CI: 1.035-2.648).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan besar risiko kehamilan tidak diinginkan untuk melahirkan berat bayi lahir rendah berdasarkan persepsi ibu di Indonesia tahun 2010 beserta faktor-faktor perancunya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dengan menggunakan desain penelitian kohort retrospektif. Berdasarkan hasil analisis multivariat ditemukan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai odds melahirkan bayi BBLR berdasarkan persepsi ibu sebesar 1,27 kali dibandingkan dengan ibu yang mengalami kehamilan diinginkan setelah dikontrol oleh umur ibu, umur kehamilan, frekuensi periksa hamil (ANC) dan jumlah pil zat besi. Dan pada model probabilitas didapatkan risiko ibu dalam melahirkan bayi BBLR pada kelompok kehamilan tidak diinginkan lebih tinggi dibandingkan kelompok kehamilan diinginkan, masing-masing kelompok dengan asumsi umur ibu tidak berisiko (20-34 tahun), umur kehamilan cukup bulan, frekuensi ANC adekuat minimal 4 kali dan pil zat besi minimal 90 hari.
This study aims to describe and the risk of unwanted pregnancies to delivering low birth weight by mother's perceived in Indonesia and by its confounders. This study is a secondary data analytic Health Research Association (Riskesdas 2010) in 2010 by using a retrospective cohort study design. Based on the results of multivariate analysis found that women with unwanted pregnancies have odds of LBW babies by mother's perception is 1,27 times compared to women with wanted pregnancies after controlled by age, gestation's age, frequency of antenatal care (ANC) and number of iron pills. And the probability model obtained maternal risk in low birth weight babies in the group of unwanted pregnancies is higher than the wanted pregnancies with assumptions age, gestation's enough month, an adequate frequency of antenatal care (ANC) and number of iron pills minimal 90 days.
