Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 41039 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Welly Faruli; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ema Hermawati, Dedi Haryadi
Abstrak: Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada balita. Selama tiga tahun berturut-turut menduduki urutan pertama dari sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi partikulat (PM10) udara dalam rumah dengan infeksi saluran pernafasan akut di wilayah kerja Puskesmas Karawang Kabupaten Karawang. PM10 diukur di ruangan balita sering tidur dan dilakukan satu kali di setiap rumah responden. Waktu pelaksanaan penelitian antara bulan Pebruari-Mei 2014. Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 130 orang. Hasil analisis memperlihatkan bahwa 82,3% balita yang diteliti mengalami ISPA dan83,1% balita tinggal di dalam rumah dengan konsentrasi PM10> 70 μg/m3. Risiko balita untuk mengalami ISPA adalah sebesar 1,44 kali pada balita denganPM10>70 μg/m3; 2,39 kali pada balita dengan dinding rumah tidak memenuhi syarat;2,29 kali balita dengan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat; 10,10 kali pada balita yang terdapat penderita ISPA serumah; dan 1,47 kali pada balita yang tidak mendapat imunisasi lengkap. Kata kunci : Balita, ISPA, PM10
Acute Respiratory Infection is one of the causes of morbidity and mortality ininfants. For three consecutive years ranked first of the ten most diseases in PHCFalkirk.This study aims to determine the relationship between the concentrated ofparticulate matter (PM10) in the air with acute respiratory tract infections inPuskesmas Karawang, Karawang regency. PM10 was measured at room toddlersoften sleep and performed once in each respondent's house. The timing of thestudy between the months of February-May 2014. This study designed using crossdesign sectional by sample size of 130 people. The results show that 82.3% oftoddler were studied experienced ISPA and 83.1% of toddler living in homes withconcentrations of PM10> 70 μg/m3. Toddler risk for experiencing ISPA is 1.44times the toddler with a PM10> 70 μg/m3; 2.39 times the toddler with a wall of thehouse does not qualify; 2.29 times with a density the occupancy toddler does notqualify; 10.10 times in toddlers ISPA patients who are at home; and 1.47 times intoddler who do not get complete immunization.Keywords: Toddler, ARI, PM10
Read More
S-8262
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fuad Nazar Mukti; Pembimbing: Sri Tjayanti Budi Utami; Penguji: Budi Hartono, Didi Purnama
S-9435
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lindawati; Pembimbing: Rachmadi Purwana, Ratna Juwita Hatma; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Euis Saadah Hernawati, Edwan NS
T-3287
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Putu Sri Wahyuni; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Retno Maharsi
S-8141
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Martini Dwiningsih; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Widyawati
S-4603
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ridcho Andrian; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
S-8280
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyu Danil; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Zakianis, Bety, Setyorini
S-5574
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fathimi; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Ema Hermawati, Didik Supriyono, Iman Surahman
Abstrak: Pendahuluan: ISPA sering disalahartikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas, padahal ISPA tidak hanya menyerang saluran pernafasan atas namun juga mencakup saluran pernafasan bawah. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak hingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli beserta adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor karakteristik individu dan lingkungan terhadap kejadian ISPA pada balita. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study (studi potong lintang), jumlah sampel 163 balita, lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pancasan, waktu penelitian dari tgl 27 April-30 Mei 2019. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 41,1% balita menderita ISPA, secara statistik variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA adalah jenis kelamin (OR:2,89) dan umur (OR:2,04). Kesimpulan: Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita baik dari karakteristik balita, karakteristik orangtua, karakteristik lingkungan fisik rumah dan sarana pelayanan kesehatan itu sendiri. Saran: Pentingnya peran petugas kesehatan terutama meningkatkan kesadaran orangtua dalam memelihara dan menjaga kesehatan anak, memelihara kesehatan lingkungan serta adanya kerja sama lintas program serta lintas sektor
Read More
T-5604
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Efi Kurniatiningsih; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Ema Hermawati, Leo Hariono
Abstrak: Konsentrasi PM2,5 dalam ruang mempengaruhi kesehatan apabila terhirup oleh manusia terutama pada kelompok rentan seperti balita. Balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2.5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko terhadap kejadian gejala ISPA. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional pada balita diwilayah kerja Puskesmas Mekarmukti yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di desa Mekarmukti, Pasirgombong dan desa Wangunharja sebanyak 130 orang. Penentuan gejala ISPA pada balita berdasarkan hasil wawancara dan observasi menggunakan kuesioner sedangkan pengukuran konsentrasi PM2,5 dalam ruang menggunakan Haz dustEPAM 5000.Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gejala ISPA pada balita (8,47 ; 3,52-20,36). Faktor lain yang mempengaruhi adalah statusmerokok (1,38; 0,58-3,26), jenis kelamin (1,22; 0,58-2,55), status gizi (1,64; 0,56-4,84), suhu (2,48; 0,97-6,32) dan kelembaban (1,96; 0,89-4,34). Analisis multivariat menunjukkan bahwa balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko 15,71 kali mengalami gejala ISPA setelah dikontrol dengan variabel kelembaban dan pendapatan orang tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi PM2.5 dengan kejadian gejala ISPA pada balita. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan terhadap efek PM2.5 dengan konseling kesehatan lingkungan dan peningkatan promosi kesehatan terkait faktor risiko gejala ISPA pada balita
Read More
T-6447
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Robi`ur Rosyid; Pembimbing: I Made Djaja, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Budi Haryanto, Ali Isha Wardana, Ika Lastyaningrum
T-4389
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive